45. Note

2.6K 98 0
                                    

Angel membuka kotak biru dari bawah kolong kasurnya, ia mencoba untuk tetap konsisten pada tujuan awalnya untuk kembali untuk balas dendam pada Aslan dan juga Sean.

Angel mengambil gantungan kunci tengkorak dalam kotak itu, ia teringat saat melihat gantungan itu. Ia dulu membelikan gantungan kunci itu untuk Aslan karena melihat mata Aslan yang sangat berbinar melihat gantungan itu.

Saat itu hujan deras, entah bagaimana mereka bisa memutuskan untuk meneduh di warung kecil yang menjual asongan dan aksesoris.

Flashback

"Kat, malaikat. Liat nih gantungan kunci." ucap Aslan mengambil gantungan kunci tengkorak di gantungan warung.

"Apaan deh," gerutu Angel yang tak terima dengan nama panggilan dari Aslan.

"Ini gantungannya keren juga ya, cocok ga sama aku? Anak motor kayaknya wajib punya." ucap Aslan sambil melihat gantungan tengkorak itu dengan serius.

"Kamu mau? Biar aku beliin," ucap Angel.

"Oke deal tapi aku minta kamu kasih ini ke aku pas aku ulang tahun, biar kamu ga usah repot repot kasih hadiah lagi." tutur Aslan bersemangat.

"Padahal besok aku udah siapin sepatu Adidas yang baru buat kamu," gumam Angel lesu.

Aslan mengacak rambut Angel dan tersenyum manis.

"Kasih aja sepatu kamu buat Andre. Karena aku ga butuh hadiah yang mahal selama kamu bisa kasih aku hadiah kecil yang terdapat cerita di baliknya." ucap Aslan lalu tersenyum manis pada Angel.

Angel lalu menganggukkan kepalanya hingga hari ulang tahun itu tiba, Angel pikir ia akan dapat perlakuan khusus dari Aslan di hari ulang tahunnya tapi nyatanya tidak.

Tepat di hari ulang tahun itu, Sean datang di acara ulang tahun Aslan dengan muka yang lesu. Sean hanya memberikan kotak berisi jam tangan sebagai hadiah pada Aslan lalu pergi begitu saja.

Usut demi usut ternyata saat itu Sean sudah mengetahui hubungan antara Angel dan Aslan yang sangat dekat dari bang Satria. Sean sendiri berpikir selama Angel bahagia, ia akan turut bahagia.

Selepas itu sifat Sean sedikit berubah pada Aslan yang membuat sikap Aslan pada Angel juga berubah. Tepat di malam ulang tahun itu juga, Aslan tidak menerima hadiah dari Angel dan memutuskan untuk pergi menyusul Sean dengan Bagas.

Hari demi hari berlalu hubungan Aslan dan Angel semakin renggang dan hari keberangkatan Angel untuk pindah keluar kotapun sudah di depan mata.

Perasaan Angel tetap tidak berubah pada Aslan walau Aslan sudah mencampakkannya begitu saja. Di saat yang sama juga Sean datang untuk menghibur Angel.

Angel bahkan benar benar tersenyum palsu ketika saat itu Sean mencoba menghiburnya. Kedekatan Angel dan Sean akhirnya perlahan mulai kembali merekat.

Dan sebuah masalah datang menghampiri mereka bertiga di malam sebelum keberangkatan Angel keluar kota.

Malam itu Aslan datang untuk meminta maaf pada Angel sebelum Angel benar benar pergi. Aslan pada saat itu benar benar merasa bersalah jika Angle benar benar terlarut mencintainya karena alasan Aslan dekat dengannya juga untuk kedekatan Angel dengan Sean bukan dirinya.

Tapi malam itu Angel tiba tiba mencium bibir Aslan tepat ketika Sean datang ke rumahnya. Sean yang menyaksikannya sendiri langsung memutuskan pergi.

Tepat di paginya semua orang sudah berkumpul di markas untuk merayakan pelepasan Angel yang akan tinggal di luar kota. Saat itu Aslan dengan egonya membawa perempuan yang ia dekati sejak SMP.

Hati Angel benar benar remuk rasanya saat itu harus benar benar menerima kenyataan bahwa selama ini perasaan Aslan pada dirinya ternyata semua itu palsu. Semua itu karena permintaan Sean.

Sean lagi lagi merasakan perasaan yang tak seharusnya pada Angel. Ia lagi lagi datang pada Angel untuk kesekian kalinya sebagai pemeran pengganti Aslan.

"Nih coba kamu baca," ucap Sean sambil memberikan amplop berwarna merah.

"Apaan?" ucap Angel sambil terkekeh melihat wajah Sean yang rese.

"Baca aja dulu," kata Sean.

Angel membuka amplop itu dan terdapat surat, Angel menahan tawa geli melihat hadiah yang Sean beri padanya.

Pada awalnya semua orang akan suka dengan pilihannya, tapi ga semua orang bakal setia sama pilihannya.

Tertanda Sean.

"Apaan coba? Pilihan apa lagi?" ucap Angel tertawa mengejek.

"Itu perasaan aku selama ini ke kamu," raut wajah Sean tiba tiba berubah menjadi dingin.

"Maksud kamu?" tanya Angel.

"Awalnya aku suka dengan pilihan aku yang jadi pemeran pengganti Aslan di hidup kamu. Tapi akhirnya aku sadar kalau aku ga bisa jadi pemeran itu selamanya. Take care ya Ngel. Jaga diri kamu baik baik di luar kota sana." Sean tersenyum dan pergi meninggalkan Angel yang berdiri tak percaya.

Flashback end

Angel menaruh gantungan tengkorak itu kembali ke dalam kotak dan melirik ke arah amplop merah milik Sean yang ia berikan padanya sebelum pergi. Dulu Angel pikir, ia hanya salah menyayangi orang tapi sekarang Angel kembali berpikir bahwasannya dari dulu di antara mereka berdua tidak ada yang benar benar tulus padanya.

"Mungkin kalau lo bertahan sedikit lebih lama lagi Ian, semua ini ga akan terjadi." gumam Angel lalu meneteskan air matanya.

***

Sean masuk ke dalam ruang rawat Aslan, ia melihat Andre dengan tatapan kebencian yang mendalam.

Sean dengan keadaan emosi yang sudah mendarah daging langsung melayangkan tinjunya di bibir Andre.

"Stop Ian, lo salah paham." teriak Aslan.

"Lo yang salah nilai mereka! Enggak tapi kita semua yang salah mereka. Keluarga munafik," ujar Sean dengan tatapan kebencian pada Andre.

"Ian... Dengerin gue du..."

Belum sempat Andre menyelesaikan ucapannya dengan bringas Sean memukulnya lagi hingga Andre terdorong ambruk di lantai.

Aslan berdiri dan mencabut infus di tangannya, ia dengan kesal langsung meninju Sean dengan keras.

"Lo anjing! Kalau lo udah tau masalah ini harusnya lo bisa mikir, Andre salah atau enggak di sini bangsat!" teriak Aslan kesal.

"Dia saudara si pengkhianat anjing!" teriak Sean dengan keras kepala.

"Semua terjadi karena gue dan lo, Angel sakit hati selama ini karena dia di campakin gitu aja. Dia niat balas dendam waktu balik ke sini dan lo juga yang terjebak di permainannya anjing!" ucap Aslan dengan kesal.

Aslan menatap Sean tak percaya, ia selalu tak mengerti dengan Sean yang selalu gampang mengambil kesimpulan.

"Sorry, gue kejebak emosi. Leon tadi datang ngehajar gue." Sean terduduk di lantai, ia bahkan tidak berani mengangkat kepalanya.

"Udahlah ga penting soal Leon, cara buat nyelesaiin masalah ini cuman kita yang harus minta maaf sama Angel." ujar Aslan sambil menggaruk tengkuknya.

"Gue pikir besok Angel sama Leon dan anak anak Bimasakti bakal datang ngehajar anak anak di markas." gumam Andre.

"Mampus, besok hari minggu. Gue yakin anak anak pada nyebul di markas bareng." Aslan memijat kepalanya.

Ia tak percaya akan jadi serumit ini hanya karena kesalah pahaman.

SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang