48. Jeaolus = Love

1.1K 64 1
                                    

Zenith berjalan menuju kelas Lea. Dilihatnya kelas itu sepi. Zenith menatap penjuru arah, namun tak menemukan Lea



"Hei, lo tahu dimana Lea?"



Via berjengit karena yang bertanya adalah Zenith. Senior yang lumayan ditakuti oleh Via



"Eehhmm... Dia pergi sama Kak Lucas tadi?"



Zenith mengeraskan rahangnya kala Lucas membawa pacarnya pergi



"Kemana?"



Via dengan gugup menunjuk arah kiri. Zenith segera melangkah ke sana. Setelah Zenith pergi, Via memegang dadanya yang berdegup kencang



"Serem dah... Kok bisa Lea pacaran sama dia?" Ucap Via mengelus dadanya



Zenith mencari ke arah yang ditunjuk. Namun, tak ada siapapun di sana. Zenith pun berusaha berpikir kemana Lea berada



"Kantin" ucap Zenith



Zenith pun berlari menuju kantin. Tak lama, Zenith sampai di kantin. Zenith mengedarkan pandangannya dan matanya melihat Lea



Namun, Lucas duduk di depan Lea dan mereka tampak makan bersama. Zenith mengepalkan tangannya dan melangkah menuju mereka



"Gelang lo bagus" ucap Lucas melihat gelang dengan bandul Z di pergelangan tangan Lea



"Makasih"



Lucas mendecak dalam hati karena melihat gelang itu dengan bandul Z. Jelas saja Z itu adalah Zenith



"WOY"



Lea dan Lucas menoleh. Dilihatnya Zenith dengan wajah marahnya. Semua isi kantin melihat itu



"Kenapa lo bawa pacar gue, hah!?"



Lucas tersenyum miring


"Terserah gue. Walaupun lo pacarnya, lo nggak ada hak untuk ngatur ngatur Lea mau pergi sama siapa"



Zenith langsung mencengkram kerah Lucas dan mengangkatnya berdiri. Lea sontak kaget, begitu juga dengan lainnya



"Jangan lo cari masalah sama gue!! Sekali lagi gue lihat lo sama Lea, habis lo sama gue!!"



Zenith menghempaskan Lucas hingga dia jatuh. Zenith meraih tangan Lea lalu mengajaknya pergi



"Ck" decak Lucas



Zenith membawa Lea menjauh dari kantin. Lea yang masih marah pun menghempas tangan Zenith. Zenith pun menoleh ke arah Lea



"Kamu apa apaan sih? Bikin ribut kayak gitu?" Tanya Lea



"Kamu kenapa makan sama dia?"



Lea menoleh ke arah lain


"Dia ajak makan bareng"



Zenith membulatkan matanya


"Kok kamu mau? Kamu itu punya pacar. Seharusnya kamu ajak aku makan"



Lea tertawa sinis


"Ajak makan? Gimana aku mau ajak makan kalau kamu tengah mesra mesraan dengan cewek lain!!"



Zenith bingung mendengar ucapan Lea. Dia juga kaget mendengar teriakkan Lea



"Apa maksudmu? Sama siapa aku mesra mesraan?"



Lea mendengus kesal


"Mana aku tahu!! Mesra mesraan sana di taman lagi. Jangan pikirin aku"



Lea berjalan meninggalkan Zenith yang masih berpikir. Saat dia tahu, Zenith memegang tangan Lea dan Lea berhenti



"Itu nggak seperti yang kamu pikirin. Cewek itu Sania, dia seniormu juga di fakultas bisnis"



Lea tertawa dan Zenith merasa bingung


"Hahahahahaha... Jadi karena dia senior di fakultas sama kayak aku, kamu mesra mesraan sama dia? Gitu!?"



Zenith menggeleng cepat


"Bukan gitu. Kemarin kamu ingat kita ketemu cewek? Dia itu Sania. Dia tahu kita pacaran Lea"



"Kalau dia tahu, terus kenapa dia dekat dekat kamu? Oh apa karena dia tahu kita pacaran makanya dia mau merebut kamu"



Zenith memegang kedua tangan Lea dengan lembut


"Kamu salah. Sania tadi dia sedih. Aku hanya menghiburnya saja"



Lea mendecak kesal


"Ck, alasan aja"



Zenith membasahi bibirnya melihat Lea yang tidak percaya dengannya



"Sania itu sepupu aku"


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


Lea di kelas tengah belajar dengan dosen menerangkan di depan. Namun, pikirannya ke tempat lain



Lea merasa malu. Dia malu karena cemburu melihat Zenith dengan sepupunya. Lea merasa sangat malu



Setelah mendengar Sania itu sepupunya, Lea memilih berlari menuju toilet. Wajahnya memerah karena malu



Di tempat lain, Zenith berharap bahwa Lea tak marah lagi. Zenith bigung melihat Lea tiba tiba ke toilet



Namun, Zenith merasa bahagia. Lea cemburu. Cemburu tanda cinta. Zenith tertawa kecil



"Kenapa lo?" Tanya Sania yang melihat sepupunya senyum senyum sendiri



"Oh iya, gue terima kasih sama lo" ucap Zenith seraya bangkit sambil menenteng tasnya



"Buat apa?"



"Karena lo, gue tahu kalau pacar gue cinta banget sama gue"



Zenith melangkah pergi dan meninggalkan Sania dengan kebingungan dengan ucapan Zenith



"Apaan sih itu anak?"




























WILL BE COTINUE

Our ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang