"Apa kau kemari sendiri"
"Iya aku sendiri, bagaimana dengan mu"
"Aku juga"
Jennie maupun Suho memandangi pemandangan di depan mereka yang terpampang Indah di sebrang sungai Han. Sunset.
Hening
Mereka sibuk dengan pikiran masing masing. Mata mereka juga tak mengalihkan dari indahnya sunset dihadapan mereka.
Jennie dan Suho bertemu pertama kali di saat Jennie mengunjungi perusahaan CS Entertainment. Pemilik nya adalah Choi Siwon yang memiliki saudara bernama Suho dan sekretaris Irene.
Suho Teman baru Jennie sekaligus teman sekolah Irene dan Mino.
Jennie yang sudah memang dekat dengan ayah Mino, ia memilih ikut dengan ayah Mino ke perusahan Tuan Siwon.
Ada beberapa hal yang ingin di sampaikan untuk menjalin bekerja sama dengan perusahaan Tuan Siwon.
Dan di saat itulah Jennie maupun Suho bertemu untuk pertama kalinya. Dan berkenalan, hingga Jennie memutuskan meminta bantuan pada Suho.
Suho yang kebetulan tidak sibuk, ia menerima permintaan bantuan dari Jennie. Hingga sekarang mereka masih berkenalan dengan baik.
Jennie yang mempunyai rasa suka pada Mino dan Suho yang mempunyai rasa suka juga pada Irene.
Mereka berdua memiliki kesamaan yang pas. Sama sama merasa tersakiti. Namun mereka berusaha agar tetap tegar di hadapan masing masing.
"Apa kau tidak kembali ke Jepang? " tanya Jennie memecah keheningan
Suho melihat ke arah Jennie yang sudah menunggu jawabannya. Lantas Suho mengembangkan senyuman nya ke arah Jennie seraya berkata
"Untuk waktu ini, aku tidak akan kembali ke Jepang"
Sejak kemarin Suho berniat untuk kembali ke Jepang. Tetapi setelah ia bertemu dengan gadis disamping nya ini, niat nya ia urungkan.
Suho akan tinggal di Seoul untuk waktu yang lama. Entah mengapa Suho ingin tinggal lebih lama di Seoul. Mungkin saja hati nya telah membuka kembali untuk perasaan lain.
Tak terasa sunset yang mereka lihat telah hilang. Matahari telah terbenam sempurna. Langit pun menggelap. Lampu lampu jalanan menyala, menerangkan cahaya untuk sekitar daerah itu.
Angin juga telah berhembus kencang. Hawa dingin telah terasa di kulit. Suasana sekitar sungai Han semakin ramai dikunjungi orang orang.
Aroma makanan terhirup oleh hidung mereka. Membuat siapa saja yang menghirup nya akan merasa lapar.
"Bisa kah kita mampir ke kedai itu"
"Ohh tentu saja Suho. Kebetulan aku merasa lapar karna mencium aroma makanan dari kedai itu" jelas Jennie sembari beranjak dari tempatnya yang di ikuti oleh Suho juga.
"Aku yang akan mentraktir kali ini. Kemarin kau sudah mentraktir, sekarang aku lagi yang akan mentraktir mu"
"Baiklah baiklah aku mengerti" ucap Jennie terkekeh melihat Suho.
Mereka berjalan menuju kedai yang berada tak jauh dari tempat mereka duduk tadi. Kedai ini telah ramai oleh pengujung. Sepertinya hidangan disini sangat lezat.
Aroma nya saja tercium hingga keluar dari kedai. Jennie dan Suho jadi tak sabar untuk mencicipi makanan disini.
◐
Cklek
Pintu apartemen terbuka kala Irene memasukkan kata sandi nya. Irene mengandeng ibunya untuk langsung di bawa ke kamarnya.
Mino membawa beberapa barang ke dalam apartemen Irene. Setelah itu Mino mendudukan dirinya di sofa panjang ruang tengah.
Lelah. Perjalanan yang cukup memakan waktu panjang. Membuat mereka kelelahan. Irene berjalan menghampiri Mino dengan membawa sebuah air mineral, setelah ia dari kamar dan dapur.
"Apakah benar dia sekarang menjadi buronan?" tanya Irene setengah berbisik. Takut jika terdengar ibunya.
Ya Mino telah memberitahunya apa yang ia baca di koran sebelum mereka pergi dari Beijing.
"Ya aku melihat nya seperti itu. Aku berfikir bahwa dia kabur dari sel tahanan setelah ia di tangkap"
"Bagaimana ia bisa kabur begitu saja. Bisa saja bukan dia tiba tiba muncul kembali di hadapan ku atau eomma. Buktinya saja saat aku membeli makanan, dia mengejar ku. Aku sangat takut sekali Mino-ya"
Bibir Irene bergetar menahan tangisan nya. Ia benar benar takut jika pria itu kembali lagi. Ia harus bisa menjaga ibunya agar tidak bertemu kembali dengan pria berengsek seperti dia.
Mino memegang kedua tangan Irene, dan langsung memeluk nya agar gadisnya sedikit tenang. Ia tahu saat ini Irene sedang ketakutan dan cemas pada ibunya.
"Tenanglah. Ada aku disini. Aku janji akan selalu menjagamu dan juga eomma. Kau tak perlu takut lagi Irene" ucao Mino sembari mengelus punggung gadis ini.
Irene tak tahan menahan bendungan air di matanya. Tangisan nya pecah. Namun ia menahan suara tangisan nya agar ibunya tidak mendengar.
"Sstt tenanglah"
Irene mendongak melihat ke arah Mino dengan mata sembab nya. Tangan Mino menggapai kedua pipi Irene untuk menghapus air mata yang tersisa di pipinya.
Mino sungguh pria penyayang dan romantis.
To Be Continued
Makin aneh ga sih cerita ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect (✔)
RomanceFor many years holding a flavor without the knowledge of their loved ones, telling the distance of those who had never met until they we're reunited❤ ~Bae Irene & Song Mino~