Sean keluar dari rumah sakit pada hari minggu, ia memutuskan untuk langsung pergi kumpul bersama geng Aslan dan kawan kawan. Sean pikir itu dapat menghilangkan penat pada kepalanya setelah kejadian yang telah ia lewati sendiri.
Sean sendiri sudah mendengar bahwa Genta sudah keluar rumah sakit kemarin dan sampai kini sudah tidak ada orang yang tau dimana keberadaannya. Sean hanya mencoba berpikir positif bahwa Genta sudah pergi dari kota Jakarta.
"Ayo naik mobil gue," Andre menyapa Sean yang baru keluar dari pintu rumah sakit.
"Anak anak udah pada ngumpul Ndre?" Sean tersenyum melihat Andre menjemputnya.
Entah sudah berapa lama rasanya mereka tidak berdamai tapi setelah kejadian akhir akhir ini membuat Sean jadi kembali dekat dengan Andre.
Mereka berdua langsung menuju markas lama mereka semua biasa datang main berkumpul.
"Lo suka sama Karin?" ujar Andre matanya tetap fokus ke jalanan.
"Kok tiba tiba lo nanya itu?" mata Sean melirik ke arah Andre.
"Kakak gue yang nyuruh gue nanya itu ke lo, jawab aja." ucap Andre, ia melihat ke arah Sean sekilas.
"Iya gue suka Karin," kata Sean.
"Terus kakak gue mau lu apain?" lirikan mata Andre berubah sedikit menjadi lebih tajam.
"Harusnya lo tanya ama kakak lo, pernah ada hubungan apa antara gue ama dia?" ucap Sean ketus.
"Asal lo tau aja ya Ian, di hati kakak gue sekarang cuman ada lo. Gada lagi si Aslan." ujar Andre.
"Terus?" Sean membalas tatapan sinis Andre.
"Kalau lo ga sadar sekarang, sampai kapan lo mau bohongin hati lu?" nada Andre sedikit memelan.
"Kakak lo yang udah hampir buat kita semua bubar, harusnya lo inget dan ga perlu bahas masa lalu lagi." jelas Sean menatap Andre tajam.
"Justru kita semua harus selesaiin masa lalu kita yang belum tuntas sebelum nemuin perasaan yang baru." jawab Andre.
"Kenapa tiba tiba lo jadi dukung kakak lo sama gue? Bukannya dulu lo selalu dukung Aslan?" ucap Sean melihat tingkah laku Andre yang baginya tidak biasa.
"Ya karena gue tau letak kebahagiaan kakak gue," tegas Andre.
"Lo tau letak kebahagiaan kakak lo atau lo suka sama Karin? Hah? Ngaku aja sama gue," ucap Sean nadanya menggoda Andre.
"Bukan urusan lo," ucap Andre ketus.
"Nah itu jawaban gue juga," kini Sean tersenyum manis.
"Maksudnya?" kata Andre.
"Bukan urusan lo tentang perasaan gue gimana ke Karin dan bukan urusan lo juga bagaimana perasaan gue saat ini sama Angel. Tapi kalau lo bener bener mau tau perasaan gue saat ini," tegas Sean.
"Apa?" tanya Andre.
"Gue bakal berusaha yang terbaik buat dapatin Karin dari lo dan Aslan," ujar Sean tersenyum bangga.
Setelah percakapan itu mereka hanya diam dalam hening juga tak lama mereka sudah sampai di markas tempat biasa mereka ngumpul.
Sean turun dari mobil, ia tampak sedikit terkejut karena di atas meja sudah banyak makanan yang menyambut kedatangannya.
"Sean," teriak Angel ketika sadar akan kedatangan Sean.
Angel langsung berlari memeluk Sean dengan erat dan Sean membalasnya dengan sungkan terlebih lagi ia tau bahwa Karin juga hadir di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean
Подростковая литератураPada awalnya semua orang akan suka dengan pilihannya, tapi ga semua orang bakal setia sama pilihannya. Tertanda, Sean. *** Karin anak baru dari Bandung harus merasakan berurusan dengan geng paling nakal di sekolahnya. Mereka semua biasa disebut Geng...