Lea menyisir rambutnya di depan kaca. Kini dia tersenyum senang melihat tampilannya yang sangat cantik malam ini
Gaun berwarna biru muda dengan pita di pinggangnya warna biru tua, sebuah sepatu kaca layaknya sepatu Cinderella. Wajah Lea kian dipoles make up yang menambah kecantikannya malam ini
Lea melangkah keluar kamarnya. Dengan perlahan dia menuruni tangga hingga dia sampai di ruang keluarga yang sudah disulap. Peter tengah duduk di sofa dengan jasnya
"Kamu cantik sekali sayang" ucap Peter menatap anak semata wayangnya
"Benarkah? Makasih yah"
"Sama sama sayang. Ini ultahmu yang harus dirayakan dengan meriah bersama ayah"
Lea mengangguk senang
"Ayo kita ke meja makan. Ayah sudah menyediakan sesuatu disana"
Lea mengangguk dan kini dia bersama Peter berjalan menuju meja makan. Dia menatap kearah meja makan dengan mata bulatnya
"I-Ini?"
"Ini kue ulangtahunnya"
Lea terperangah. Dia melihat kue tingkat tiga dengan tema langit yang sangat lucu
Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday
Happy birthday
Happy birthday LeaLea menitihkan air mata saat Peter selesai menyanyikan lagu untuknya. Peter pun mengusap air mata yang jatuh dari mata Lea
"Make a wish dulu lalu tiup lilinnya"
Lea mengangguk dan dia memejamkan matanya. Dia merapalkan harapan yang dia inginkan. Lea membuka matanya dan meniup lilinya
Peter tepuk tangan dan Lea mulai memotong kue itu dengan pelan. Lea menaruh sepotong kue itu di piring dan memberikannya ke Peter
"Ini untuk ayah"
"Makasih sayang. Selamat ulang tahun yang ke tujuh belas sayang. Semoga kamu selalu diberkati Tuhan" ucap Peter
Lea tersenyum haru
"Makasih yah"Peter dan Lea mulai menyantap kue itu. Tak lama, Peter ke dapur dan dia membawa dua piring
"Ini makanan yang ayah buat khusus untuk kamu"
Lea tersenyum senang dan Peter mulai menata meja
Ada tenderloin steak, sushi, dan juga pizza yang terlihat menggiurkan dengan lelehan mozzarela"Mudahan rasanya enak" ucap Peter
Lea dengan semangat memakan makanan itu. Mata Lea tampak berbinar binar
"Ini sangat nikmat yah"
"Kamu harus habisin"
Lea mengangguk semangat
"Habis itu kita fotoan ya. Moment ini harus diabadikan" ucap Lea
Peter mengangguk sambil mengulas senyum
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
"Safe flight yah" ucap LeaPeter tersenyum sedih
"Kamu jaga diri disini ya"Lea mengangguk
"Pasti yah. Ayah jaga diri disana juga"Peter mengangguk lalu memeluk Lea. Lea memeluk Peter dengan erat. Tak lama bunyi pemberitahuan, Peter melepaskan pelukannya lalu menatap Lea
"Ayah harus pergi sekarang"
Lea mengangguk sedih
"Iya yah"Peter mencium kening Lea lalu dia menggeret kopernya menuju ke dalam bandara. Lea melambaikan tangannya lalu melangkah pergi
Lea masuk ke dalam mobil lalu menghembuskan nafasnya panjang
"Udah jangan sedih" ucap Zenith yang ada di samping Lea
"Aku merasa waktu aku sama ayah sebentar sekali"
Zenith mengulurkan tangannya lalu mengelus punggung Lea
Lea tiba tiba menoleh ke samping
"Zen, aku bisa merasakan sentuhan kamu. Kamu barusan menepuk punggungku"Zenith menarik tangannya
"Yang benar?" Tanya Zenith"Iya Zen. Apakah ini tanda tanda kamu mau kembali jadi wujud manusia seperti kemarin?"
Zenith menggeleng lemah
"Aku nggak tahu"
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Hari minggu tiba, Lea bangun dari tidurnya dan dia segera menuju kamar mandi untuk membasuh wajah dan menyikat giginyaLea keluar dan dia menuruni tangga. Lea merasa heran dengan keadaan rumah yang sepi. Biasanya ada barang melayang atau suara Zenith, tapi ini nggak ada sama sekali
"Kemana Zenith?"
Dilain tempat, Zenith tengah berjalan memasuki kawasan sekolah Lea. Zenith berjalan tak tentu arah, dia hanya berjalan hingga ketemu sosok yang dia cari
Dia tiba di taman belakang sekolah, dia melihat Chris tengah bersama beberapa hantu lainnya
"Chris"
Chris menoleh dan dia tampak berbicara dengan lainnya lalu berjalan menuju kearah Zenith
"Kenapa? Kok lo disini pas hari minggu?" Tanya Chris
"Hari ini pacat gue ulang tahun. Gue mau lo temenin gue beli kado" balas Zenith
"Gimana mau beli kado kalau kita aja hantu? Lebih baik lo langsung nyolong aja" balas Chris
"Gue tahu caranya"
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
"Lo tahu nggak perempuan suka apa?" Tanya Zenith saat mereka sudah sampai di mall"Gue mana tahu. Selama gue menjadi manusia, gue nggak pernah punya pacar atau dekat sama perempuan sampai mau beliin dia barang. Jadi lo jangan tanya gue"
Zenith memutar bola matanya dan dia bersama Zenith lanjut jalan. Chris menoleh tampak heran dengan Zenith yang tampak aneh
"Lo kenapa kayak gitu jalannya?"
Zenith menoleh
"Manusia bisa dengar suara gue dan gue bisa disentuh. Jadi kalau orang nyentuh gue terus yang dia lihat nggak ada, kan bahaya. Ntar malah lari lagi""Hahahahaha... Gue baru ketemu hantu spesies kayak lo"
WILL BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Scenario
Teen Fiction{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} Apakah ini skenario yang ditulis Tuhan untuk Lea? Skenario yang menceritakan kehidupan dan kisah percintaan Lea yang tak biasa Sosok yang telah membuatnya meras...