Zenith berpikir lagi mengenai apa yang dikatakan Chris. Benarkan karena Lea dia bisa berwujud? Tapi itu bukannya mustahil?
Zenith berjalan masuk ke dalam kamar Lea. Lea tengah menulis sesuatu di bukunya
Lea menoleh dan mendapati sebuah buku melayang
"Kenapa Zen?"
Zenith duduk di dekat Lea dan berhadapan dengannya di kasur. Zenith segera menulis dan dia memperlihatkannya
"Apakah kamu mencintaiku tulus?"
Lea tersenyum membaca apa yang ditulis Zenith
"Aku sangat mencintaimu Zen" balas Lea
Hati Zenith seakan menghangat dan rasa membuncah ada di dadanya. Zenith baru merasakan rasanya dicintai seseorang dengan tulus, apalagi Lea yang notabenenya pacarnya yang mencintainya
"Walaupun aku hantu?"
Lea tertawa kecil
"Kita udah pernah membahasnya Zen. Walaupun kamu hantu, manusia, iblis, aku tetap mencintaimu. Memang salah mencintai hantu? Tuhan saja tak melarangnya kok"
"Aku senang bisa dicintai tulus olehmu Le"
Lea tersenyum manis dan membuat jantung Zenith berdetak cepat
"Aku juga senang bisa mencintaimu. Tapi, apakah kamu mencintaiku Zen? Seperti aku mencintaimu?"
Zenith buru buru menulis
"Tentu saja. Kamu adalah orang yang sangat kucintai Le. Nggak ada orang lain selain kamu di hatiku"
Lea merasa pipinya memanas dengan selesainya membaca apa yang ditulis oleh Zenith
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤"Apa maksudnya ini Lea?"
Lea membacanya dan dia melihat sebuah foto. Foto dirinya bersama Aldi di ruang OSIS
"Darimana kamu mendapatkannya?"
"Ada di depan rumah. Jelaskan ini Le"
"Itu nggak seperti yang kamu pikirkan. Waktu itu aku tertidur Zenith. Kamu bisa lihat disana kalau aku tengah tertidur. Aku nggak tahu dan nggak sadar kalau ada Aldi disana"
"Kenapa cuma kalian saja? Mana orang lain?"
Zenith benar benar marah dengan Aldi. Apa maksudnya ini? Apa dia mau mendekati dan menyerang Lea saat dia tak sadar? Ck, cowok brengsek. Zenith benar benar ingin menghabisi Aldi sekarang juga
"Aku juga nggak tahu. Pas aku datang dan tanya mana yang lainnya, dia bilang mungkin mereka ada urusan. Aku juga capek, jadi aku mau cepat cepat urusin masalahnya dan kembali ke kelas" jelas Lea berusaha meyakinkan Zenith. "Aku nggak nyangka dia bisa melakukan itu kepadaku. Sumpah Zen, aku nggak sadar waktu itu"
"Apakah benar?"
"Kenapa aku musti bohong Zen. Aku nggak akan ngelakuin hal kayak gitu dengan Aldi. Aldi hanya teman OSIS. Bukan yang lain" balas Lea cepat
"Jangan ulangin lagi Le. Aku nggak mau kamu sama cowok lain. Hanya aku yang boleh"
Lea tersenyum kecil dan mengangguk
"Aku nggak akan mendekati cowok lain karena aku sudah punya pacar yang sangat aku cintai. Zen, kamu percaya aku kan?" Tanya Lea
"Aku percaya"
"Makasih Zen. I Love You" ucap Lea dengan pipi merona
"I Love You More" balas Zenith
Dan mereka bertukar senyuman dengan jantung yang saling berdegup kencang
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Lea masuk ke dalam kelas. Dia masih berpikir kenapa foto itu bisa ada di depan rumahnya dan kenapa Aldi bersikap begitu? Itu membuat kepala Lea merasa mau meledak. Ada yang aneh
"Kenapa muka lo? Suntuk amat sih" sahut Vania
"Gue lagi mikir hal aneh aja" balas Lea duduk di kursinya
"Lo itu terlalu banyak pikiran tahu nggak. Nggak capek ngurusin sekolah karena ketua OSIS?"
Lea menatap Vania dengan kesal
"Ya capeklah. Lo kira gue robot apa?"
"Hahahahahaha... Jangan kesal muka lo dong. Tambah jelek lo tuh"
"Apaan sih Van" ucap Lea kesal
"Oke oke... Lo memang kenapa sih? Lo kayak orang mau UN besok"
"Ck, gue bingung aja" balas Lea
"Tentang apa?"
"Entah kenapa, gue ngerasa kalau Aldi itu aneh"
"Aldi? Wakil ketua OSIS?" tanya Vania
"Ya. Dia aneh aja gitu"
"Aneh gimana? Coba lo jelasin" ucap Vania meminta penjelasan
Lea pun menceritakan semuanya kepada Vania. Kecuali Zenith yang tinggal serumah dengannya dan Zenith adalah hantu
"Aneh juga sih. Kalau menurut gue, Aldi itu suka sama lo"
"APA!?" seru Lea
Vania menatap Lea kesal
"Lo jangan teriak teriak napa"
"Habisan lo ngomongnya kayak gitu. Ya gue kagetlah" balas Lea
"Itu sih pikiran gue. Dan menurut gue juga, ada yang mau hancurin hubungan lo sama pacar lo" ucap Vania membuat Lea tambah bingung
"Memang siapa? Orang orang juga mana tahu kalau gue punya pacar" ucap Lea
"Lo benar. Tapi, orang yang mau hancurin hubungan lo ini kayaknya Aldi deh"
"Kenapa lo bisa pikiran kayak gitu?" Tanya Lea cepat
"Karena dia suka sama lo. Pastilah dia mau buat lo sama pacar lo putus" balas Vania
"Tapi kan itu belum tentu. Aldi mana mungkin sih suka sama gue" ucap Lea dengan tertawa kecil
"Kita mana tahu perasaan orang"WILL BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Scenario
أدب المراهقين{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} Apakah ini skenario yang ditulis Tuhan untuk Lea? Skenario yang menceritakan kehidupan dan kisah percintaan Lea yang tak biasa Sosok yang telah membuatnya meras...