7. A day about her

1.3K 229 23
                                    

A day about her

"kapan aku berbunga-bunga?" tanya Kai dengan senyum merona diwajah tampannya.

"ayolah. Jika tidak, kenapa kau tersenyum?" protes junmyeon menatap putranya dengan tatapan 'aku benarkan?'

"tapi itu tidak mungkin appa. meski aku menyukainya, ia tidak akan menyukaiku" ucap Kai. Junmyeon mengerutkan alisnya menatap Kai.

"siapa bilang? Bukankah kau anak Kim junmyeon? Kau tampan dan keluarga kita mapan. Tak aka nada seorang wanita pun yang menolakmu" tutur junmyeon meyakinkan putranya. Kai tersenyum mendengar penuturan ayahnya.

"jadi siapa namanya?" tanya junmyeon menimpali. Kai menatap kearah depan, pemandangan taman luas depan rumah keluarganya menjadi tempat peralihan penting disaat-saat seperti ini.

"aku tak tahu" jawab Kai singkat dengan senyum malu-malu diwajahnya. Junmyeon terkejut, ia menatap putranya takjub.

"kau tak tahu?" sahut junmyeon tak percaya.

"nae." Jawab Kai lagi

"bagaimana kau bisa menyukainya jika nama saja kau tak tahu?" tanya junmyeon.

"dia begitu bersinar appa. aku merasa aneh karna dia benar-benar jauh dari tipe idealku. Dia tidak seksi, tidak pintar, dia tidak cantik, tidak kaya dan juga sangat tidak bertitel. Sebaliknya, ia tidak mengerti fashion, sederhana dan sedikit . . " Kai tampak berpikir.

"manis" ucap Kai dengan senyum kecil diwajah tampannya. Junmyeon ikut tersenyum melihat ekspresi bahagia putranya.

"Secara logika, aku tak akan menyukai wanita sepertinya. Tapi . . " Kai mengangkat tatapannya ke langit.

"dia datang padaku seakan sebuah anak panah yang langsung menembus jantung, tanpa aku tahu siapa yang menarik busur itu. Aku bahkan tak sempat berkedip karena anak panah itu" tambah Kai pelan. Junmyeon melingkarkan tangan ke bahu Kai dan mendekatkan wajah Kai ke wajahnya.

"nak. Kau dengar ya . . " ujar junmyeon.

"cinta tidak datang berdasarkan prinsip, cinta juga tidak datang karena alasan yang kuat. Cinta tidak perlu syarat untuk dipenuhi tapi cinta datang karna takdir. Tak ada yang bisa mengerti kemana takdir itu akan membawamu. Begitu juga gadis itu, siapapun dirimu, jika kau tak bisa mengejarnya, jika kau menyerah untuk mendapatkannya. Tak akan ada yang tahu kemana hati gadis itu akan berlabuh. Jadi perjuangkanlah!!" ungkap junmyeon sembari tersenyum dan menepuk bahu putranya pelan.

"appa akan mendukungku?" tanya Kai tak percaya. Junmyeon langsung melepaskan Kai dan mengangguk yakin.

"100%, aku akan mensupportmu. Katakana saja apa yang kau butuhkan" ujar junmyeon.

"benarkah? Meski ia tidak sederajat dengan kita?" tanya Kai menatap ayahnya dengan senyum lebar diwajahnya.

"kau tahu nak?" ujar junmyeon. Kai menatap ayahnya intens.

"aku tak pernah melihatmu menyukai gadis lebih dari 24 jam, dan melihat caramu membahasnya, aku tahu dia gadis yang baik. Jadi aku berjanji tidak akan membahas masalah kasta dengan gadis itu" ucap junmyeon. Kai tersenyum lega menatap junmyeon.

"jadi berapa lama sudah kau mengenalnya?" tanya junmyeon pada Kai.

"hampir seminggu" ujar Kai singkat junmyeon tergelak, ia menatap putranya bingung.

"hampir seminggu?" junmyeon tampak shock. Kai mengangguk cepat.

"ya, selama itu lebih dari 24 jam, tidak masalah. 1 hari bisa menjadi 1 bulan dan segera menjadi 1 tahun. Jadi jangan khawatir." Batin junmyeon berusaha meyakinkan dirinya akan keputusannya.

ScatteredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang