Part 21 😊 Holding Hands

3.9K 548 111
                                    

Selamat Hari Buruh 💪

🌸🌸🌸

Taehyung POV

Begitu bus berhenti di halte tujuan, gue sama Naya turun dari bus laknat itu. Akhirnya gue merasakan kelegaan, bisa menghirup udara bebas lagi.

Naya berjalan cepat beberapa langkah di depan gue, sedangkan gue terus aja mengikutinya dari belakang. Gue lihat, earphone-nya udah dimasukkan ke dalam tas ransel dia.

Gue berucap dengan hati-hati sama cewek itu. "Nay, yang tadi siang itu sebenernya lo salah paham. Gue nggak ada maksud untuk nggak ngehargain Jiwon."

Masih nggak ada respon juga dari dia. Kecepatan berjalannya pun sama sekali nggak berkurang.

"Tadi pas Jiwon kasih lunch box-nya ke gue, dia langsung main kabur aja. Pas gue buka, lo tau nggak dia kasih gue apaan, Nay?"

Naya tiba-tiba berhenti tapi nggak berbalik badan. Tapi gue melihat saat cewek itu meremas strap ranselnya sendiri kuat-kuat. "Emang apaan, Kak?"

Yes, akhirnya dia kasih respon ke gue. Yah walaupun masih ala kadarnya sih.

"Nasi goreng udang, Nay. Hmmm, gimana ya jelasinnya." Gue mengusap leher gue sendiri, berusaha jujur sama dia. "Itu--- gue punya alergi udang. Tanya aja sama Jimin atau bang Namjoon. Bahkan Jungkook juga udah tau sejak jaman di PORDA dulu. Sekarang kalo gue makan sama anak Bangtan, mereka sengaja ngehindarin gue dari udang."

Naya balik badan. Mukanya cengo abis. Tapi nggak tau gimana, tetep aja manis di mata gue. Pipinya memerah seperti menahan sesuatu di dirinya.

"Sumpah lo, Kak?" teriak Naya histeris.

"Ya kali gue bo'ong, Nay. Gue mau hubungin Jiwon tapi HP gue mati, lagi charging di belakang meja guru." Gue jelasin lagi tentang hape sialan gue tadi.

Naya berjalan mendekat ke gue. "Ya ampun. Sori, kak Taehyung. Gue jadi ikut-ikutan emosi gara-gara tadi siang. Padahal bukan lo juga yang salah."

Serius, dia jadi kelihatan bersalah. Kakinya menendang-nendang kerikil di trotoar tempat kita berdiri sekarang. Bibirnya mengerucut memandangi trotoar.

"Iya udah nggak papa." Gue coba menepuk bahunya untuk membuat Naya tenang dan nggak lagi merasa bersalah sama gue.

.

Tes...

.

Tes...

.

Tes...

.

Loh, kok ada titik-titik air berjatuhan di lengan gue?

Duh, hujan banget nih sekarang??

Gue langsung meraih tangan Naya, untuk mengajaknya berlari ke arah rumah dia. Secata otomatis gue menggenggam tangannya, juga sekaligus menariknya saat berlarian.

Ini pertama kalinya gue saling menggenggam sama Naya.

Tangan Naya nggak terlalu kecil, tapi gue masih bisa membungkusnya sempurna. Rasanya nyaman saat cewek itu balas mengeratkan tangan gue.

Gila sih ini, kita berdua jadinya sama-sama basah kuyub. Karena jarak dari depan komplek sampai ke rumahnya itu lumayan jauh. Untung aja Naya bisa mengimbangi langkah kaki gue yang cukup cepat.

Saat kita berdua udah sampai di teras rumahnya. Gue lihat badan Naya menggigil. Bibir gue juga sebenarnya udah kebas banget sampai nggak berasa lagi.

🌸 Just Don't Stop (✔) [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang