Mino Side

727 80 15
                                        

Aku berjalan menyusuri oarang orang yang berlalu lalang, sesekali aku melempar senyuman pada karyawan di kantor ini.

Aku merasakan sesuatu bergetar dari balik saku celana ku.handphone ku bergetar menandakan ada telpon masuk. Aku langsung merogoh saku celanaku, dan langsung mengangkat telpon tersebut.

Aku berbicara dengan seseorang di sebrang sana sembari melanjutkan berjalanku ke arah ruanganku.

Namun tiba tiba aku merasakan tubuhku terbentur dengan seseorang. Dan aku mendengar rintihan.

"Aww"

Lantas saja aku melihat kearah seseorang yang berada di belakang ku dengan sedikit rintihan karna tersenggol dengan tubuhku.

Aku ingin mengucapkan maaf pada orang itu namun orang di sebrang sana sudah menyuruh ku bergegas ke ruangannya.

Langsung saja aku membalikkan badanku dan bergegas menuju ruangan ayah ku yang menjadi pemilik perusahaan ini.


Aku menyandarkan kepalaku di sandaran kursi. Aku sangat sibuk dengan beberapa laporan untuk dibawa meeting besok.

Sejenak aku memenjamkan mataku mengistirahatkan otak ku dan tubuhku.

Pikiran ku tertuju pada seseorang yang tadi ku senggol.
Aku sempat melihatnya, ia melihat ku seperti terkejut.

Sepertinya aku pernah melihatnya, wajah itu tidak asing namun aku lupa dimana aku pernah bertemu dengannya.

Ahh lupakan! Mengapa aku memikirkan hal sekecil itu? Sedangkan dihadapan ku harus memerlukan pikiran yang lebih luas untuk laporan ini.

Okayy Mino kau harus fokus dengan laporan ini. Bisa bisa aku dimarahi ayah jika laporan ini tidak selesai hari ini juga.

Jam sudah menunjukkan pukul 20:00 KST. Seharusnya aku sudah berada di rumah sejak tadi namun laporan ini yang membuat ku masih disini.



Aku berjalan menuju lift untuk sampai ke kamar apartemen ku. Aku tidak tinggal lagi bersama kedua orang tua ku. Aku memilih tinggal sendiri agar tidak banyak menyusahkan kedua orang tua ku.

Ya walaupun aku tinggal di apartemen sesekali aku datang kerumah untuk menghampiri kedua orang tua ku.

Walaupun aku sering bertemu dengan ayah dikantor. Fasilitas yang aku miliki sekarang adalah hasil dari kerja ku selama ini.

Tak ada satu persen ku uang dari orang tua ku.

Sesampainya di dalam apartemen, aku langsung membersihkan diri karna  tubuhku merasa terasa lengket.

Sesudahnya aku merebahkan tubuhku di kasur, memejamkan mata dengan rileks sampai menuju ke alam mimpi.





Pagi pagi sekali aku berangkat kekantor. Untuk mempersiapkan meeting di perusahaan lain.

Sesekali aku menggigit roti di genggaman ku yang tadi ku beli sebelum ke kantor.

Saat berkas berkas semua telah beres, aku langsung mengambil kunci mobil menuju perusahaan yang akan ku datangi untuk meeting.

Ayah ku dan beberapa karyawannya telah lebih dulu sampai di tempat perusahaan itu, mereka tidak mampir ke kantor melainkan langsung ketempat perusahaan itu.

Aku menancapkan gas menuju perusahaan yang ku tuju. Mobil ku melaju dengan kecepatan standar.

Sesampainya disana aku bergegas menghampiri ayah ku dan beberapa karyawannya yang masih mengobrol dengan pemilik perusahaan ini.

Tak butuh waktu lama mengobrol, kami semua langsung menuju ruangan meeting di perusahaan ini.

Kami semua langsung duduk di kursi yang di sediakan dan di sebelah kanan ku terdapat layar lcd.

Aku melihat Tuan Siwon pemilik dari perusahaan ini, sibuk dengan handphone nya menelpon seseorang namun tak kunjung di angkat.

Aku melihat raut wajah nya kesal, mungkin ada sedikit masalah.

Meeting dimulai, karyawan dari perusahaan ku mempresentasikan pekerjaan nya yang hendak bekerja sama dengan perusahaan ini.

Karyawan itu berbicara sesekali melihat ke arah layar untuk melaser yang ia baca.

Semua orang fokus memperhatikannya termasuk aku. Namun tiba-tiba aku mendengar ketukan pintu ruangan ini.

Awalnya aku tak ingin tau siapa yang mengetuk pintu tersebut, tetapi hati kecil ku meminta agar aku melihatnya.

Seseorang itu berjalan menghampiri Tuan Siwon yang sedang fokus dengan presentasi dari karyawan perusahaan ku.

Saat seseorang itu hendak pergi, ia melirik sebentar ke arah ku dan terkejut saat melihat ku.

Akupun melihatnya.

Ahh iya dia perempuan yang ku senggol kemarin. Mengapa ia begitu terkejut saat melihat ku? Ini yang kedua kalinya aku melihat dia seperti itu menatapku.

Langsung saja aku megalihkan pandangan ku ke arah layar untuk fokus kembali pada presentasi tersebut.

Dan akhirnya perempuan itu pergi dari ruangan ini.

Sejujurnya pikiran ku tidak fokus dengan apa yang di presentasikan oleh karyawan dari perusahaan ku.

Aku masih bingung dengan sikap perempuan tadi, mengapa wajah nya tidak asing? Apa dia teman sekolah ku dulu?

Ahh entahlah aku bingung memikirkannya. Mengapa juga aku harus memikirkan perempuan itu? Seperti tidak ada pikiran yang lain saja.




To Be Continued

Double up yeeayy

Perfect (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang