Di tengah terik matahari, Angel duduk di markas belakang sekolah menunggu jam pulang sekolah Aslan yang lebih lama dari pada sekolah Angel sendiri.
Dengan bosan Angel memainkan hp miliknya dan membuka galeri untuk mengenang masa lalunya. Banyak foto yang ia temukan saat bersama Aslan, Sean, juga Satria.
"Waduh tau ada tuan putri duduk sendirian di markas mah, udah dari istirahat kali gue bolos." ujar Bagas menyapa Angel.
"Loh kok lu udah keluar?" tanya Angel dengan heran.
"Gue ketos, bebas keluar kapan aja." ujar Bagas di iringi tawa kecil.
"Aslan mana? Kok ga keliatan?" kata Angel kembali lagi fokus pada hpnya.
"Dia di kelas. Dia berubah banget, dia udah fokus nata masa depannya. Gue juga liat dia udah dapat pengganti elu." ujar Bagas dengan santai.
"Sialan lo, terus lo pikir gue udah putus sama Aslan?" ujar Angel mematikan hp.
"What? Selama ini lo sama Aslan masih pacaran? Nasib si Sean lu apain Ngel?" kata Bagas, ia mengeluarkan Vape dari saku celananya dan menghisapnya.
"Wih makenya Vape ya sekarang lo, gue sama Aslan masih pacaran ya asal lo tau. Kedatangan gue ke sini juga mau datangin Sean. Gue kasian sama Sean." kata Angel tersenyum.
"Semalam lo kemana? Di cariin anak anak." tanya Bagas.
"Gue kemarin di jemput Sean waktu abis main ke rumah temen." jawab Angel dengan santai.
"Lain kali kabarinlah anak anak, pada cemas tau ga. Genta sekarang lagi nyari ulah terus makanya sekarang kita lagi hati hati banget." ujar Bagas.
"Salah kalian juga ga mau kasih bagian duit lagi, lagian kenapa juga sih kalian berhenti? Emang ketauan guru?" ucap Angel membuang muka.
"Bukannya gitu, tapi ga selamanya bukan kita makan dari hasil malakin orang terus. Gue suka gayanya Aslan yang lebih mau usaha di bandingkan Genta." jelas Bagas.
Tiba tiba Sean datang dengan tampang muka datar melihat ke arah Angel dan juga Bagas yang tengah mengobrol di markas.
Sean yang baru datang langsung mengambil rokok di meja dan menyalakannya begitu saja lalu duduk di atas meja dengan tampang muka datarnya.
"Kemana aja Ian? Aku nungguin kamu loh dari tadi." ucap Angel menatap mata Sean tetapi tak di hiraukan oleh Sean.
"Bukan urusan lo." jawab Sean.
"Aduh aduhai kalau mulai panas, saya Bagas sebagai ketos di sekolah ini izin pamit dari markas dulu. Hahaha." ucap Bagas lalu di akhiri tawa keras sambil berjalan masuk ke sekolah.
Setelah sekiranya Bagas pergi barulah mata Sean menengok ke arah Angel dengan malas.
"Gimana lo udah tanya ke Andre?" tanya Sean.
"Ga perlu aku tanya Andre, aku juga bakalan tau sendiri siapa cewek itu." jawab Angel menatap mata Sean.
"Kalau gitu baguslah, gue ga perlu repot repot ngenalin lu sama dia. Langsung to the poin aja. Jangan sampe Aslan dapatin dia. Paham?" ucap Sean menatap balik mata Angel.
Angel sempat tertegun oleh wajah Sean, entah kenapa ia malah jadi menyukai Sean ketimbang Aslan yang sekarang. Sean yang dulu tidak pernah sekeras ini dan setegas ini tapi sekarang sepertinya semua berubah kini perasaan Angel kepada Seanpun mulai ikut berubah.
Angel seperti melamun ketika mendapat tatapan tajam dari mata Sean. Seolah memiliki kekuatan yang dahsyat hingga tak bisa berpaling begitu saja.
"Lo dapatin Aslan, gue punya Karin." bisik Sean pada Angel.
"Emang apa bagusnya dia di mata kamu Ian?" tanya Angel.
"Emang apa pentingnya lu urusin hidup gue?" tanya balik Sean dengan tegas pada Angel.
"Kalau gitu aku ga harus nurutin yang kamu minta? Karena aku juga udah ga sayang sama Aslan." ucap Angel dengan santai.
"Bullshit," gumam Sean.
"Why?" tatapan mata Angel membuat Sean cuman terdiam.
"Kemana aja lu selama bertahun tahun ngilang gitu aja setelah lu dengan gampangnya milih Aslan di banding gue. Hah?" ucap Sean, rokok kini sudah di jepit mulutnya.
"Kenapa kamu harus ngungkit yang dulu? Kita bisa dapatin semua itu sekarang." jawab Angel.
"Bullshit, gue udah tau taktik lu Ngel. Gue ga mudah lu mainin lagi. Semua juga udah tau kalau lu itu cuman mau mainin kita." jelas Sean.
"Lo lupa dulu sapa yang ngejer gue tiap malam? Gombalin? Chat? Datang tiba tiba?" kata Angel tiba tiba nadanya berubah.
"Ga ngerti gue sama jalan pikiran lu." kata Sean kaku.
"Kamu tinggal jadi pacar aku sekarang dan lupain Karin sama Aslan, mereka tuh cuman sosok figuran di cerita kita." ucap Angel tersenyum nakal.
Sean menarik napasnya dalam dalam lalu mematikan rokoknya begitu saja dan meninggalkan Angel tanpa jawaban. Sean hanya terus berjalan masuk kembali ke dalam area sekolah.
Tak lama bunyi keras memecahkan heningnya koridor sekolah membuat seluruh siswa siswi mengakhiri pembelajaran. Karin dengan teman temannya keluar menuju depan sekolah menunggu jemputan datang.
"Rin, pulang sama sapa?" sapa Aslan pada Karin depan gerbang.
"Di jemput Lan, ortu ku parno setelah banyak kejadian yang terjadi." jawab Karin.
Tiba tiba teman Karin meninggalkan Karin begitu saja dan masuk ke dalam angkot sedangkan tatapan mata Aslan berubah menjadi tak enak.
"Kalau kamu di jemput, biar aku tunggu ya. Aku ga mau kamu kenapa napa. Sean juga pasti khawatir kalau kamu nunggu jemputan sendirian." ujar Aslan meyakinkan Karin.
"Ga apa kali Lan, kamu mending pulang aja atau jemput pacar kamu mungkin dia lebih butuh kamu." tiba tiba Karin mengeluarkan kata kata yang mengganjal di hatinya tanpa sadar.
"Aku ga punya pacar, kakak Andre itu bukan siapa siapa aku. Sean cuman kemakan cemburu buta. Trust me." kata Aslan lalu tersenyum.
Karin tak menjawab dan langsung berjalan duduk di pinggir trotoar menunggu jemputan dengan es di tangannya.
Sedangkan Aslan yang sedikit kesal karena tak mendapat jawaban dari Karin akhirnya hanya dapat memperhatikan dari jauh.
"Gue bakal ada walau jauh, gue bakal ngelindungi lo semampu gue." gumam Aslan dalam hati.
Sedangkan Sean dari kejauhan dengan motornya juga memantau keberadaan Karin yang menunggu jemputan.
Sean hanya bisa menatap dari jauh dan tak berani berkata atau sekedar menyapa. Rasanya kini lidahnya benar benar kelu, tak bisa apa apa yang ia rasakan.
"Semoga lu bahagia, walau kebahagian lu bukan gue." gumam Sean lalu menyalakan motornya dan pergi meninggalkan daerah sekolah.
***
"Ndre, lu lagi naksir sapa di sekolah?" tanya Angel pada adiknya yang baru pulang sekolah.
"Ga naksir sapa sapa." jawab Andre dengan santai sambil mencopot dasi sekolahnya.
"Ga usah boong deh lu jadi adik, gue tau banyak yang berubah sekarang tuh." ujar Angel menatap adiknya.
"So?" Andre menaikan satu alis.
"Ceritain tentang Karin!" ucap Angel menatap mata adiknya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean
Roman pour AdolescentsPada awalnya semua orang akan suka dengan pilihannya, tapi ga semua orang bakal setia sama pilihannya. Tertanda, Sean. *** Karin anak baru dari Bandung harus merasakan berurusan dengan geng paling nakal di sekolahnya. Mereka semua biasa disebut Geng...