Broken Heart

547 81 41
                                        

Mino menyantap makanan yang sudah di sediakan di hadapannya dan di pesankan oleh seorang dihadapannya ini. Kim Jennie.

Gadis yang sudah lama tak terlihat namun terlihat kembali dan bertemu kembali pada Mino.
Sudah 2 tahun lamanya Mino
Tak berkomunikasi dengan Jennie. Ia menghilang di saat mereka menjalin sebuah hubungan.

Hubungan yang tak bisa di artikan. Mino menyukai Jennie, dan Jennie pun juga menyukai Mino. Namun tak ada satupun dari mereka yang mengatakan perasaannya.

Mino sempat ingin menyatakan perasaannya. Namun Jennie secara tiba tiba menghilang dari kehidupan Mino.

Saat ini, sekarang, dan seterusnya Mino tak lagi menyukai Jennie. Entah kenapa ia tak bisa menyukai Jennie lagi.

Hati Mino lebih memilih gadis cantik yang ia sering bertemu namun tak tau namanya.

"Mino, sebenarnya hubungan kita ini apa? "

Pertanyaan Jennie membuat Mino terhenti dari santapan makannya. Ia menatap lekat mata Jennie. Terlihat dari matanya jika gadis ini masih menyimpan rasa pada dirinya.

Di dalam benak Mino adalah mengapa Jennie meninggalkan dia di saat ia menyukai dan ingin menyatakan perasaannya.

Bahkan tak ada komunikasi satupun kecuali tadi pagi dan itu pun Jennie mengganti nomor handphone nya.

Mino tersenyum pada Jennie sembari menggenggam tangan Jennie dan mengusap nya lembut. Menyalurkan perasaannya yang saat ini di rasakan.

Jennie tersenyum melihat prilaku Mino seperti ini. Ia berharap jika Mino masih seperti dulu.

"Maaf, dulu aku memang menyukai mu namun untuk saat ini sepertinya tidak"

Damn.

Jennie bungkam dengan perkataan Mino barusan. Tebakannya jauh dari harapannya. Mino berubah. Apa Mino sudah mempunyai gadis lain?.

Jennie melepas genggaman tangan Mino. Ia kecewa. Hingga Air matanya ingin meluncur begitu saja namun ia tahan untuk tidak menangis di hadapan Mino.

Perasaannya tak terbalaskan. Hati nya tergores dengan beribu bambu bambu runcing. Jennie menahan perasaannya yang menyakitkan ini.

"Kenapa kau meninggalkan ku begitu saja di saat aku ingin menyatakan perasaan padamu"

Perkataan itu terlontar dari mulut Mino yang membuat Jennie kembali menatap Mino sembari menghela nafasnya.

"Ayahku menyuruh melanjutkan study ku di Aussie. Maaf karna tidak memberitahumu, kepindahanku sangat mendadak bahkan handphone ku di ambil dengan ayahku agar aku bisa fokus dengan study ku disana"

Lanjut Jennie.

"Setelah selesai dengan study ku, aku kembali kesini untuk menemui mu. Dan ingin hubungan kita seperti dulu lagi walaupun tak tau hubungan seperti apa yang kita jalanin"

Penjelasan yang panjang membuat Mino tetap dengan hatinya yang tak bisa kembali menyukai gadis di depannya ini.

"Aku memang salah Mino, maafkan aku. Kita bisa mengulang hubungan kita lagi seperti dulu"

"Sepertinya tidak Jennie. Aku tetap mengikuti hatiku. Mungkin kita lebih baik menjadi teman saja tidak lebih"

Perkataan Mino sangat menyakitkan bagi Jennie. Ia memang salah namun kesalahannya tak bisa mengubah perasaan Mino seperti dulu lagi.

Seorang pelayan mengantarkan
Pesanan Irene ke mejanya.
Makanan minuman yang ia pesan telah datang dan diletakkan di hadapannya.

Setelah mengucapkan terimakasih pada pelayan tersebut. Irene masih tetap dengan posisinya yang menatapi dua orang yang sedang berbincang di depannya ini.

Irene masih bisa mendengar apa saja ucapan dari mereka. Dan Ia juga semakin penasaran apa saja yang di bicarakan mereka.

Hingga Irene melihat Mino mengenggam tangan perempuan itu sembari mengelusnya.

Deg.

Sakit. Hati Irene sangat sakit melihat pemandangan seperti itu. Ia tak menyangka jika Mino telah mempunyai kekasih.

Irene tak kuat menahan bendungan air matanya. Ia menangis dalam diam sembari mengusap air mata nya yang turun begitu saja.

Perasaan nya sakit dan hatinya berkecamuk. Tidak ada kesempatan lagi untuk Irene menyukai Mino.

Sudah cukup Irene memendam perasaannya yang telah lama. Ia pikir Mino akan memiliki perasaan pada dirinya. Namun itu tidak, sejak melihat seperti ini. Irene tahu jawabannya jika Mino tak ada perasaan dengan dirinya.

Irene sadar jika ia harus berhenti memiliki perasaannya pada Mino.

Ia menatap makanan di hadapannya yang belum sama sekali ia sentuh.

Perutnya tiba tiba saja sudah terasa kenyang. Ia tidak nafsu untuk makan saat melihat pemandangan itu.

Lebih baik Irene pergi dari pada harus melihat lagi yang lebih menyakitkan. Ia beranjak dari tempat duduk. Pergi meninggalkan cafe tersebut.

Andaikan saja Irene tidak mengetahui atau melihat kejadian itu. Mungkin ia akan menikmati pesanannya dengan nyaman. Tidak seperti ini, meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang sangat sakit.

Irene berjalan tergesa menuju apartemennya. Ia tak peduli dengan penampilannya yang sekarang. Air mata yang terus turun dari kelopaknya.Menandakan betapa sakit hatinya saat ini.

Ia melangkahkan kakinya hingga sampai di apartemen. Namun saat Irene hendak memasuki gedung apartemennya. Langkahnya terhenti karna teriakan dari seseorang di belakang dirinya.

Merasa namanya di sebut. Irene langsung mengusap air mata nya dan berbalik menghadap kebelakang untuk mengetahui siapa yang memanggilnya.

"Bae Irene!"

To Be Continued

Kira kira siapa ya yang manggil Irene? Ada yang bisa tebak?

Perfect (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang