"Pegangan yang erat," ucap Aslan.
Aslan sudah bersiap untuk mengantar Angel pulang. Mereka membelah jalanan malam Jakarta. Gemerlap cahaya lampu yang begitu menyilaukan mata. Tangan Angel tanpa sadar memeluk Aslan dari belakang.
"Lan, kenapa sih pas aku balik kamu jadi berubah gini?" bisik Angel nadanya benar benar sedih.
"Gue ga pernah berubah, itu cuman perasaan lu aja." jawab Aslan dingin.
"Perasaan gue aja ya? Kayaknya baru kemarin aja lu ngajak gue keluar malem mingguan," lirih Angel, ia kembali mengingat Aslan yang dulu ia miliki.
"Lupain aja, itu cuman bagian masa lalu kita." ujar Aslan.
"Coba waktu itu gue ga milih ikut mamah pasti lu sekarang masih sayang sama gue," ucap Angel.
"Dari dulu sampe sekarang gue ga pernah sayang sama lu Ngel. Coba lu buka mata lu. Dari dulu cuman Sean yang peduli sama lu. Gue enggak." jelas Aslan, suaranya berubah menjadi sangat berat.
Dalam diam Angel tak bisa lagi menjawab ucapan Aslan, Angel hanya merasakan sakit yang mendalam ketika bersama Aslan yang sekarang. Angel seperti tidak mengenal lagi Aslan yang dulu. Semua orang telah berubah di mata Angel.
Flashback
Motor Aslan berhenti di depan pos perumahan yang cukup mewah, malam minggu ini tak ingin Aslan sia siakan. Ia benar benar ingin pergi jalan berdua dengan Angel.
Aslan langsung mengchat Angel bahwa ia sudah di depan. Ia tak berani langsung menjemput di depan rumah Angel bukan cuman karena takut bertemu dengan Andre tapi memang mamahnya Angel selalu melarang Angel keluar teralu malam.
"Lan, udah lama nunggu?" sapa Angel di depan pos perumahannya.
"Enggak kok," jawab Aslan tersenyum.
Angel langsung naik ke atas motor Aslan, Aslan langsung bisa mencium bau minyak wangi khas Angel saat itu. Aslan benar benar senang bisa keluar bersama Angel.
"So, mbaknya mau kita ke mana?" ujar Aslan kepalanya menengok ke belakang melihat Angel yang terukir senyum manisnya.
"Kemana aja yang penting rame, aku ga suka sepi sepi." jawab Angel.
Aslan langsung saja melajukan motornya meninggalkan daerah depan pos perumahan Angel. Saat itu Aslan benar benar bangga akan dirinya. Ia tak menyangka bisa pergi jalan bersama Angel.
"Kamu tadi izinnya kemana Ngel?" ucap Aslan sambil fokus menyetir.
"Aku ga izin hehehe, ayah aku belum pulang terus tadi mamah lagi keluar jadi cuman ada Andre doang di kamar." ucap Angel.
"Lah emang ayah kamu masih sibuk kerja?" kata Aslan, matanya mencuri pandang ke Angel melalui spion.
"Ayah aku praktek malam jadi belum bisa pulang dari rumah sakit." jawab Angel dengan santai.
"Kamu udah makan?" ucap Aslan.
"Belum tapi ga kepingin makan." ucap Angel.
"Tadinya aku mau ngajak kamu makan ayam bakar tapi tadi rame banget," ujar Aslan melihat jalanan sekitar.
"Yaudah cari tempat yang asik aja." ucap Angel memberikan saran.
Motor Aslan langsung berbelok ke arah suatu caffe yang cukup terkenal di kota Jakarta. Mereka langsung turun dan memesan minuman. Angel dan Aslan langsung menempati tempat duduk di depan tempat band caffe yang sedang bernyanyi.
"Ngel kamu tau ga sih? Malam ini bintangnya ga ada." ucap Aslan menggoda.
"Mendung kali, tadi sore aja mendung banget." jawab Angel menatap mata Aslan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean
Fiksi RemajaPada awalnya semua orang akan suka dengan pilihannya, tapi ga semua orang bakal setia sama pilihannya. Tertanda, Sean. *** Karin anak baru dari Bandung harus merasakan berurusan dengan geng paling nakal di sekolahnya. Mereka semua biasa disebut Geng...