Down

440 68 39
                                    

"Irene maafkan aku"

Kenapa Mino meminta maaf pada dirinya? Apa ada yang salah? Bahkan ia saja tidak merasa jika Mino berbuat salah pada nya.

Irene sangat bingung dengan ucapan Mino. Mino yang mengetahui bahwa Irene bingung dengan ucapannya langsung saja ia memperjelas dari ucapannya tersebut.

"Maafkan aku, jika aku mengatakan pada ayahku jika kau adalah kekasih ku"

Ahh ternyata Mino meminta maaf tentang itu. Hampir saja Irene berpikir yang tidak tidak. Dan sekarang ia bisa bernafas lega.

"Ahh haha tak apa Mino"

"Tapi jika kau mau ya tak apa"

Irene mengernyit bingung. Maksud tak apa dari Mino itu apa? Pikirnya.

Mino yang melihat wajah berubah Irene langsung terkekeh pelan sembari berdiri dari kursi.

"Haha sudahlah lupakan saja, segitu bingung nya kau dengan perkataan ku"

"Aku pergi dulu, ada yang ingin kutemui bersama ayahku" lanjut Mino sebelum ia meninggalkan Irene yang masih terlihat bingung.

Irene menatap punggung pria itu yang sudah tidak terlihat lagi saat Mino keluar dari pintu ballroom ini.

Irene masih tersenyum manis. Ia baru menyadari jika Mino mengatakan kalimat yang membuat jantung nya berdegup kencang.

Apa lelaki itu menyukai dirinya? Apakah kalimat tadi sebuah tanda bahwa ia menyukai nya?

Pikiran Irene sudah tak karuan hanya karna kalimat Mino yang beberapa menit lalu ia lontarkan.
Wajah nya masih terlihat berseri, menampakkan suasana hatinya yang sangat bahagia.

"Ahh dimana dia"

Keluh seorang gadis yang sedari tadi mengedarkan pandangannya hanya untuk mencari seseorang.

Seseorang yang dicarinya belum terlihat sama sekali. Bahkan pemilik perusahaan ini juga tak terlihat. Dimana mereka?

Jennie menghentikan pandangannya kearah ujung sebelah pintu ballroom itu.

Terlihat Mino berdiri dengan ayahnya tak jauh dari keberadaan Jennie sekarang.

Lantas Jennie langsung menghampiri kedua orang itu. Dan menyapa nya sekedar berawalan dari percakapan.

"Heii Jennie, bagaimana kabar mu"

Ji Young yang melihat Jennie duluan langsung menyapanya yang membuat Mino harus melihat ke arah gadis itu.

"Ohh Tuhan, bagaimana dia bisa berada disini" batin Mino saat melihat jennie yang sudah berada di hadapannya.

Sejujurnya Mino tak ingin bertemu lagi dengan Jennie paskah kejadian beberapa hari yang lalu.

Mino tak ingin hatinya kembali menyukai gadis di depannya ini. Ia harus bisa melupakan perasaan itu. Dan ia harus juga mengingat jika hatinya sudah memilih gadis lain. Bae Irene.

"Ahh baik Tuan, terimakasih Tuan sudah mengundang saya kesini"

Mengundang? Jadi? Ayahnya sendiri yang mengundang gadis ini? Apa yang ingin dilakukan ayahnya ini. Pikir Mino.

Mino hanya mendengarkan mereka berdua berbincang. Ia ingin sekali pergi dari sini. Bahkan ia ingin menemui Irene lagi. Namun ayahnya langsung berkata

"Mino, ajaklah Jennie berkeliling perusahaan ini. Dan sekalian antarlah dia pulang ketika kalian sudah selesai. Mengerti"

"Aku tak bisa yah, banyak yang harus ku temui" ucap Mino saat hendak melangkahkan kakinya.

Jennie yang melihat Mino hendak pergi langsung saja ia memegang lengan Mino.

"Mino aku ingin melihat lihat perusahaan ini, bisa kah kau bantu aku mengantarkan nya"

Ucapan Jennie terlalu lembut baginya. Nada bicaranya seperti memohon sekaligus memaksa.

Irene melihat jam tangannya yang melingkar ditangan kirinya. Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 KST.

Ia harus pulang karna hari sudah semakin malam. Ia tak ingin ketinggalan bus atau semacamnya. Bahkan taksi sudah jarang ada jika sudah jam segini.

Sebelum Irene keluar dari ballroom ia harus menemui atasannya, Tuan Siwon. Untuk berpamitan pulang duluan.

Tak butuh harus mencari cari keberadaan Tuan Siwon sekarang. Ia sudah melihat di depannya keberadaan Tuan Siwon dengan Tuan Ji Young yang sedang berbincang.

Irene melangkahkan kakinya menghampiri mereka yang berada tak jauh darinya.

"Hmm Tuan, saya pulang duluan karna jam sudah menujukkan 10 malam" ucap Irene setelah sampai di hadapan mereka.

Siwon yang mendengar pamitan dari Irene langsung mengiyakan sembari tersenyum manis pada Irene.

Begitu pula dengan Ji Young. Ia juga tersenyum pada Irene sebelum Irene melangkahkan kakinya keluar dari ballroom.

Irene melihat sekeliling nya. Ia tak mendapati keberadaan Mino. Kemana dia? Pikirnya.

Belum sempat Irene melangkahkan kaki nya. Ia mendengar suara sekaligus dua orang yang menghampirinya. Ahh bukan menghampiri dirinya melainkan menghampiri Tuan Ji Young.

"Tuan saya pamit untuk pulang duluan"

"Ahh iyaiya Terimakasih sudah datang kemari Jennie. Aku berharap kamu semakin dekat dengan anakku. Mino antarkanlah Jennie sampai kerumah dengan selamat oke"

"Ahh sama sama Tuan, saya juga senang sekali karna bisa di undang kemari"

Irene yang mendengar itu langsung melihat ke arah pembicara tersebut. Dan betapa terkejut nya yang pembicara tersebut adalah perempuan yang beberapa hari lalu ia lihat bersama Mino di cafe dan di samping nya ada Mino juga. Sekarang mereka seperti prangko, Jennie yang sedari tadi mengandeng lengan Mino sembari tersenyum manis kepada Mino.

Sakit? Iya hatinya sakit? Sakit sekali. Baru saja ia berbincang dengan Mino dengan senyuman itu. Namun sekarang senyuman itu sudah di berikan kepada gadis lain.

Setelah ia melihat tingkah Jennie terhadap Mino yang selalu bergelayut manja di lengan Mino. Ia langsung meninggalkan tempat itu dengan hati yang terluka.

Baru saja diterbang kan namun di jatuhkan kembali dan itu rasanya sakit sekali. Down.

To Be Continued

Perfect (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang