2. Nama Dia Sean

10.1K 452 3
                                    

Karin akhirnya telah sampai di kelas walau telat sekiranya 5 menit tapi  Karin tak di hukum karena guru tau bahwa Karin anak baru jadi ia mengambil buku paket di perpustakaan.

Karin duduk sendiri karena ternyata Andre belum balik dari aula dan bagi Karin itu merupakan suatu kebahagiaan tersendiri.

Tanpa Karin sadari ia mengingat kejadian di depan ruang BP antara pertemuannya dengan cowok aneh itu untuk yang ke dua kalinya. Karin sedikit merasa kecewa karena tadi ketika ia ingin melihat bet nama di baju milik cowok aneh itu ternyata tidak ada. Sayang sekali padahal tadi pagi cowok aneh itu sudah mengenalkan diri pada Karin namun sialnya Karin melupakan itu.

Karin rasa Nina mungkin tahu sedikit tentang cowok itu tapi mungkin akan sangat memalukan jika ia menanyakan soal cowok aneh itu pada Nina dan pasti itu akan menimbulkan pikiran aneh pada Nina juga bisa jadi bakal jadi gosip kalau anak baru suka sama cowok aneh.

Bahkan membayangkan itu saja Karin sudah tak sanggup.

Lambat laun jam pelajaran telah selesai dan waktunya istirahat ke dua dan kali ini Karin pergi ke kantin bersama teman Nina yang telah di ketahui namanya adalah Jenny.

"Rin mau nyoba makan di mba Dewi ga?" tawar Jenny mendengar cerita Nina yang tadi menceritakan warung mba Dewi.

"Hm emang jam istirahat ke dua ga rame ya di sana?" tanya Karin, ia takut bertemu cowok aneh di sana.

"Yaelah Rin kalau di warung mba Dewi mah ga pernah sepi, kan udah di jelasin tadi kalau mba Dewi tempat tongkrongan geng Aslan." ujar Nina.

"Yaudah di tempat lain aja yang penting masih ada nasi." sahut Karin.

"Jam istirahat ke dua udah abis kali Rin di kantin mana aja kecuali mba Dewi." jelas Jenny pada Karin.

"Yah padahal aku lagi laper banget nih." gumam Karin.

"Yaudah ayok ke mba Dewi." ucap Nina sambil menarik tangan Karin.

Karin Nina dan Jenny akhirnya memutuskan untuk makan di warung mba Dewi walau sebenarnya Karin masih takut akan bertemu dengan cowok aneh di warung mba Dewi tapi Karin tetap berpikir positif agar yang ia pikirkan tak terjadi.

Setelah sampai di warung mba Dewi ternyata Karin selamat dan tak bertemu dengan cowok aneh itu.

"Kenapa sih Rin? Mata kamu kayak ngawasin sekitar banget?" tanya Jenny pada Karin.

"Cuman mau tau mana sih geng Aslan tuh." ujar Karin.

"Kalau geng Aslan mah punya tempat sendiri kali, itu tuh yang agak masuk terus agak ketutup di pojokan itu tongkrongannya." ucap Jenny.

"Oh itu yang rame rame bawa gitar." ucap Karin ketika melihatnya.

"Kata mba Dewi nasinya abis di beli sama Sean yang terakhir." ucap Nina yang baru tiba setelah datang memesan dari mba Dewi.

Sedangkan Karin dan Jenny duduk agak menengah tidak terlalu dekat dengan meja geng Aslan yang terbilang di pojok dan sedikit tertutup tembok juga agak masuk.

"Jadi gimana nih?" tanya Nina yang masih berdiri.

"Emang mba Dewi ga jual mie?" tanya Karin pada Nina.

"Mba Dewi mah ga sedia mie instan." sambung Jenny.

"Atau aku coba bilang ke Sean kalau nasinya buat aku beli aja," ujar Jenny pada Nina dan Karin.

"Yakin kamu berani sama Sean?" tanya Nina pada Jenny.

"Emang siapa sih Sean tuh?" tanya Karin sedikit bingung.

SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang