24. Father In Law

1.3K 58 1
                                    

GIVE YOUR VOTE AND COMMENT 😊😊


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


"Siapa yang jemput lo?" Tanya Vania kepada Lea

"Kayaknya ayah gue. Dia tadi yang anter gue kesekolah sih. Van, lo pulang duluan aja deh. Gue nggak papa"

"Beneran nih?" Tanya Vania

"Iya. Kasihan juga kali supir lo tunggu disana" balas Lea sambil menunjuk mobil Vania

"Oke deh. Gue duluan"

Lea mengangguk dan Vania berjalan menuju mobilnya. Tak lama, mobil itu berjalan pergi. Lea segera mengeluarkan handphonenya dan dia menelpon Peter

"Halo Lea"

"Yah, ayah dimana? Ayah yang jemput Lea kan?" Tanya Lea

"Astaga ayah lupa. Ayah lagi lima menit ini meeting. Kamu pulang pakai taxi aja ya"

Lea menghembuskan nafasnya
"Oke yah"

"Maafin ayah sayang. Ayah tutup dulu telponnya"

Lea mematikan sambungan telepon. Lea segera mencari kontak taxi, namun tak lama sebuah suara mengintrupsinya

"Hai"

Lea menolehkan kepalanya
"Eh Vino. Mau pulang?" Tanya Lea

"Iya. Kak Lea kenapa belum pulang?" Tanya Vino yang duduk diatas motornya

"Gue mau telpon taxi dulu"

"Pulang sama saya aja. Saya bisa anter Kakak pulang" balas Vino

"Beneran nih? Nanti ngerepotin lagi" balas Lea canggung

"Nggak papa kok"

"Oke deh"

Lea menaruh handphonennya dan kini dia sudah naik diatas motor milik Vino. Vino segera mengendarai motornya menuju rumah milik Lea

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


Lea turun dari motor Vino dan berdiri disamping motor

"Makasih ya Vin" ucap Lea

"Sama sama. Kalau gitu saya pergi dulu Kak"

Lea mengangguk dan Vino telah pergi. Lea berjalan menuju rumahnya

Dibukanya pintu rumahnya

"Zenith" panggil Lea

Tak lama sebuah suara menjawab
"Sama siapa pulang?"

Lea menoleh ke samping
"Sama adik kelas. Teman duduk pas ujian tadi" balas Lea pelan

Lea cemas jika Zenith akan marah. Zenith saja marah dia dekat dengan Aldi, apalagi adik kelas. Pasti Zenith marah

"Kok bisa pulang samaan?" Tanya Zenith menyelidiki

"Ayah nggak bisa jemput karena meeting. Jadi dia mau anterin aku pulang" balas Lea

Zenith mengangguk angguk
"Kamu sekarang ganti baju habis itu makan"

Lea menatap Zenith
"Kamu nggak marah?" Tanya Lea

"Nggak. Aku tadi lihat cowok itu. Dia sepertinya baik, nggak seperti wakil ketua OSIS" balas Zenith sinis saat mengucapkan wakil ketua OSIS

Lea tertawa kecil
"Aku ke kamar dulu"

Lea berjalan menuju kamarnya. Zenith segera menuju dapur untuk memasak

"Wajah cowok itu familiar. Dimana gue pernah ketemu?" Batin Zenith

Zenith pun menghilangkan prasangkanya dan memilih memasak dengan porsi lebih karena ada Peter. Zenith mau membuat makanan yang enak


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤


"Ini semua kamu yang masak?" Tanya Lea heran melihat banyak makanan diatas meja

"Iyalah Lea. Siapa lagi yang mau masak?" Tanya Zenith

"Aku kan cuma tanya aja. Tapi kok banyak sekali kamu masaknya?" Tanya Lea mencicipi ayam goreng

"Karena ada ayahmu"

Lea mengernyitkan dahinya
"Kok karena ada ayahku? Tapi makanan ini banyak sekali buat aku sama ayah. Sedangkan kamu kan nggak makan"

"Memang salah? Aku juga mau buktiin kalau menantunya bisa masak"

"APA!?" teriak Lea

"Kenapa? Memang benar kan" balas Zenith tersenyum

"Iya sih. Cuma kan pasti ayah kira aku yang masak ini semua, bukan kamu"

"Dan Zenith langsung mau menjadi menantu ayah. Ahhh senangnya" batin Lea bersorak senang

"Nggak papalah. Yang penting dia muji masakkanku" balas Zenith santai

Lea menggeleng geleng kepalanya heran dengan Zenith. Tapi dia senang, setidaknya Zenith mau mendekati ayahnya walaupun dia hantu

Lea memikirkan dirinya yang pacaran dan jatuh cinta dengan hantu membuatnya terkekeh dengan orang yang dia cintai

"Kenapa?" Tanya Zenith

"Nggak ada kok" balas Lea dengan senyuman misterius

Zenith menggelengkan kepalanya dan melanjutkan menata makanan ke atas meja makan dengan bantuan Lea























WILL BE CONTINUE

Our ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang