10. Festival

1.7K 77 0
                                    

Vote dan Comment cerita ini yaa... Vote dan Comment kalian adalah obat semangat buat nulis lagi...

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Lea berjalan disamping Zenith. Zenith pun menggandeng tangan Lea dan menggenggamnya dengan erat. Lea tersenyum kearah Zenith yang dibalas senyuman juga oleh Zenith. Mereka mulai menatap ke depan dan mereka telah sampai di kursi penonton

"Zen, kamu duduk disini. Aku ada urusan lagi. Kamu tunggu aku aja disini. Acaranya mau mulai"

Zenith mengangguk dan Lea berjalan pergi. Lea segera pergi menuju backstage

"Gimana, kepala sekolah udah di panggung?" Tanya Lea setelah tiba di backstage

"Udah kok Le. Itu lagi penyambutan" balas Boy

"Bagus deh. Gimana penjualan ticket didepan? Banyak yang beli?" Tanya Lea lagi

"Lumayan yang datang. Tapi makin siang pasti makin ramai" balas Sheila

"Oke. Gue habis ini penyambutan kan?" Tanya Lea memastikan

"Ya" balas Boy

"Aldi mana?" Tanya Lea

"Dia masih diskusi sama seksi acara"

Lea mengangguk dan dia melihat kepala sekolah sudah turun dari panggung. MC cowok dan cewek yang merupakan anak OSIS pun mulai berbicara

"Setelah ini, Azalea Madylen akan memberikan beberapa kata untuk membuka acara festival hari ini" ucap sang MC cowok dengan semangat

"Nama yang cantik" ucap Zenith

Lea berjalan ke atas panggung. Dia berjalan menuju mic berdiri. Dia memerhatikan kursi yang sudah banyak terisi dengan beberapa orang berdiri

"Selamat pagi semuanya. Nama saya Azalea Madylen dengan jabatan saya adalah ketua OSIS. Sebelum dibukanya acara ini, saya mengucapkan terima kasih kepada para guru yang sudah menyetujui adanya festival bertema Art pada hari ini. Semua anggota OSIS maupun semua siswa yang telah membantu dalam melaksanakan festival ini. Kami tidak akan bisa melaksanakan festival ini tanpa kalian semua"

Semua bertepuk tangan meriah

"Festival yang kami pilih adalah ART. Disini, saya ingin semua orang berpartisipasi dengan keahlian dan kemampuannya menghasilkan suatu karya melalui tangan tangan mereka dan bisa mereka jual di festival ini. Guna dari festival ini adalah mengembangkan kemampuan kerajinan dan kreativitas siswa, mampu menjalani kegiatan transaksi jual beli, dan mengajarkan siswa untuk menghasilkan uang sendiri dengan usaha mereka sendiri. Dan sekarang, saya selaku ketua acara ini, membuka acara festival hari ini"

Lea tersenyum disertai tepuk tangan yang meriah. Lea pun membungkukkan badannya sedikit lalu dia berjalan ke backstage

"Perfect. Lo seperti presiden diatas sana" ucap Sheila kagum

"Thanks. Tapi perumpamaan lo terlalu berlebihan" balas Lea

"Itu benar Le" balas Aldi

Lea hanya tersenyum menjawab pujian dari teman temannya

"Oh ya, gue mau jalan jalan dulu. Mau menikmati festival. Boleh?" Tanya Lea

"Silahkan. Lo sepertinya harus temenin pacar lo disini" balas Sheila dengan senyuman menggoda

"Pacar?" Tanya Lea kaget

"Ya. Lo jangan bohong deh. Gue lihat lo sama cowok gandengan tangan. Dan sumpah, pacar lo ganteng banget Le. Gue juga pingin punya pacar kayak pacar lo itu" ucap Sheila histeris

"Hihihihihihi. Kalau ada apa apa, tinggal kasih tahu gue. Inget, yang akan perform udah diatur kan?"

Aldi mengangguk dan Lea segera berjalan pergi

"Bye" Lea melambaikan tangannya

Lea segera berjalan menuju Zenith berada dengan senyuman yang terus terpantri di wajahnya


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


"Pidatomu sangat hebat"

Lea tersenyum mendengar Zenith memujinya

"Makasih"

"Aku merasa bangga punya pacar sepertimu" balas Zenith dengan senyuman menggodanya

"Oh gitu. Kalau misalnya aku bukan ketua OSIS, kamu nggak bangga, gitu?" Tanya Lea kesal seraya melipat kedua tangannya di dadanya

"Bukan. Kok kamu malah pikiran kayak gitu?" Tanya Zenith bingung

"Ya karena perkataanmu tadi lah" balas Lea acuh

Zenith menghela nafasnya kala pacarnya tengah ngambek. Zenih pun menggenggam tangan Lea. Namun Lea tak tergerak

"Le, maafin aku ya. Sumpah, aku nggak maksud kayak gitu. Kamu ambil dong positivenya"

"Hmm" balas Lea dengan gumamman

"Jangan ngambek dong" balas Zenith lebih mendesak

"Iya iya. Bawel ah" balas Lea pasrah

"Nah gitu dong"

Lea melihat sesuatu yang menarik. Lea segera menarik tangan Zenith menuju sebuah stand. Lea memerhatikan stand itu yang menjual beberapa perhiasan yang sangat unik

"Eh ada ketos" celutuk salah satu cowok yang menjaga stand itu

Lea tersenyum dan dia menunjukkan sebuah cincin couple yang terbuat dari keramik berwarna hitam yang sangat cantik

"Dua ini berapa harganya?" Tanya Lea

"Duanya harganya 15.000. Lo beli buat lo sama pacar lo kan?" Tanya cowok itu lagi

Lea tersenyum kecil dan dia segera menyerahkan uangnya dan dia mendapatkan cincinnya

"Ini buat kamu" ucap Lea menyerahkam cincin berwarna hitam yang lebih besar

"Untuk apa beli ini?" Tanya Zenith bingung

"Biar couple aja. Kan bagus cincinnya"

Zenith segera memasangkan cincinnya di jari tengahnya, begitu juga dengan Lea. Mereka tampak senang dan bahagia melihat cincin yang terlihat bagus di jari mereka

"Thanks my beatiful girlfriend"

Pipi Lea bersemu dan Zenith menikmati apa yang dia lihat























WILL BE CONTINUE




Our ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang