Part 15 😥 Ankle Sprain - 1

4.3K 593 92
                                    

🌸🌸🌸

Naya POV

Subuh tadi papa pulang ke rumah dari perjalanan bisnisnya. Papa seorang arsitek, jadi jangan heran kalau proyeknya beliau ada dimana-mana.

Sekarang juga, gue udah siap-siap berangkat ke sekolah. Kak Namjoon bahkan udah datang dari pagi banget, gila! Bilang aja dia mau ikut sarapan buatan mama gue, hahahaha.

"Nay, lo beneran mau masuk sekolah? Jalan masih pincang gitu?" tanya kak Namjoon sambil mengunyah nasi goreng buatan mama. Lalu dia mengamati kaki gue yang lumayan bengkak.

Tiba-tiba papa keluar dari kamarnya, wajahnya masih bau bantal tapi udah berani menggasak bakwan goreng di atas meja makan. Belum aja ketahuan sama si mama, bisa habis tuh papa gue.

"Nggak nggak. Naya nggak boleh sekolah dulu. Nanti mau ke RS bareng papa," ceplos beliau.

"Tuh dengerin, Dek. Nanti aku ijinin ke wali kelas kamu. Ya udah Ma, Pa, aku berangkat dulu yaa." Kak Hyori seenaknya menyeret kak Namjoon yang masih mengunyah nasi goreng.

Kakak gue horror banget sumpah ya. Otomatis gue terbahak melihat kak Namjoon yang pasrah atas perlakuan pacarnya itu. Sampai pada akhirnya gue ikut ditegur juga sama mama.

"Paa, Naya tuh nggak apa-apa, serius Pa." Gue memeluk tangan papa yang baru mau mulai makan sarapannya.

Death glare sialan. Oh my God! Oke gue kalah, kayaknya hari ini gue memang lebih baik ijin aja deh.

"Iya, iya Pa, tapi sama mama juga kan Pa?"

Papa gue mendengus malas lalu mencemooh gue, "bilang aja kamu takut disuntik?"

Napas gue tertahan layaknya terkena penyakit asma stadium akut. "Haaaah? Emangnya pake suntik segala Pa?" tanya gue ketakutan.

Dari arah dapur, mama malah tertawa sambil membawa ulekan sambal. "Kamu itu udah SMA, Dek. Masak suntik aja masih takut?"

Gue mencibir pada orangtua gue, "yah si mama pake acara ikut-ikutan segala. Oke deh, aku kalah. Nggak adil, masak 2 lawan 1. Ishhhh...."

Papa gue ternyata udah menyelesaikan sarapan dan kopinya. Lalu dia berpindah posisi, berjongkok untuk melihat kondisi kaki gue. Perlahan dia meraih dan mengangkat pergelangan kaki gue, membuat gue berteriak kesakitan.

"Paaaaa, sakiiittt!!!" rengek gue sungguhan.

Sialan, kaki gue benar-benar butuh pengobatan. Atau kalau gue tetap menolak usulan papa, bisa-bisa kaki kesayangan gue diamputasi!

"Ngerti sekarang? Ini bukan keseleo biasa. Jangan-jangan otot kamu robek, terus kamu nggak bisa main basket lagi. Mau gitu?" sindir papa gue.

Dengan bibir mengerucut, gue menggeleng pelan. Benar-benar menyerah.

Papa berdiri, lalu mengusap rambut gue pelan. "Mandi gih, kita ke rumah sakitnya pagi aja, Dek. Biar nggak antri lama."

Gue berharap cidera kaki gue tidak begitu parah. Semestinya gue menuruti kata-kata mama untuk nggak memforsir diri gue sendiri dan merasa sok bisa. Padahal yang kemarin itu jelas-jelas gue tumbang dan juga sudah di luar batas kemampuan gue.

***

Author POV

Jam pelajaran pertama sudah dimulai, tapi Jungkook tidak melihat Naya muncul sejak tadi. Secara naluriah, ia pun khawatir pada cewek rusuh berisik itu.

WhatsApp

[Bola Bekel]

🌸 Just Don't Stop (✔) [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang