Aslan terbangun di bangku taman, ia mengingat sedikit kejadian tadi malam. Aslan tidur di bangku taman semalaman.
Melihat jam sudah menunjukkan jam 6, ia bergegas pulang dan berangkat menuju sekolah. Aslan sendiri tidak peduli kalau ia telat.
***
Sean berjalan sendirian di koridor dengan senyum merekah di bibirnya, banyak siswi siswi yang menatap diam diam ke arah Sean.
Sean benar benar tampak seperti pangeran bagi mereka, baju seragam yang keluar semua dengan dasi yang kendor tak terpasang dengan benar.
Tatapan mata dingin Sean berhasil menghipnotis mereka semua. Sesaat kemudian semua tatapan itu langsung berubah menjadi cemberut karena melihat Sean masuk ke dalam kelas Karin.
Sean mencari keberadaan Karin di kelasnya, ia tak mendapati Karin di bangkunya. Sean hanya mendapati Andre yang duduk dengan earphone yang terpasang.
"Karin kemana?" Sean melapas satu earphone Andre agar Andre bisa mendengar apa yang di ucapkan Sean barusan.
"Lo ga tau?" Andre menatap penuh ejek Sean.
"Hah?"
"Karin sakit, katanya demam dari semalam." jelas Andre lalu memasang kembali earphonenya.
Sean langsung pergi dari kelas Karin, ia pergi keluar dari sekolah. Sean rasa ia harus menengok Karin. Sean heran bukannya kemarin Karin tampak sangat sehat.
Sedangkan Andre baru saja memejamkan matanya langsung di kejutkan dengan kehadiran Aslan. Kali ini suasana kelas lebih berbeda ketika Aslan yang datang.
Tidak ada banyak orang yang berani bicara ketika Aslan sedang berbicara, Andre menggerutu ketika ia harus menjawab tentang Karin lagi.
"Ka..."
"Karin ga masuk karena demam dari semalam," Andre memotong ucapan Aslan dengan cepat.
"Oke, thanks."
Aslan yang tadinya hari ini sudah mengumpulkan niat belajar langsung buyar. Aslan juga memutuskan untuk menengok Karin hari ini dan mengucapkan permintaan maaf.
Aslan juga tidak tau, tapi rasanya ia ingin sekali meminta maaf.
***
Aslan terpaku ketika motornya dengan motor Sean bertemu di depan rumah Karin. Aslan salah tingkah di buatnya. Ia pernah berjanji pada Sean untuk tidak akan dekat lagi dengan Karin tapi hari ini Aslan terciduk sedang bolos ke rumah Karin.
"Lo ga sekolah?" ucap Aslan.
"Lo sendiri?" Sean menatap tajam mata Aslan.
"Gue..."
"Eh teman temannya Karin ya? Ayo masuk dek," ucap seseorang bapak bapak yang keluar dari rumah Karin, Aslan yakin kalau bapak bapak ini adalah ayah Karin.
Aslan dan Sean saling beradu tatap mata, lalu mereka bersama sama masuk ke dalam rumah Karin.
Aslan tiba tiba di sambut dengan hangat oleh ibu Karin, Sean sedikit merasa terganggu oleh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean
Novela JuvenilPada awalnya semua orang akan suka dengan pilihannya, tapi ga semua orang bakal setia sama pilihannya. Tertanda, Sean. *** Karin anak baru dari Bandung harus merasakan berurusan dengan geng paling nakal di sekolahnya. Mereka semua biasa disebut Geng...