16. His silent heart

1.3K 248 41
                                    

His silent heart

Nana berlari menerobos kerumunan dan menyaksikan kehebohan itu.

"apa ini?" ucap Seolhyun tak percaya.

"entahlah. Aku tak pernah melihat rahangnya mengeras dan tampak benar-benar mengerikan seperti sekarang" ucap Taemin dengan tampang tak percaya.

"berapa kali pria itu memukul wanita ini?" tanya Kai dengan suara lantang pada para penonton itu.

"dua kali!" teriak Taemin. Seolhyun langsung menyikut perut Taemin.

"apa kau gila?!" kesal Seolhyun.

"baiklah, aku akan memukulmu dua kali kemudian membiarkanmu pergi dari tempat ini" ucap Kai kemudian langsung menyerang pria kekar itu.

"brukk!" satu pukulan berhasil mendarat diwajah pria itu.

"serang!" teriak pacar pria kekar itu histeris ketika melihat hidung pacarnya berdarah akibat pukulan keras dari Kai.

Para bodyguard pria kekar itu mendekat dan hendak menghajar Kai tapi mereka justru berakhir tak berdaya di lantai. Pria kekar itu berjalan hendak pergi tapi Kai melemparkan botol ke dinding tepat disebelah pria itu. Pria itu terkejut bukan kepalang, hanya beberapa centi, botol itu bisa saja menghantam kepalanya.

"pengecut!!!" teriak Kai marah.

"kemarilah! Jika tidak aku akan menghancurkan bisnis keluargamu dan memastikan keluargamu menderita! Cepat kemari!?!!!" teriak Kai marah. Matanya memerah, seluruh urat lehernya keluar penuh amarah.

Pria itu menatap Kai tak percaya, Kai kesal, ia berlari mendekati pria kekar itu dan kembali menghajar pria itu lebih dari sekali. Pria itu tampak babak belur dengan bekas pukulan Kai. Hidung, mulut, bahkan gigi pria itu patah karena Kai. Kai menutup pukulan kerasnya dengan menghantukkan kepalanya dengan kepala pria itu sekeras mungkin.

Pria itu tampak sempoyongan dan tak mampu berdiri, Kai menjambak rambut pria itu dan menyeretnya kedepan Suzy. Kai menendang betis pria kekar itu hingga ia berakhir bersujud didepan Suzy.

"minta maaf lah dan cium kakinya. Dengan begitu aku akan melepaskanmu" ancam Kai.

Suzy kembali meneteskan air mata, ia menatap wajah Kai yang sudah lebam dan basah akan keringat. Kepala Kai bahkan mengalirkan darah segar akibat benturan kepala yang terakhir kali ia lakukan. Suzy menatap Kai tak berkedip, ada rasa sakit di hatinya melihat kondisi pria itu.

"cepat katakan!!!" teriak Kai marah karna pria itu masih diam. Pria itu bukannya tak ingin, ia terlalu tak perdaya dan terlalu pening akibat pukulan keras yang berkali-kali menghantam tubuh hingga wajahnya.

"kemanhae Kai-ssie" ucap Suzy menatap Kai dengan air mata menetes dari pelupuk matanya.

"dia sudah memukulmu dan merobek paKaianmu. Apa kau bisa dengan mudah melepaskannya begitu saja?" tanya Kai menatap Suzy berharap wanita itu mengerti amarah yang ia rasakan karna pria ini.

"kemanharagu" ucap Suzy lagi. Kai berjongkok menatap Suzy, ia ingin menyentuh wajah Suzy tapi Suzy memalingkan wajahnya dari sentuhan Kai.

"aku berterima kasih atas pertolonganmu. Tapi aku tak meminta semua ini, jadi tolong hentikan. Kita bahkan tidak saling mengenal" ucap Suzy kemudian bangkit berdiri. Ie menggenggam erat jas yang ia kenakan kemudian pergi dari keramaian itu dengan langkah tertatih.

Kai terdiam, otaknya berhenti berputar. Ia benar-benar seperti orang bodoh, air matanya menyeruak keluar dari bola mata pekatnya. Kenapa ia membuang waktu untuk perduli pada wanita yang bahkan tak menghargai pertolongannya dan justru menyalahkan dirinya.

ScatteredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang