3. Pulang Bareng

8.6K 421 10
                                    

"Hm, emang ga ngerepotin kalau gue ikut lu?" ucap Karin ragu.

"Engga kok, ayo cepet naik." ujar cowok itu yang mulai menyalakan motor miliknya.

Karin akhirnya memutuskan untuk naik motor dengan cowok yang belum ia kenal dan juga selaku teman Sean, hati Karin sebenarnya agak ragu sebelumnya tapi ia percaya bahwa tak akan terjadi apa apa.

Karin duduk menjaga jarak dan memegang bagian belakang motor, ia tak mau memegang cowok yang belum di kenalnya itu.

Tiba tiba cowok itu berhenti mendadak,

"Rumah lu di mana?" ucap cowok itu sambil mulai melajukan motornya.

"Jl. Melati depan pabrik es batu." jawab Karin, lamunannya buyar.

Lalu akhirnya cowok itu berhasil mengantarkan Karin hingga depan rumahnya.

"Makasih ya." ucap Karin setelah turun dari motor cowok itu.

"Iya sama sama." jawab Cowok itu sambil tersenyum.

"Nama lu siapa?" tanya Karin.

"Gue Aslan." kata cowok tersebut yang di ketahui namanya Aslan.

Seketika hati Karin bertambah tidak karuan, ia kira Aslan yang di kantin tadi siang adalah yang makan nasi dekat orang yang bermain gitar tapi ternyata ia baru sadar bahwa yang mengantarnya adalah Aslan yang pada saat itu ia tengah bermain kartu Remi dengan teman temannya.

"Hei? Napa melamun?" ucap Aslan membuyarkan lamunan Karin.

"Hah? Gapapa kok." ujar Karin gugup.

"Yaudah kalau gitu gue pamit dulu ya Rin." ucap Aslan lalu pergi melajukan motornya meninggalkan rumah Karin.

Lagi, dalam benak Karin yang tengah ia pikirkan adalah kenapa bisa Aslan tau namanya adalah Karin.

Karin memasuki rumahnya dan mengganti pakaian seragamnya menjadi pakaian santai di rumah.

Ia kembali membuka Instagram dan memutuskan untuk menerima permintaan mengikuti dari akun Sean.

Untuk sekian kalinya Karin memikirkan banyak hal tentang Sean dan ia juga merasa tertarik untuk memfollow akun Instagram milik Sean, karena Karin rasa dengan memfollow akun Sean ia akan tau beberapa hal tentang Sean.

Tapi Karin malu untuk memfollback Sean, ia putuskan hanya menunggu hari esok dan berbicara semuanya dengan Sean langsung.

Karin menaruh hp di pinggir kasur dan ia mulai memejamkan mata untuk tidur siangnya karena nanti sore ia pasti akan kedatengan guru les privatenya yang sangat galak.

Baru saja Karin tenggelam dalam tidurnya tiba tiba nada telepon dari hp Karin berbunyi.

"Siapa sih?" gumam Karin.

Saat Karin melihat nomer yang menelponnya tidak di kenal, ia rasa untuk menolak tapi Karin yakin itu bisa saja Sean.

Sedikit ragu Karin mengangkat telepon itu tapi hati Karin tetap memutuskan untuk mengangkat telepon tersebut.

"Hallo?" ucap Aslan.

"Lu Aslan?" tanya Karin memastikan.

"Iya ini gue Aslan, save nomer gue ya Rin." jawab Aslan.

"Gimana Lan?" ujar Karin.

"Gimana apanya?" kata Aslan kebingungan.

"Ya maksud gue ada apa nelpon?" kata Karin menjelaskan.

"Emang ga boleh gue nelpon?" ucap Aslan di sebrang sana.

"Ya gapapa sih lu mau nelpon." jawab Karin santai.

SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang