56. Only You

1K 54 1
                                    

GIVE YOUR VOTE AND COMMENT 😊

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


"Lea"

Zenith melepaskan payungnya dan tas plastik itu dan dia berlari menuju Lea. Zenith yakin dia nggak salah liat. Zenith sangat kenal Lea dan tahu fisik Lea

"LEA"

Lea menoleh dan melihat Zenith tengah berlari ke arahnya. Zenith memeluk Lea dengan erat. Lea memeluk Zenith tak kalah erat. Lea menangis dengan keras di dalam dekapan Zenith

Zenith mencium bertubi tubi pucuk kepala Lea dengan sayang. Zenith sangat rindu kekasihnya ini. Zenith ingin memeluknya dan mencium bau tubuhnya yang seakan candu baginya

Lea menangis dalam dekapan sang pacar. Luapan rasa rindu terbayar lah saat melihat Zenith dan bisa memeluknya di tengah hujan ini

Zenith melepaskan pelukkannya dan menatap ke dalam mata Lea
"Kamu kenapa kesini?"

"Aku rindu"

Lea berjinjit dan mencium bibir sang kekasih. Zenith dengan rindunya menyambut ciuman itu. Zenith menciumnya dengan lembut. Menyalurkan rasa menyesakkan didadanya. Begitu juga dengan Lea

Lea memiringkan kepalanya agar dapat mencium lebih dalam Zenith. Zenith memegang tengkuk Lea seakan Lea tak boleh memutuskan ciuman ini. Lea melingkarkan tangannya di leher Zenith. Mereka menikmati setiap gerakkan bibir mereka dengan dada yang seakan ingin meledak. Melepaskan rasa rindu yang sangat membesar di dalam dada mereka

"Aku sangat merindukanmu Lea. Sangat"


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Lea tengah membungkus tubuhnya dengan handuk. Lea masih ingat dengan rumah Zenith saat dia diajak ke sini

Tak lama Zenith turun dari tangga. Zenith menyerahkan kemeja putih dan pakaian dalam

Mata Lea membulat melihat Zenith memegang pakaian dalam perempuan. Pikiran negatif mulau muncul di dalam benak Lea. Lea tak menyangka Zenith mengoleksi ini

Muka Zenith memerah. Zenith segera menjawab kebingungan Lea
"Ini punya mamaku. Dia kemarin beli ini. Belum dipakai, mungkin cocok"

Lea dengan kaku mengangguk. Lea bisa melihat pakaian dalam itu masih terbungkus plastik. Lea menerima pakaian itu

"Ganti aja di kamar aku. Di lantai dua, pintu warna hitam"

Lea mengangguk dan dia membawa dirinya menuju kamar Zenith

Lea membuka pintu dan melihat isi kamar Zenith. Ini pertama kalinya Lea berada di kamar cowok dan itu membuat Lea gugup

Lea bisa melihat kamar Zenith rapi. Tertata dengan rapi seakan kamar perempuan. Lea segera mengganti bajunya dengan baju yang dimiliki oleh Zenith

Zenith merogoh handphonenya dan dia melihat seseorang mengirimnya video. Zenith pun membuka video itu

PLAK

Zenith kaget lantaran melihat Lea disana tengah menampar keras Lucas

Lucas memegang pipinya yang habis di tampar oleh Lea. Seketika keadaan hening mendengar suara tamparan begitu keras

"Kamu kenapa nampar saya?" Tanya Lucas dengan kaget

Lea tersenyum miring
"Kamu pantas mendapatkannya"

"Apa maksudmu?"

"Karena kamu, Zenith pergi jauhin aku, kan!?"

Lucas menatap kaget kepada Lea
"Apa maksudmu? Saya nggak ngerti"

Lea tersenyum remeh
"Nggak usah pakai bahasa formal formal gitu! Gue nggak akan pernah menghormati senior yang kayak lo! Gue tahu, karena tantangan lo itu, Zenith menjauhi gue. ZENITH ITU PACAR GUE DAN LO NGGAK ADA HAK BUAT NYURUH DIA JAUHIN GUE"

"Itu resikonya karena kalah" balas Lucas dengan wajah datarnya

"Lo bodoh!!? Jelas saja dia kalah. Dia baru sembuh dari koma. Lo bisa bayangin, selama koma dia nggak bergerak dan dia tak bisa bergerak secara berat!! Dan lo!? Lo malah nantangin dia wall climbing dengan gue sebagai taruhannya? Dasar brengsek lo!!"

"Apa sih istimewanya? Dimana mana, gue lebih daripada dia" tanya Lucas tajam dengan nada frustasinya

"Lebih? Lo ngaca dong!! Darimananya lo lebih dari Zenith? Lo itu miripnya seperti sendalnya Zenith. Yang dipakai ke tempat kotor dimana mana. Gue nggak akan menghormati siapapun yang nyakitin Zenith!!"

"Ya gue akui. Gue memang brengsek. Tapi, gue nggak serendah yang lo katain. Gue lebih daripada Zenith asal lo tahu. Semuanya pun tahu itu"

"Gue nggak peduli. Dimata gue, lo sangat rendah. Mengambil peluang pada orang yang baru sembuh. Itu dinamakan apa!?"

"Sekalipun lo atau siapapun yang menyakiti Zenith, gue nggak akan segan segan buat kalian sengsara!! Ingat itu"


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


Zenith membuka bajunya lantaran bajunya basah. Celana sudah dia ganti tadi saat menemukan celananya di jemuran. Zenirh pun melangkah ke kamarnya tanpa memakai baju. Dia ingin mengambil bajunya di lemari

Lea tak lupa mengirim pesan kepada ayahnya untuk tidak pulang dengan alasan menginap di rumah Vania

Lea tak lama mendapatkan bahwa ayahnya mengizinkannya. Lea menghela nafas lega

Zenith merasa Lea sudah mengganti baju karena sudah lama dia tinggali Lea ganti baju. Zenith membuka pintu

Zenith bisa melihat Lea seperti memakai dress. Kemeja putihnya menutupi hingga selutut. Lea seakan lucu memakai itu

Lea menoleh dan matanya membulat dengan muka merahnya

"Ke-Kenapa kam-Kamu nggak pakai baju?"

Zenith memandang tubuhnya dan tersenyum jahil. Zenith melangkah mendekati Lea. Lea pun berjalan mundur seraya Zenith melangkah mendekat

"Jangan macam macam Zen"

Lea limbung dan badannya jatuh di tempat tidur. Lea langsung bangun dan berjalan menuju kepala tempat tidur. Zenith segera ke tempat tidur dan kini dia berada di depan Lea

"Mau apa kamu?"

Zenith tersenyum menggoda dan dia mendekati Lea. Di kecupnya bibir Lea berulang kali. Lea memandang Zenith dengan bingung

"Aku rindu kamu Le"

Mata Lea berubah sayu
"Aku juga"

"Maafin aku ninggalin kamu"

Lea menggeleng pelan
"Ini salah Lucas brengsek" balas Lea

Zenith pun membingkai wajah Lea dengan tangannya lalu mencium bibir Lea dengan lembut. Lea memejamkan matanya dan terhanyut ke dalam ciuman yang diberikan Zenith. Lembut, hangat, dan penuh perasaan


























WILL BE CONTINUE

Our ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang