45. Every People See Ot

1.2K 66 0
                                    

GIVE YOUR VOTE AND COMMENT 😊😊

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Lea, Vania, dan Aldi tengah duduk di bawah pohon yang ada dipinggir lapangan

"Lo jadi mau daftar ekskul photography?" Tanya Aldi kepada Lea

"Iya. Gue mau kembangin hobby gue itu" balas Lea lalu memakan roti selai

"Kenapa nggak ikut paduan suara sih? Kan biar samaan gue" ucap Vania kesal

"Gue mana suka nyanyi Van. Kalau lo ikut photography, pasti ada jalan jalannya terus hunting tempat bagus. Itu yang seru" ucap Lea semangat

"Tapi gue mana bisa foto pakai kamera. Kamera handphone mah gue tahu"

Lea tertawa kecil
"Lebih baik lo ikut paduan suara aja deh. Aldi kan disana"

Vania langsung menatap Aldi
"Bener?"

"Ya" balas Aldi

Lea bisa melihat guratan senang di wajah Vania, begitu juga dengan Aldi. Well, mereka pasangan yang lucu


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


"Gue mau nantang lo"

Zenith masih menatap tajam Lucas yang ada di depannya

"Apa?"

"Kita wall climbing"

"Oke" balas Zenith

"Tapi ada taruhannya" balas Lucas cepat

"Apaan?" Tanya Zenith kesal

"Yang menang, bakal dapatin Lea. Yang kalah, harus menjauh dari Lea. Deal?"

"Brengsek lo! Kenapa lo jadiin Lea barang taruhan hah!?" Teriak Zenith sambil mencengkram kerah baju Lucas

"Gue hanya mau Lea. Gue udah cukup menahan emosi saat lo sama Lea dan mesra mesraan dengannya"

"Gue terima tantangannya. Gue pastiin lo nggak bakal dapatin Lea"

"Kita lihat aja. Nanti gue kabarin"


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


OSPEK telah selesai. Kini semua berjalan seperti biasa

Lea merapikan bukunya, begitu pula dengan anak anak lainnya. Lea berjalan namun banyak bisik bisikkan

"Itu kan senior yang nakal itu"

"Kenapa dia disinu?"

"Mungkin dia ada masalah sama anak sini. Siapa ya?"

"Nggak usah noleh. Ntar lo di marahin lagi!"

Lea menggeleng gelengkan kepalanya mendengar ucapan teman sesama mata kuliahnya. Sekali lagi, Zenith itu tak seram. Mungkin dia galak dan cuek, tapi dia nggak seram

Lea melalui banyak teman temannya yang kebanyakkan tak berani keluar kelas. Lea menggenggam tangan Zenith

"Lama tunggunya?"

Zenith tersenyum dan mengelus rambut Lea
"Nggak kok"

"Ayo pergi"

Mereka berdua pergi dengan tangan menggenggam erat, seakan tak mau berpisah. Kepergian mereka menjadi saksi banyak pasang mata MABA

"Lea pacaran sama senior itu? Nggak mungkin" ucap Via tak menyangka apa yang dia lihat tadi

Lea dan Zenith tak memperdulikan ucapan ucapan orang lain melihat mereka

Sania muncul dan menatap mereka dengan heran

"Kalian pacaran?"

Lea dan Zenith saling berpandangan dan mereka tersenyum malu. Sania menyipitkan matanya

"Apa waktu game punishment itu kalian pacaran ya?" Tanya Sania dengan nada menggodanya

"Gue sama Lea udah pacaran setahun yang lalu"

Mata Sania menbulat tak percaya. Sania merasa ada yang aneh pun tersadar
"Bukannya lo waktu itu koma?"

Zenith dan Lea terdiam. Zenith pun segera bersuara

"Sebelum gue koma"

Sania mengangguk angguk kepalanya paham

"San, gue pergi dulu"

Sania mengangguk lalu Zenith bersama Lea pergi. Sania menggeleng geleng kepalanya menatap mereka

"Satunya badboy dan satunya cantik sampai jadi bahan omongan waktu OSPEK. Bener bener serasi" ucap Sania

Sania senang melihat mereka senang dan bahagia. Cinta mereka yang besar bisa terlihat jika mereka melihat Lea dan Zenith

Sania menoleh dan jarak sepuluh meter darinya, dia bisa melihat Lucas menatap dengan sorot tajam. Sania mengikuti arah pandangan Lucas dan arahnya ke Zenith dan Lea

Zenith dan Lea kini tengah ada di mobil milik Zenith

"Mau kemana Zen?" Tanya Lea

Lea tak segan segan memanggil Zenith dengan embel embel KAK. Karena dia sudah lama memanggil Zenith dengan nama panggilannya, jadi dia terbiasa dan Zenith tak mempermasalahkannya

"Gimana ke mall?" Tanya Zenith

"Oke. Sekalian makan siang disana"

Zenith mengangguk dan melajukan mobilnya menuju mall

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


Lea meminum minumannya lantaran makanan di hadapannya habis. Begitu juga dengan Zenith

"Kamu mau kemana?" Tanya Zenith

"Gimana kalau kita ke photobox dulu?"

Zenith mengangguk. Zenith dan Lea berjalan menuju kasir

"Nih mbak"

Lea menyerahkan uang kepada mbak kasir. Zenith langsung menepisnya dan memberikan kartu kredit

"Pakai itu aja"

Tak lama, mereka pun keluar dari tempat makan itu

Lea menatap Zenith kesal
"Kenapa sih?"

"Yang makan makan itu seharusnya cowok yang bayar. Apalagi kita kan pacaran. Pas aku jadi hantu kan kamu yang sering bayar. Jadi sekarang biar aku yang bayar"

























WILL BE CONTINUE


Our ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang