23. Chairmate

1.2K 63 0
                                    

"Dimana dia sekarang? Kamu ajak dia kesini"

Lea segera menjawab dengan cepat
"Dia lagi pergi keluar kota yah"

"Oh... Dia sekolah disekolahmu? Teman kelas?" Tanya Peter

"Bukan yah. Dia kuliah dan umurnya 21 tahun"

Zenith tersenyum ke arah Lea. Dia mau memberitahu bahwa dirinya adalah pacar Lea, walaupun dia hantu

"Nggak jauh bedalah sama kamu" balas Peter mengangguk

"Iya yah" balas Lea

"Kamu harus bawa dia kesini. Ayah mau lihat pacar kamu"

Lea mengangguk
"Pasti yah"

Zenith tak bisa berkata kata kecuali rasa senang yang sangat


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


"Kamu sedang apa Le?"

Lea menoleh ke arah pintu. Disana ada Peter yang berjalan masuk ke dalam kamarnya

"Belajar yah" balas Lea

"Kamu memang ulangan besok?" Tanya Peter

"Iya yah. UTS semester 2"

Peter mengangguk mengerti. Peter melihat kearah meja disamping kasur Lea. Dimana ada foto keluarga. Peter tersenyum dan mengambil foto itu dan memandang foto itu dengan senyuman

"Sarah, anak kita sekarang sudah besar" batin Peter sambil mengelus foto itu

Peter tengah memerhatikan Lea yang tampak serius dengan bukunya. Peter menaruh foto itu dan berdiri

"Le, jangan tidur terlalu malam ya"

Lea menoleh ke Peter dan mengangguk
"Iya yah"

Peter tersenyum dan berjalan meninggalkan Lea dan Zenith di kamar

"Le, inget pesan ayahmu" ucap Zenith yang sudah berbaring di tempat tidur

"Ya Zen. Lagi sebentar selesai kok" ujar Lea masih fokus dengan pelajarannya

Setengah jam kemudian, Lea menutup bukunya dan mematikan lampu belajarnya. Dia segera bangkit ke tempat tidur dan tidur disamping Zenith yang sedari tadi nggak tidur karena menunggui Lea


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


"Ayah bener mau anter Lea?" Tanya Lea ulang

"Iya sayang. Lagipula ayah udah lama nggak anter kamu sekolah. Ayah juga harus ke kantor sekarang"

Lea mengangguk senang
"Oke deh yah. Lea mau ke dalam bentar"

Lea berlari menuju dalam rumah
"Zen..." panggil Lea dengan suara agak kecil

"Kenapa Le?" Tanya Zenith yang ada di samping Lea

Lea menoleh ke samping
"Aku sama ayah berangkat. Nanti malam, ajarin aku masak" balas Lea

"Oke. Semoga bisa jawab ulangannya ya"

"Pasti. Bye Zen"

"Bye"

Lea segera berlari menuju mobil Peter. Lea pun masuk setelah mengunci rumah dan kini mereka menuju sekolah Lea

Setengah jam kemudian, Lea dan Peter sampai di depan sekolah. Lea segera mencium tangan Peter dan membuka pintu

"Lea pergi yah" Lea langsung menutup pintu

Peter menurunkan kaca mobil
"Lea"

Lea menoleh ke belakang, Peter lalu tersenyum
"Jawab yang benar"

Lea tersenyum dan mengangguk. Lea pun melajutkan berjalan kaki menuju ke dalam sekolah. Peter yang melihat anaknya sudah di dalam kawasan sekolah pun memutuskan pergi

Le berjalan dengan santai sampai tiba tiba sebuah suara terdengar
"Lo dianter ayah lo?"

Lea menoleh ke sumber suara. Disana ada Aldi. Lea memutar bola matanya
"Ya" lalu Lea berjalan meninggalkan Aldi

Aldi buru buru berjalan dan dia berjalan disamping Lea
"Tumben lo dianter ayah lo"

"Nih anak sukanya dekat dekat sih" batin Lea menggerutu

"Masalah?" Tanya Lea sinis

"Ya nggak sih" balas Aldi

Lea memutuskan berjalan menuju ruang ujiannya. Lea akan duduk bersama adik kelas berdasarkan urutan

Lea masuk ke ruang ujian nomor 4 dan duduk di kursi yang dimejanya sudah terpasang namanya. Dia menoleh ke samping dan teman duduknya adalah laki laki

Lea tak memusingkannya. Lea memilih duduk dan mulai belajar untuk persiapan ulangan

Bel telah berbunyi. Seluruh siswa mulai memasuki ruang ujian. Lea segera menyiapkan papan ujian dan peralatan tulis dan dia segera memasukkan buku bukunya ke tas

"Hai"

Lea menoleh ke tempat adik kelas duduk. Disana seorang cowok tengah tersenyum kepadanya

"Manggil gue?" Tanya Lea

"Iya Kak Lea"

Lea merasa kaget karena namanya ditahu
"Kok tahu nama gue?"

"Saya juga anak OSIS" ucapnya dan Lea mengangguk mengerti


"Nama saya Vino" balasnya

"Salam kenal Vino" ucap Lea tersenyum kepadanya


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


"Gimana ulangan tadi? Lo bisa jawab?" Tanya Vania yang berjalan disamping Lea

"Bisa. Kalo lo?" Tanya Lea

"Ada beberapa gue nggak jawab. Lo kan pinter, jadi pastilah lo bisa jawab" celutuk Vania

Lea tersenyum kecil
"Makasih pujiannya"

Vania memutar bola matanya
























WILL BE CONTINUE

Our ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang