Lost?

266 40 12
                                    

Jam menujukkan pukul 07:00 pagi. Irene terbangun kala wajah cantik nya terkena sinar matahari yang muncul di sela gorden kamarnya.

Jika sudah terbangun, Irene tidak bisa melanjutkan tidurnya. Lagi pula pagi telah menjelang. Dan cuaca di luar sana sangatlah cerah. Ditambah suara deru ombak serta kicauan burung.

Pagi yang sangat Indah.

Irene berjalan ke arah kamar mandi. Membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum keluar dari villa ini.

Ya Irene berniat mengajak Mino untuk berjalan di pinggiran pantai. Menghirup udara segar di pagi hari.

Sesudah membersihkan diri, Irene keluar dari kamar nya dan berjalan menghampiri kamar Mino yang terletak di sebrang kamarnya.

"Mino apa kau sudah bangun?"

Tak ada sahutan

"Mino-ya aku ingin mengajak mu berjalan di daerah pinggiran pantai"

Tetap sama, tak ada sahutan dari Mino. Lantas Irene membuka pintu kamar Mino dan yang dilihatnya hanya sebuah kasur yang telah rapi.

Kemana Mino? Apa Mino meninggalkan Irene sendiri di villa ini? Tetapi koper dan tas Mino masih terletak rapi di ujung samping lemari.

Irene mencari Mino di sekeliling villa ini. Namun hasilnya nihil. Tidak terlihat sekali pun Batang hidung Mino. Dimana Mino sekarang.

Irene mengambil handphone nya dan langsung menghubungi Mino. Namun sambungan telepon itu hanya terdengar suara operator yang memberitahukan bahwa nomor tujuan tidak aktif.

Hei ini masih pagi. Tetapi Mino telah pergi begitu saja. Kemana Mino pergi di saat pagi seperti ini.

Baru saja kemarin mereka sampai di pulau ini. Dan belum sempat untuk berjalan mengelilingi pantai di sini.

Namun Mino menghilang begitu saja tanpa jejak. Irene semakin khawatir hilangnya Mino secara tiba tiba.

Pasalnya tadi malam mereka baru saja mengobrol di lantai atas villa ini. Namun paginya Mino sudah tidak ada di villa ini.

"Bagaimana aku mencari Mino?" gumam Irene

Terlihat sekali dari wajah nya jika Irene sangat khawatir dan takut. Bagaimana tidak takut jika kekasihnya itu pergi begitu saja meninggalkan dirinya.

"Ahh aku lapar"

Tiba tiba saja Irene merasa lapar, ia berjalan menghampiri kulkas yang terdapat di samping pantry dapur. Di dalam kulkas ini hanya beberapa cemilan ringan dan minuman berkaleng.

Huh itu tidak mengenyangkan bagi Irene. Ia butuh makanan berkalori untuk mengenyangkan perutnya.

Tak pikir panjang, Irene membeli makanan cepat saji di kedai sebrang villa ini dan berniat untuk makan di sana. Seorang diri. Ya tanpa kekasihnya.

Setidaknya ia sarapan dulu, lalu ia ingin mencari Mino di daerah villanya lagi.


Beberapa orang sibuk menata rangkaian hiasan di pinggir pantai. Dan sebagian nya lagi sibuk menata meja maupun kursi dengan kain secantik mungkin.

"Bisakah bunga itu diletakkan di sebelah sini saja"

"Ahh iya disitu juga Bagus dilihat"

"Tidak tidak jangan letakkan disitu"

"Untuk makanan nya siapkan yang spesial dari menu restoran ini"

Begitulah seorang pria ini mengatur tempat ini. Ia berusaha akan selesai di jam sore nanti. Agar suasana dari tempat ini juga ikut serta dalam keromantisannya.


Irene sudah mengintari daerah villa ini lebih dari tiga kali. Namun hasilnya juga nihil. Ia belum menemukan kekasihnya yang sejak pagi menghilang entah kemana.

Ya sekarang jam telah menujukkan pukul 15:00 sore. Bahkan Irene telah makan dua kali. Ia berulang kali menelpon kekasihnya. Namun tetap saja ia mendapatkan sahutan dari operator.

Lelah

Irene lelah mencari Mino. Jika ia sudah menemukan Mino, Irene tidak akan memaafkan Mino begitu saja. Merepotkan sekali.

Irene berbaring di kursi santai samping kolam renang. Menutup kedua matanya. Menikmati betapa sejuk nya hawa di pulau ini.

"Excuse me"

Irene terkejut kala seseorang menepuk pundak nya. Lantas ia
Terbangun dan berdiri di hadapan seseorang ini.

"Khamjagiya"

Seseorang itu hanya memberikan selembar amplop yang berwarna merah muda kepada Irene. Tidak mengucapkan kalimat lagi, seseorang itu langsung pergi setelah Irene menerima amplop itu.

Lantas Irene membukanya. Dan membaca tulisan kalimat yang membuat Irene bingung. Antara percaya atau tidak.

'Datanglah ke pinggir pantai'

Hei pantai disini sangat luas. Apa orang yang menulis ini tidak waras. Apa orang ini menyuruh Irene untuk berkeliling pantai begitu? Itu sangat melelahkan bukan.

Ahh Irene saat ini sedang pusing. Ia tidak akan menuruti perintah amplop ini. Takut saja jika ini penjebakan penculikan.

Tetapi di sisi lain. Irene penasaran dengan amplop ini. Mengapa dirinya disuruh untuk datang ke tempat itu.

"Ahh aku datang saja lahh. Lagi pula jika aku di culik, aku akan menendang penculik itu"

Tak heran Irene belajar bela diri sejak sd dulu. Jadi dengan mudah ia akan memakai taktik nya. Walau hanya mengingat sedikit.

Begitulah pikiran Irene yang masih terbilang labil atau bingung.




To Be Continued



Kalian pasti bisa menebaknya😂



Perfect (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang