67. Sorry

922 51 3
                                    

Zenith menatap sekilas cafe di depannya. Dia melangkahkah kakinya memasuki cafe tersebut. Zenith mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang yang ia cari.

Zenith melangkah ke orang itu. Zenith menatap heran Lea tengah bersama lelaki lain yang tak ia tahu.

"Hai, ada apa Le?" Tanya Zenith

Lea tak menoleh sedikit pun ke Zenith. "Kamu duduk dulu baru aku ngomong"

Zenith tampak bingung, tapi dia tetap duduk sesuai perkataan Lea. Zenith merasa ada yang aneh dengan Lea hari ini. Lea tak seperti biasanya.

"Kenapa tiba tiba kamu suruh aku kesini?" Tanya Zenith lagi setelah duduk

Lea meremas kedua jarinya dengan gugup dan sedih. Kini dia harus menuruti kesepakatan Evan walaupun hatinya sangat sakit bahwa dia harus memutusi Zenith bagaimanapun caranya.

"Aku mau kita putus"

Suasana seketika tampak hening. Zenith menatap Lea yang tampak menatap ke arah lain. Zenith langsung saja tertawa keras, Lea menatap Zenith yang tertawa mendengar ucapannya barusan.

"Jangan bercanda Le" balas Zenith dengan menggeleng gelengkan kepalanya karena yang diucapkan Lea adalah kebohongan

"Buat apa aku bohong? Kamu ngga lihat aku lagi serius?" Tanya Lea dengan tatapan seriusnya

Tawa Zenith kian berhenti setelah meneliti raut wajah Lea yang sedang tidak bercanda. Kali ini Zenith kian membingung

"Kenapa kamu menutuskanku?" Tanya Zenith dengan suara tersedat karena tak percaya dengan Lea

Zenith sedih sekaligus kecewa karena Lea memutuskannya. Zenith tak merasa bahwa mereka ada berkelahi. Lea juga berbeda hari ini. Dan siapa cowok di depannya sekarang?

"Aku sudah ngga mencintaimu lagi Zen" balas Lea tetap menatap Zenith walau dia merasa bahwa hatinya sangat sakit. Lea tak sanggup dengan hal ini, namun dia harus. Ini demi semua orang

"Kenapa kamu berbohong Le!? Kita ngga ada masalah kan" Tanya Zenith dengan suara meninggi

"Apa aku berbohong sekarang? Kamu harus terima Zen bahwa aku ngga cinta lagi sama kamu"

Lagi lagi Zenith tak menemukan raut bercanda atau kebohongan dari Lea. Zenith menatap lelaki di depannya

"Dan siapa dia? Kenapa dia bisa disini?" Tanya Zenith dengan sinis dan menatap tajam ke lelaki itu.

Evan tersenyum miring menanti jawaban Lea dari pertanyaan Zenith. Lidah Lea merasa kaku sekarang. Zenith masih menatapnya dengan tatapan menyelidik. Evan pun sudah mengkodenya untuk segera memberitahunya.

"Dia pacarku, Evan"

Seketika hati Zenith terasa terpukul. Pacar? Tapi selama ini Lea adalah kekasih Zenith? Lalu kenapa dia bisa menjadi pacar Lea? Lea bukan playgirl yang mempunyai banyak pacar

"Apa sih maksudmu!?" Tanya Zenith kesal dan agak emosi

"Santai bro. Yang di katakan Lea memang benar. Gue pacarnya Lea sekarang. Gue mau lo jangan sentuh pacar gue" balas Evan

Zenith menarik kerah Evan dengan emosi dan mendekatkan kepalan tangannya ke wajah Evan. Namun Zenith mengurungkan niatnya untuk memukul Evan dan tangannya yang tinggal beberapa centi dari wajah Evan

"Kalian apa apaan sih! Kita dilihati semua orang tahu" Ucap Lea dengan keras yang kini mereka tengah menjadi pusat perhatian di cafe itu

Evan hanya tersenyum miring karena rencananya berhasil karena Zenith terbawa emosi. Evan ingin sekali melihat lelaki ini menderita. Sudah cukup Evan menderita melihat Leanya bersama cowok ini

"Ck terima aja kalau lo sekarang udah jadi mantan Lea" balas Evan ringan

Zenith masih memegang kerah Evan dengan emosi yang meluap luap, namun dia tahan. Zenith melepaskan cengkeraman tangannya dari kerah Evan dengan kasar

Lea menatap sedih ke arah Zenith. "Maafkan aku Zen"

Evan segera menggenggam tangan Lea dan membawanya pergi. Zenith memperhatikan kepergian mereka dengan terpukul. Lea senantiasa menatap Zenith dengan pandangan sayu dan terpukul juga. Kontakan mata mereka terputus saat Lea dan Evan sudah keluar cafe

Zenith duduk dengan kasar ke bangku itu. Dia mengacak rambutnya dengan gusar. "Apa maksudmu Le? Kenapa kamu berbuat begini?" Tanya Zenith dengan lirih


























WILL BE CONTINUE

Our ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang