16. First Ghost

1.5K 72 0
                                    

"Kayaknya kamu dekat dengan Aldi"

Lea menoleh ke Zenith yang menanyakan pertanyaan aneh

"Nggak dekat dekat banget sih. Hanya sebatas teman saja" ucap Lea

"Sampai dia megang megang rambutmu" tambah Zenith

"Oh itu. Dia mengambil kotoran dirambutku kok. Kenapa sih?" Tanya Lea aneh

"Aku kesal aja sama dia. Sampai nyentuh nyentuh kamu kayak gitu. Padahal teman" celutuk sinis Zenith

Lea tersenyum
"Kamu cemburu?"

"Tentu saja. Mana ada yang nggak cemburu melihat pacarnya dengan teman lelakinya?"

"Hihihihihi... Aku nggak ada apa apa sama Aldi. Lagipula pacarku kan kamu, Zen. Mana mungkin aku suka sama cowok lain"

Zenith menghembuskan nafasnya kasar
"Pokoknya aku nggak senang liat kamu sama dia. Dia seperti menyukaimu"

"Hahahahahahaha... Walaupun dia suka sama aku, dihatiku hanya ada kamu, Zen. Si hantu yang telah membuatku jatuh cinta untuk pertama kalinya"

Zenith memberhentikan mobilnya lantaran lampu merah menyala. Zenith menghadap ke Lea

"Cinta pertamamu? Aku?" Tanya Zenith memastikan dengan perasaan senang

"Iya. Aku baru pertama kali jatuh cinta sama cowok. Dan itu kamu orangnya" balas Lea menatap Zenith

Rasa membuncah dan bahagia dirasakan Zenith. Zenith tersenyum lalu memegang tangan Lea dan menggenggamnya

"Beneran? Kamu nggak bohong kan?" Tanya Zenith

"Kenapa aku bohong? Toh juga nggak ada manfaatnya"

Zenith mengangguk dan dia mencium punggung tangan Lea. Zenith yang melihat lampu hijau segera menjalankan mobil dengan satu tangan yang setia menggenggam tangan Lea

"Kamu gimana?" Tanya Lea

"Maksudnya?"

"Siapa cinta pertamamu?" Tanya Lea penasaran

"Aku nggak ingat" balas Zenith

"Kamu nggak ingat? Tapi kamu bisa tahu identitas dirimu sendiri kan?" Tanya Lea heran

"Iya. Tapi cuma itu saja. Semuanya aku nggak ingat. Kejadian apa yang terjadi padaku sampai aku jadi hantu, keluargaku siapa, aku tinggal dimana, dan lain lainnya aku nggak ingat"

Lea menatap wajah Zenith dari samping
"Itu nggak penting. Yang penting adalah aku kenal kamu dan kamu dan aku selalu bersamamu"

Zenith menoleh ke Lea dan tersenyum dan menoleh kembali ke depan

"Walaupun aku hantu?"

"Iya. Hantu dengan kurang ajarnya membuat Lea jatuh cinta dan menjalin cinta dengan seorang manusia"


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


"Bukannya ini aneh?" Gumam Lea dengan memikirkan sesuatu

"Aneh apaan sih Le?" Tanya Vania bingung

Lea menoleh ke Vania berada
"Ehh gue mau nanya sama lo"

"Nanya aja kali" balas Vania sambil memutar bola matanya

"Lo bisa lihat hantu?"

"Hah? Hantu?" Tanya Vania cepat

"Iya, lo bisa lihat nggak?" Tanya Lea penasaran

"Nggak lah. Gue bukan indigo" balas Vania

"Gimana kalau orang yang bukan indigo malah bisa lihat hantu?"

Vania menatap Lea yang menatapnya dengan serius. Vania menggeleng geleng kepalanya heran

"Menurut gue nggak bisa deh. Setahu gue, cuma indigo yang bisa lihat hantu. Tapi ada beberapa kasus yang beda. Ada beberapa orang bisa ngerasain keberadaan hantu. Malah ada yang bisa dengar suaranya. Cuma kalau lihat wujudnya, hanya indigo aja yang bisa" jelas Vania

Lea memikirkan ucapan Vania dengan serius. Lea memiringkan kepalanya

"Lah aku ini apa? Indigo bukan, tapi bisa lihat Zenith yang adalah hantu. Aku yang aneh apa Zenith ya?" Batin Lea

"WOI..."

Lea menoleh ke Vania
"Bengong melulu. Kenapa lo tanya begituan? Lo bisa lihat hantu?"

Lea membulatkan matanya
"Nggak-Nggak kok. Gue mana bisa lihat hantu"

"Tapi aneh banget lo tanya kayak ginian" ucap Vania heran

"Gue cuma pingin tahu aja kok"

Vania mengangguk angguk mendengar ucapan Lea


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


"Kamu mau ngapain Le?"

Lea mengalihkan pandangannya ke Zenith yang berjalan mendekatinya

"Aku mau masak" balas Lea

"Masak? Tapi kamu nggak bisa masak kan?" Tanya Zenith bingung

"Beberapa makanan bisa kubuat tahu. Aku hanya mau masak aja, kamu terus yang masak soalnya" balas Lea mengambil potongan daging ayam

"Biar aku saja yang masak. Kamu nggak perlu masak" ucap Zenith yang udah ada di depan Lea

"Nggak Zen. Aku mau melakukannya. Tapi, aku mau kamu membantuku"

Zenith menghela nafasnya
"Baiklah..."























WILL BE CONTINUE

Our ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang