1. Beginning

6.7K 191 2
                                    


PICT LEA ☝☝

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Lea keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk. Lea terdiam melihat baju seragamnya sudah tersiap

"Aku mau ganti baju, kamu keluarlah"

Tak lama, bunyi pintu terkunci terdengar. Lea segera memakai seragamnya

Tak lama, Lea keluar dari kamarnya dengan balutan seragam, tas di punggungnya, dengan dandanan yang rapi. Kulitnya yang putih, rambut kecokelatan, dan bibirnya pink alami ditambah dengan lipgloss memperindah penampilannya

Lea duduk di kursi meja makan. Terdengar suara memasak di dapurnya dan dia bisa menebak bahwa dia tengah menyiapkan makanan

Tak lama, munculah piring melayang dan mendarat di depannya

"Terima kasih"

Lea segera menyantap makanannya dengan nikmat. Sebuah buku melayang dan sebuah pulpen tengah berputar di atas buku itu

"Nanti langsung pulang karena mau belanja bulanan" baca Lea di kertas yang melayang itu

"Oke, aku mungkin pulang jam tiga sore. Tunggu aja ya, Zen. Jangan kemana mana"

Sesudah itu, Lea segera bangkit dan berangkat sekolah, sebelum itu dia berpamitan dengan Zenith dan pergi

Lea tersenyum karena kini ada yang menemaninya dirumah walaupun sosoknya tidak bisa dilihat. Namanya Zenith, dia adalah hantu dan Lea tak bisa melihatnya

Namun, mereka berdua bisa berkomunikasi dengan Zenith yang menulis. Zenith membantunya tiap hari dan membuat Lea tak kesepian karena selama sepuluh tahun, ayahnya sebagai direktur perusahaan milik keluarganya dan ibunya telah meninggal sepuluh tahun yang lalu

Zenith datang kerumahnya sebulan yang lalu. Waktu itu, Lea sangat ketakutan karena melihat beberapa benda terbang. Zenith pun membuktikan bahwa dia hantu yang baik lewat membantu Lea dalam hidupnya

Lea pun merasa tak takut karena sudah terbiasa, Lea pun menyuruh jika Zenith ingin berbicara dengannya, Zenith bisa menulis

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Zenith duduk di sofa dengan lelahnya setelah bekerja. Zenith pun mengadahkan kepalanya

"Sudah sebulan..."

Zenith sangat senang bisa tinggal dan mengenal Lea. Zenith kira, dia tak akan memiliki teman lainnya. Zenith tak mau seperti hantu lainnya yang menakuti manusia

Zenith awalnya hanya melihat Lea di jalan. Entah kenapa Zenith mulai melangkah mengikuti Lea

Zenith pun masuk bersama Lea ke rumah besar milik Lea. Zenith tinggal disana selama sehari, namun dia bosan dan kesal karena Lea tak menyadari Zenith. Padahal Zenith sering melihat ke Lea dan bisa membuat hawa udara menjadi dingin, namun Lea tak menyadarinya

Suatu hari, Zenith melayangkan benda benda dan membuat Lea ketakutan dan menyuruhnya pergi. Zenith pun tak mau pergi, dia membuktikan kepada Lea dia hantu yang baik dan bisa menjadi temannya

Dan terbukti selama tiga hari dia membantu Lea, Lea akhirnya bisa menerimanya. Zenith terkadang sedih karena tak bisa menyentuh Lea dan mereka tak bisa berkomunikasi di luar rumah

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Lea memasuki rumahnya yang sepi. Sebuah kertas melayang mengarahnya dengan tulisan 'aku udah masak. Kamu makan sana'

"Aku ganti baju dulu"

Lea berjalan menuju kamarnya dan segera mengganti bajunya. Lea yang merasa lapar, segera menuju meja makan. Disana sudah ada beberapa makanan diatas meja yang tampaknya menggiurkan

Lea memakan makanan dengan lahap. Zenith yang ada disampingnya senang melihatnya

"Kamu pinter banget masaknya! Ini enak banget"

Zenith tersenyum dan dia memegang bahu Lea, namun tak bisa karena tangan Zenith menembus badan Lea. Zenith melihat tangannya dengan sedih

"Zen, kamu disini kan?"

Zenith mengeluarkan kertas dan menulis bahwa dirinya ada di sini. Lea membacanya dengan senang dan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya

Kesedihan Zenith tergantikan dengan senyuman milik Lea. Setidaknya Zenith tahu bahwa Lea tak mau kehilangannya

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Lea berjalan menyusuri lorong lorong dengan melihat lihat benda yang akan dia ambil. Lea memerhatikan secarik kertas di tangannya yang ada sebuah tulisan dari Zenith untuk bahan bahan yang akan di beli

Lea terkekeh kecil mengingat dia bisa bertemanan dengan makhluk yang tak akan dia sangka akan menjadi temannya dan tinggal serumah dengannya

Lea segera mengambil kecap dan memasukkannya di troli. Tak lama, sebuah nada dering handphone milik Lea terdengar

"Halo Yah"

"Kamu gimana disana?"

"Baik seperti biasanya"

"Maafkan ayah yang nggak bisa pulang hari ini, sayang"

"Lea tahu kok yah. Ayah ingat jaga diri aja disana karena Lea nggak bersama ayah disana"

Peter tersenyum mendengar suara anaknya itu
"Ayah pasti sehat selalu. Kamu lagi dimana sekarang?"

"Lea lagi belanja bulanan"

"Ayah tutup dulu teleponnya ya. Nanti ayah kirim uang"

Sambungan telepon terputus. Lea memandang sebentar handphonenya dan dia memasukkannya kembali ke tas dan mulai memilih barang lainnya

Lea membawa belanjaan ke dalam rumahnya. Ditaruhnya barang barang itu di atas meja. Lea merapikan barang barang itu. Lea heran yang tak merasa bahwa Zenith hadir di dapurnya ini. Biasanya benda benda melayang dan dia membaca tiap tulisan milik Zenith

Lea memegang kursi di meja makan dan menatap nanar melihat rumahnya sepi

"Zen, kamu dimana?"

Zenith yang baru dari kamar Lea langsung berjalan menuju dapur. Dilihatnya wajah Lea yang sedih, Zenith tahu, Lea pasti mengira dirinya pergi

Zenith segera meraih kertas dan pulpennya. Ditulisnya sesuatu disana dan di bawanya menuju Lea

Lea terperanjat senang melihat sebuah kertas melayang. Lea menajamkan matanya

"Kamu nggak usah sedih, aku nggak akan pergi kemana mana"

"Jangan tinggalin aku sendirian. Lea butuh Zenith"

Zenith menghampiri Lea dan memeluknya. Walaupun badannya menembus semua dari badan Lea, tapi setidaknya Zenith memeluknya




WILL BE CONTINUE

Our ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang