51. Problem

1K 57 0
                                    

Lea tak masuk kuliah karena dirinya tak ada mata kuliah. Dirumah, Lea habiskan dengan menonton film di laptopnya

Lea melihat handphonenya lagi, tidak ada pesan dari Zenith sampai sekarang. Entah mengapa, Lea merasa ada yang nggak beres

Lea memutuskan menelpon Zenith. Namun yang menjawab adalah operator. Lea mendecak gusar dan kembali menonton film dengan perasaan resah

"Dia kemana sih?"


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


Lea melangkahkan kakinya memasuki kampus. Dia tetap ke sini lantaran dia tak ada mata kuliah. Lea hanya ingin ketemu Zenith. Rasa rindunya kian membuncah

Saat di koridor, Lea melihat seniornya bernama Sania yang merupakan sepupu Zenith tengah berbicara dengan temannya

"Kak Sania"

Sania menoleh dan mendapati Lea, adik seniornya memanggilnya. Sania pamit sebentar dengan temannya lalu berjalan ke arah Lea

"Ada apa?"

"Apa kakak tahu dimana Zenith?"

Sania menggeleng
"Nggak Le. Dari pagi dia nggak ada. Dia sepertinya nggak masuk"

Lea menunduk kecil
"Makasih kak"

Sania mengangguk lalu Lea berjalan meninggalkan tempat itu. Lea memilih berdiam di kantin, mungkin saja Zenith ada di sana

Lea bersyukur mendapat tempat kosong. Lea duduk dan memesan makanan. Tak lama, muncullah Vania

"Le, kamu hari ini bukannya nggak masuk?" Tanya Vania dan dia duduk di depan Lea

"Memang. Gue mau cari Zenith aja"

Vania tersenyum menggoda
"Lo baru nggak ketemu sehari aja udah kangen begitu"

Lea menatap Vania kesal
"Bukan. Gue merasa ada yang aneh dengan Zenith"

Vania mengerutkan dahinya
"Kenapa?"

"Tadi malam dia datang kerumah gue dan tiba tiba meluk gitu aja. Dia juga nggak cerita. Tadi pagi gue telpon dan dia nggak angkat"

Vania tampak berpikir
"Mungkin dia nggak mau diganggu. Semua orang punya masalahnya sendiri Le. Dan mungkin pacar lo memilih menyimpannya sendiri"

Lea memakan bakso yang baru saja diantar dengan lesu. Vania menepuk bahu Lea

"Udah jangan lesu. Gue yakin, dia nggak bakalan ninggalin lo lagi. Kelihatan tahu kalau Zenith itu cinta banget sama lo"

Lea menoleh ke arah Vania. Vania memberikan senyuman menenangkan bagi Lea. Lea merasa pikiran gelisahnya hilang sedikit

"Makasih Van"

Vania mengangguk dan dia beranjak berdiri
"Gue harus ke kelas dulu. Lo jangan lo galau galau begini"

Lea tersenyum lalu mengangguk. Vania dengan senyumannya meninggalkan Lea yang masih menikmati baksonya


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

"Zenith kok nggak kuliah?"

Zenith menoleh ke Rena yang tengah duduk di sofa dekat dengannya

"Malas ma"

Rena menghembuskan nafasnya melihat anaknya yang uring uringan begini

"Kamu ada masalah sama pacarmu?"

Zenith menoleh ke Rena dan menggeleng
"Nggak kok"

Rena tersenyum jahil
"Mama tahu kamu ada masalah sama Lea. Padahal kemarin kemarin kamu semangat sekali kuliahnya karena ada pacarmu"

Zenith diam dan memilih melanjutkan menonton TV yang menayangkan film kartun

"Mama nggak tahu masalahnya" ujar Zenith pelan, namun bisa didengar oleh Rena

"Makanya cerita ke mama. Mama pasti kasih solusi"

Zenith membasahi bibirnya dengan lidahnya
"Teman Zenith tantang Zenith dan yang menang akan mendapatkan Lea. Zenith terima dan kita main wall climbing. Tapi, Zenith kalah. Jadi Zenith meninggalkan Lea"

Rena mengangguk paham lalu berdiri. Dan...

PLAK

"Aaawww... Sakit ma" ucap Zenith mengelus pipinya yang memerah

"Kamu sih bodoh. Kenapa kamu terima tantangan yang begituan? Pacarmu lagi yang jadi taruhannya"

"Awalnya Zenith menolak karena Lea yang ditaruhin. Tapi, dia ngotot ma"

Rena menggeleng geleng kepala
"Mama nggak tahu mau kasih solusi apa"


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


Lea keluar dari gerbang rumahnya lalu menguncinya. Setelah melangkah tiga langkah, sebuah mobil berhenti di dekatnya. Lea memerhatikan mobilnya dan tak lama kacanya turun

"Ayo bareng" ajak Lucas tersenyum

"Nggak usah kak. Saya bisa berangkat sendiri"

Lucas segera bersuara
"Ayo masuk"

Lea menatap jam tangannya. Lagi lima belas menit lagi dia masuk. Lea memilih berangkat bersama Lucas daripada telat

Di mobil, tak ada bersuara. Lea tengah berpikir tentang Zenith yang dua hari tak mengabarinya maupun bertemu dengannya

Lucas melirik Lea yang terdiam. Lucas tersenyum kala dia bisa lebih dekat dengan Lea

"Le, kamu kenapa?"

"Nggak ada" jawab singkat Lea tanpa menoleh ke Lucas

Lucas mungkin harus berusaha agar Lea lebih dekat. Lucas mau Lea mencintainya dan memilihnya daripada Zenith

Sampai di kampus, Lea segera turun. Sebelum itu dia berterima kasih kepada Lucas. Lucas mengangguk dan Lea segera berlari menuju kelasnya




























WILL BE CONTINUE

Our ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang