43. Lea's Egoist

1.1K 65 4
                                    

Lea tertidur di kamarnya dengan kepala yang amat pusing. Dia memegang lehernya yang terasa panas

Lea mendengar suara bel rumah. Lea dengan lemas dan bersusah payah berjalan menuju pintu rumahnya

Lea membuka pintu dan Zenith ada di depannya. Lea menatap Zenith dengan mata sayu

"Le, kamu sakit? Kok pucat gini?" Tanya Zenith sambil memegang dahi Lea

Lea menepis tangan itu
"Jangan sentuh"

Zenith terkaget sejenak lalu tangannya kembali ke posisi di samping badannya

"Kamu sakit. Kamu istirahat sekarang" balas Zenith

"Nggak usah ngatu---"

Lea limbung karena sudah tak kuat lagi menompang dirinya. Zenith dengan sigap menangkap tubuh lemah Lea dalam dekapannya

Zenith segera menggendong Lea dengan gaya bridal style lalu membawanya menuju kamarnya

Di taruhnya badan Lea perlahan di atas tempat tidur. Di tariknya selimut untuk menutupi badan Lea. Zenith pun segera keluar kamar

Zenith tak lama kembali lagi ke kamar Lea. Dia menaruh semangkok air dingin dan handuk kecil. Di celupkannya handuk itu ke dalam air lalu di peras. Handuk itu di taruh di kening Lea dengan hati hati

Tangan Zenith membelai pipi Lea yang memerah karena demamnya
"Maafkan aku yang baru datang sekarang Le. Maaf"

Zenith mencium pipi Lea. Setelah itu, Zenith segera menuju dapur untuk membuat makanan untuk Lea


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Lea terbangun dari tidurnya. Lea merasa ada yang basah menyentuh dahinya. Lea pun memegangnya dan dia menatap benda itu. Ternyata kompresan

"Siapa yang melakukan ini?" Gumam Lea heran

Pintu kamar Lea terbuka. Lea segera menatap ke arah pintu. Zenith berjalan masuk dengan nampan di tangannya

"Ini sangat mirip dengan kejadian setahun yang lalu" batin Lea

"Udah enakkan? Ini aku buatin bubur buat kamu. Kamu harus makan"

Lea hanya terdiam. Mengenang kembali kejadian yang sangat mirip dengan kejadian dulu dimana dia juga seperti ini

Zenith mengambil mangkuk bubur dan dia pun siap menyuapi Lea

"Aku bisa sendiri" ucap Lea sambil mau mengambil mangkuk itu

Zenith langsung menjauhkan mangkuk itu
"Kamu itu sakit Le. Nggak usah bawel"

Lea mendengus lantaran mendengar ucapan Zenith. Zenith pun meniup bubur di sendoknya lalu menyuapi Lea

Lea pun membuka mulutnya dan memakan makanannya. Dia juga tahu, perutnya tengah kelaparan dan dia harus mengisinya

Tak ada yang bersuara dari antara mereka. Zenith menikmati saat menyuapi Lea dan Lea menikmati bubur buatan Zenith. Lea sangat rindu makanan yang dibuatkan Zenith. Karena selama beberapa bulan, dia hanya memakan makanan Zenith

Zenith memberikan Lea air dengan obat setelah bubur habis. Lea meminum obatnya dan meminum airnya

Zenith menaruh kembali gelas di atas meja. Zenith pun langsung menatap Lea yang menundukkan wajahnya sambil memainkan selimut

"Le"

Lea tak menyahut

"Lea"

Lagi lagi Lea tak menyahut

"Azalea Madylen"

Lea langsung menatap Zenith. Zenith mengulurkan tangannya dan membingkai wajah Lea dengan menaruh kedua tangannya di pipi Lea

"Hei, ini aku, Zenith. Pacar hantumu yang tinggal serumah denganmu setahun yang lalu"

"Aku tahu kamu nggak akan percaya apa yang akan aku katakan. Tapi aku akan memberitahumu alasan kenapa aku langsung menghilang" tambah Zenith

Lea hanya terdiam sambil menatap Zenith. Lea berpikir, bagaimana pun keadaannya, itu bukan salah Zenith. Lea harus menerima ini dan membiarkan Zenith menjelaskannya

"Aku itu sebenarnya bukan hantu. Aku itu arwah gentayangan yang masih hidup"

Lea menatap Zenith dengan bingung
"Aku tahu kamu bingung. Jadi, aku itu sebenarnya belum meninggal, aku itu koma"

Lea membulatkan matanya lantaran mendengar ucapan Zenith

"Hahahaha... Aku juga nggak menyangka. Begitu bangun, aku sudah ada di kamar dan aku dijelaskan bahwa aku itu koma. Kata dokter, kemungkinan arwahku itu pergi dari tubuhku. Makanya, aku mengira bahwa aku hantu"

Lea masih setia mendengar tanpa menyela, dia harus memahami kondisi ini

"Bangun dari koma, itu sudah tujuh bulan yang lalu. Tapi, semua badanku rasanya tidak bisa bergerak karena aku terus berbaring karena koma. Jadi aku harus pemulihan agar otot otot tubuhku tidak kaku lagi. Setelah aku bisa berjalan, aku harus mengurus kuliahku yang sudah kutinggali. Dan itu memakan waktu cukup lama" jelas Zenith lalu menggenggam tangan Lea

"Itu pun aku pakai tongkat untuk jalan. Aku ingin mendatangimu Le, tapi aku nggak bisa karena kondisiku ini. Dua bulan yang lalu, aku sudah sembuh total. Aku awalnya ingin menghampirimu, tapi aku tahu kamu harus konsentrasi karena kamu mau masuk universitas. Dan aku memilih tidak menghampirimu dan memilih mencarimu saat kamu sudah masuk universitas"

Lea tak habis pikir. Zenith melalui masa yang sulit dan dirinya terus menyalahi Zenith yang meninggalkannya tiba tiba

Air mata Lea jatuh karena dirinya yang egois





















WILL BE CONTINUE

Our ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang