70. Miss You

853 48 9
                                    

"Lo kemana aja sih Van? Gue lelah tahu cari lo" ucap Lea dengan kesal

"Maaf Le. Tadi gue sama Aldi ke supermarket bentar. Haus sih" balas Vania dengan cemgirannya. Lea mendengus kesal

"Udahlah girls. Kita harus menikmati pesta hari ini" sahut Aldi sambil menaikkan satu alisnya

"Bukan ide yang buruk" balas Lea dan Vania mengangguk setuju

Mereka pun berdansa kecil dengan lagu DJ yang memeriahkan acara tersebut. Tiba saja, Vania menarik tangan Lea

"Le" panggil Vania

"Ada apa Van?" Tanya Lea bingung

"Gue ke toilet dulu. Perut gue mules nih" sahut Vania sambil memegang perutnya

"Lo ada ada aja sih. Ya udah sana"

Vania pun pergi ke toilet, Aldi pun mendekati Lea.

"Kemana Vania?"

"Sakit perut" balas Lea dan kembali melanjutkan berdansa, begitu juga dengan Aldi yang tak kalah semangatnya

Evan memutar kepalanya terus menerus mencari Lea dengan kepalanya yang terasa berat. Dia mendapati pacarnya tengah asik berdansa dengan lelaki yang tidak ia kenal

"Sialan" rutuk Evan dan segera menuju Lea

Lea tersentak saat tangannya di pegang erat seseorang. Dan yang memegangnya adalah Evan

"Evan" ucap Lea kaget

"Kenapa kamu dansa sama cowok lain hah!?" Bentak Evan kepada Lea. Lea sungguh kaget mendengar bentakkan Evan

"Woy slow bro, kita hanya berdansa" sahut Aldi

Evan menatap Aldi dengan tajam, "Gue nggak bicara sama lo. Sini ikut gue" ucap Evan dan segera menarik tangan Lea menjauh dari Aldi

"Van lepasin! Sakit" ucap Lea namun hal itu tak membuat Evan melepaskannya

Evan membawanya ke lorong toilet, Evan mengunci tubuh Lea dalam kurungan tangannya. Lea menatap Evan dengan tajam

"Kenapa dansa sama cowok lain hm?" Tanya Evan dengan dingin

"Memang kenapa? Dia sahabatku" balas Lea tak kalah dingin juga

"Sahabat? Cowok yang dulu kejar kejar lo itu?"

Lea melebarkan matanya saat Evan mengatakan itu. Lea kaget karena Evan tahu Aldi.

"Bagaimana lo tahu?"

Evan dengan senyuman miringnya mendekatkan wajahnya ke telinga Lea, "Semua tentang lo, gue tahu"

Lea mendorong tubuh Evan, namun tubuh Evan tak menjauh. Lea mengutuk Evan yang kuat

"Jangan berani lo deket cowok lain selain gue. Lo akan tahu akibatnya Lea" ucap Evan di telinga Lea dan membuat Lea bergidik

"Karena lo melanggar aturan itu, saatnya hukumannya"

Evan memeluk Lea dengan possesif. Lea terus memukul bahu Evan agar menjauhi dirinya

"Lepasin Van!"

Evan tak akan melepaskannya, dia sangat menikmati moment ini, dimana memeluk pujaan hatinya

Evan mencium leher Lea dan menbuat tanda disana. Lea terus memberontak di dalam pelukkan itu, namun hal itu tak membuat Evan melepaskannya. Lea bisa merasakan Evan mengigit lehernya dan Lea sangat yakin itu akan membentuk tanda kissmark.

Evan melepaskan ciumannya dan melihat tanda yang ia buat ke Lea. Dia pun mengukir senyum menang

"Pacar gue ini nggak bisa diem rupanya" ucap Evan dan dia langsung menciumi bibir Lea

Lea terus memberontak. Memukul dada Evan, namun sama saja, tak membuahkan hasil. Lea menutup rapat mulutnya dan menahan nafas karena saat ini Evan tengah mabuk. Bau alkohol sangat mudah ia cium

Lea takut, sungguh takut. Kini tenaganya habis, dia pasrah. Gimanapun dia membuat Evan menjauh, itu tak bisa. Lea menitikkan air mata dengan Evan yang masih saja menciumi dirinya.

"Brengsek!"

BUGH
BUGH
BUGH
BUGH

Lea membuka matanya dan ia melihat seorang lelaki memukul Evan membabi buta. Lea terjatuh dan dia menangis sesengguk di lantai.

Zenith memukulnya tanpa ampun. Berani sekali dia mencium Lea seperti itu. Zenith menatap wajah Evan yang sudah babak belur. Dia menoleh ke belakang dan mendapati Lea menangis

Zenith segera menghampiri Lea, "Kamu nggak apa Le?"

Lea mengadahkan wajahnya dengan uraian air mata. Dirinya terkaget saat Zenith di depannya. Zenith tersenyum dan menghapus air mata Lea dengan lembut

"Jangan nangis Le. Ada aku disini"

Lea pun memeluk Zenith dan menangis histeris di dalam pelukkan Zenith. Zenith memeluk Lea dengan luapan rasa rindu yang selama ini ia bendung.

Zenith membiarkan Lea menangis sepuasnya, Zenith tahu Lea sangat ketakutan tadi karena kelakuan Evan.

Zenith yang sudah merasa Lea lebih tenang, mengajak Lea pergi.

"Ayo kita pulang" Lea hanya mengangguk mengikuti Zenith

Zenith bersama Lea menghampiri Sania yang tengah bersama teman temannya, "San, gue pulang duluan"

Sania dan teman temannya menatap Zenith dengan seorang gadis dengan penampilan yang berantakkan

"Lea kenapa Zen?" Tanya Sania yang kaget melihat tampilan Lea

"Nanti gue jelasin. Gue mau antar Lea pulang dulu" balas Zenith dan Sania mengangguk cepat

Zenith menggandeng tangan Lea dengan possesif, namun penuh kelembutan. Lea rindu dengan rasa yang ia rasakan sekarang saat Zenith memegangnya dengan lembut

Lea kangen Zenith, sangat.















TO BE CONTINUE

Our ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang