49. Boyfriend's Family

1.1K 68 2
                                    

Lea berjalan keluar kelas yang sepi. Dia masih malu untuk bertemu Zenith mengingat dirinya cemburu hanya karena dia bersama sepupunya

Lea berjalan keluar kelas dengan was was. Dia belum mau bertemu Zenith. Dia merasa malu

Lea terperanjat kaget lantaran seseorang mencium pipinya. Lea menoleh ke kanan dan melihat Zenith tersenyum kepadanya. Seketika Lea terdiam lalu berjalan cepat

Namun, dia kalah cepat. Zenith sudah melingkari tangannya di perut Lea dan memeluknya. Kepala Zenith berada di atas kepala

"Zen, lepasin. Ini kampus" ucap Lea sambil melepas tangan Zenith

"Kampus udah sepi sayang"

"Sayang?" Batin Lea kaget

"Apaan sih pakai sayang sayang segala" ucap Lea kesal

"Memang kenapa? Lagian kita kan udah lama pacaran"

"Huft"

Zenith tersenyum mendengar Lea yang tampak menyerah. Zenith pun menaruh kepalanya di bahu Lea

"Le, aku suka waktu kamu cemburu tadi. Kamu berarti cinta sama aku. Aku baru pertama kali merasakan namanya cinta dan perempuan yang kusuka cemburu. Hatiku rasanya senang"

Lea termenung mendengar ucapan Zenith

"Semua orang takut sama aku. Aku layaknya monster. Tapi beda sama kamu, walaupun kamu tahu aku nakal, tapi kamu nggak mau pisah sama aku. Aku baru pertama kali merasakan cinta dan itu indah. Dan apalagi kamu yang jadi pacarku"

Lea tersenyum mendengar ucapan Zenith. Lea sama seperti Zenith, pertama kalinya jatuh cinta. Lea memegang tangan Zenith yang ada di perutnya

"Kamu mau nggak kerumahku?" Bisik Zenith

Lea bergidik geli dan menoleh ke samping
"Mau ngapain?"

"Mau kenalin kamu sama keluarga aku"

"Ap-Apa?"

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


Lea bersama Zenith berjalan menuju rumah mewah di depan mereka. Lea merasa gugup untuk melihat keluarga Zenith

Zenith bisa melihat kegugupan Lea. Di genggamnya tangan Lea dan menatap mata Lea

"Nggak usah gugup. Orangtuaku nggak bakal makan kamu"

Lea mengangguk sedikit merasa tenang walaupun masih ada rasa gugup

Zenith membuka pintu. Dia masuk bersama Zenith. Dilihatnya rumahnya yang tampak mewah dan bagus

Seseorang melangkah ke arah pintu. Lea dan Zenith menatap perempuan paruh baya di depan sana

"Zenith udah pulang. Siapa yang diajak?" Tanya Rena melihat Lea di sampingnya

"Namanya Lea. Pacar Zenith"

Mata Rena berbinar
"Pacar? Cantik sekali pacarmu. Nggak kayak kamu ya. Lea, ayo masuk"

Lea mengikuti Rena yang menggandengnya masuk. Zenith mendengus kesal

"Siapa sih anaknya coba?"

Zenith pun mengikuti mereka berjalan masuk. Zenith tak menyangka bahwa ayahnya juga ada disini. Zenith pikir ini sudah takdir untuk memperkenalkan Lea kepada keluarganya

"Pa, coba liat. Ini pacarnya Zenith"

Luke menoleh dan menatap mereka bertiga. Luke berdiri dari duduknya dan berjalan mendekat

"Pacar? Kok cantik sih. Zenith kan jelek" balas Luke

Lea tertawa kecil. Zenith menggerutu kesal
"Wajah kita mirip yah"

Luke tertawa, begitu juga Rena. Lea pun memperkenalkan diri

"Selamat siang Tante, Om. Nama saya Azalea. Dipanggil Lea"

"Nama yang cantik. Ayo kita duduk"

Semuanya tampak duduk bersama di ruang keluarga milik keluarga Zenith

"Dari kapan pacarannya?" Tanya Rena penasaran

Lea menatap Zenith
"Setahun lebih yang lalu" balas Zenith

"Bukannya kamu koma waktu itu?"

Zenith dan Lea mendadak bungkam dan tak tahu mau membalas apa. Zenith langsung menjawab

"Sebelum Zenith koma"

Luke dan Rena paham dan Rena kini bertanya
"Lea seangkatan sama Zenith di kuliah?"

Lea menggeleng
"Nggak tante. Lea baru masuk tahun ini" balas Lea

"Beda empat tahun ya. Lumayan" balas Luke mengangguk paham

"Oh iya mama lupa. Mama mau panggil Vino dulu"

Rena bangkit dan menaiki tangga. Kini Lea agak gugup karena sedari tadi hening

"Orangtua Lea kerja apa?" Tanya Luke

Zenith langsung menatap Luke
"Ayah apaan sih. Kenapa tanya pekerjaan orangtua coba" ucap Zenith kesal

"Siapa tahu ayah kenal" balas Luke santai

Zenith kesal dengan Luke. Ini seperti pertanyaan yang diajukan saat mau nikah. Mereka masih muda dan diberi pertanyaan kayak gitu

"Ayah saya pembisnis. Mama saya dia sudah meninggal"

Luke menatap Lea
"Maaf. Om nggak bermaksud"

"Nggak papa Om"

"Nah ini Vino. Adiknya Zenith"

Semua pandangan menuju sumber suara. Lea melebarkan bola matanya

"VINO?"
































WILL BE CONTINUE

Our ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang