21. Piece of memory

1.3K 267 42
                                    

Piece of memory

Lapar ditengah malam adalah hal yang paling mengganggu baginya, ia tidak akan bisa tidur jika belum mengisi perutnya. Sehun membalikkan tubuhnya untuk melihat pelayan itu memasak tapi ia justru melihat sekelebat bayangan dalam matanya.

"apa yang ingin kau makan? Aku akan membuatkan semuanya untukmu" – suara itu begitu asing ditelinga Sehun. Satu hal yang terlihat jelas, rambut wanita itu panjang dan terurai.

Seulas senyum terukir diwajah tampannya, ia yakin wanita itu pasti Soojung. Ia kemudian menghela napas pelan dan melirik sekitarnya. Ia menyadari sesuatu, bagaimana bisa rumah ini tak memiliki satupun foto akan dirinya dan Soojung sebelum kecelakaan itu.

Sehun berjalan agak jingkat menyusuri foto-foto yang terpajang disana. Ia meraba mereka satu persatu. Matanya menyusuri setiap inci foto yang terpajang dirumah itu, kemudian ia memutuskan kembali ke meja makan tapi ia justru menemukan Soojung didepannya.

"kau juga bangun?" tanya Sehun menatap Soojung.

"nae" jawab Soojung kemudian memeluk Sehun erat. Sehun menatap Soojung bingung.

"aku kira kau akan menghilang. Aku langsung panic ketika menyadari kau tidak ada disampingku" ujar Soojung pelan. Sehun tersenyum mendengar penuturan Soojung. Ia mencium puncak kepala Soojung lembut.

"bodoh ! apa CEO dari SK company hanya punya otak sebiji jagung? Mana bisa aku pergi jauh dengan kaki seperti ini" canda Sehun. Soojung tertegun.

"lalu jika kaKimu pulih, apa kau akan meninggalkanku?" tanya Soojung takut.

"tentu saja tidak. Kau tahu bukan? Aku paling menyukai harum tubuhmu" ujar Sehun kembali mencium rambut Soojung.

"shampoo apa yang kau gunakan? Kenapa bisa seharum ini?" goda Sehun. Soojung tertaw kecil dan memukul dada Sehun pelan.

"berhentilah bercanda" kesal Soojung. Sehun kembali tersenyum.

Mereka duduk diatas meja makan. Soojung menyantap makanannya dengan tenang dan santai. Sesekali ia melirik Sehun, Sehun tampak memikirkan sesuatu.

"sayang" panggil Sehun. Soojung menoleh.

"wae?"

"kenapa kau tidak memajang foto-foto kita sebelum kecelakaan?" tanya Sehun. Soojung terkejut, ia tak menduga pertanyaan ini akan Sehun lontarkan suatu hari nanti.

"aku . . "

"apa kau tidak ingin mengingat kecelakaan itu? Jadi kau membuang semuanya?" tanya Sehun menatap Soojung. Soojung tersentak, Sehun seakan membuatkan sebuah alasan untuknya. Soojung memamerkan senyumnya pada Sehun.

"nae. Aku tidak ingin hari buruk itu kita kenang. Jadi mari kita memajang momen-momen setelah tragedy itu" ujar Soojung tersenyum dan berusaha meyakinkan Sehun.

Sehun mengangguk paham.

"tapi aku lebih suka melihatmu berambut panjang" ujar Sehun sembari memakan makanannya. Soojung berhenti mengunyah, ia berpikir sejenak. Alisnya berkerut bingung.

"apa maksudmu berambut sepanjang bahu?" tanya Soojung. Sehun kembali tersenyum dan menggeleng pelan.

"sepanjang pinggang." Jawab Sehun. Ia berusaha menyampaikan kabar baik ini dengan cara tak langsung pada Soojung.

"aku tak pernah memanjangkan rambutku lebih dari sebahu" ucap Soojung begitu saja. Sehun tertegun, alisnya berkerut pelan.

"kau pernah. Kau pasti melupakannya" ujar Sehun hati-hati. Soojung berpikir dalam diam.

ScatteredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang