68. New

987 52 5
                                    

"Wajahmu jangan begitu sayang"

Lea menolehkan wajahnya ke Evan dengan wajah malas. Dia pun menoleh kembali ke depan dan menatap banyak bangunan besar berlalu

Kini mobil yang di kendarai Evan memasuki kawasan kampus. Lea segera turun dari mobil milik Evan dengan cepat

"Lea tunggu!" Seru Evan sambil menutup pintu mobil

Lea memberhentikkan langkahnya karena mendengar teriakkan Evan. Evan langsung merangkul bahu Lea. Lea mendecak kesal

"Ishh jangan pakai rangkul rangkul kali" ucap Lea menghempas tangan Evan dari bahunya

"Aku sekarang pacarmu Le. Jadi jangan menolak apapun yang aku lakukan. Kamu mau kan adek mantan kesayanganmu itu selamat?" Tanya Evan dengan senyuman dengan suara intimidasi

Lea mengangguk pasrah dan Evan segera menggenggam tangan Lea dan mereka melangkah menuju koridor kampus.

Di lain kejadian, Vania dan Aldi melangkah bersama ke kelas mereka. Mata Aldi menangkap sosok Lea berjalan dengan lelaki

'Zenith? Tapi wajahnya beda? Siapa dia sampai berani megang Lea?' Batin Aldi heran menatap mereka

"Yang, itu Lea sama siapa?"

Vania mengikuti arah tunjuk tangan Aldi. Matanya seketika membulat melihat yang bersama Lea adalah Evan

"Evan" ucap Vania tak menyangka

"Evan? Siapa dia?" Tanya Aldi

"Kamu tahu kan siswa yang di DO dari SMA dulu karena terobsesi sama murid perempuan?" Tanya Vania balik

Aldi tampak mengingat kembali lalu dia mengangguk, "Aku ingat. Dia di DO waktu kita kelas 10 kan?" Tanya Aldi dan Vania mengangguk pasti

"Dia lah murid yang di DO itu. Dan kamu tahu siapa murid perempuan yang di obsesiin? Itu Lea"

"APA!?" Teriak Aldi dengan kaget

"Hush kamu ini" Vania memukul bahu Aldi. "Dan kamu tahu? Dia selama ini selalu mengintai Lea. Dia masuk ke sini karena ada Lea. Dia bener bener gila" ucap Vania

"Kenapa Lea bisa sama dia?" Tanya Aldi heran

"Nanti aku ceritain"

***********************

Zenith berjalan seusai memakirkan motornya di pakiran. Tak lama Sania datang dan menubruk punggungnya.

"Oit"

Zenith menatap Sania dengan kesal. Sania terkikik melihat raut wajah itu.

"Ada apa San?" Tanya Zenith yang tengah berjalan bersama Sania

"Ngga ada" balas Sania dan Zenith terdiam

Sania memerhatikan Zenith dengan lekat. "Lo kenapa sih? Gitu amat tuh muka" tanya Sania heran

"Ngga kenapa" balas Zenith tanpa menatap Sania

Sania menggeleng gelengkan kepalanya lalu dia kembali menatap ke depan. Seketika matanya menatap Lea yang tengah bergandengan tangan bersama lelaki yang tidak ia kenal.

"Eh itu Lea kan? Pacar lo Zen"

Zenith segera mencari sosok Lea di depannya dan matanya menatap Lea tengah bersama lelaki itu. Zenith mengepalkan tangannya menatap lelaki itu berani menyentuh Lea.

"Lo putus sama dia?" Tanya Sania

"Iya" ucap Zenith dengan tajam

"Kenapa? Kalian mesra sekali"

"Dia mutusin gue" Sania melototkan matanya dengan rasa tak percaya. Sania kembali menatap Lea yang pergi menjauh

Sania pun mengelus punggung Zenith. "Gue ngga tahu alasan dia mutusin lo. Tapi gue yakin kalau Lea orangnya baik"

***********************

"Lo jadian sama Evan?" Tany Vania yang tengah berada di depan Lea

"Gue harus Van" balas Lea dengan lesu

"Kok lo mau?"

"Lo tahu kan dia ngancem gue dan itu terbukti. Dia membuat Vino masuk rumah sakit" balas Lea

"Vino siapa?" Tanya Vania

"Adiknya Zenith"

"Astaga. Yang bener Le?" Tanya Vania tak percaya

"Buat apa gue bohong Van. Gue serius"

Vania masih tak menyangka dengan kenekatan Evan karena ingin membuat Lea menjadi miliknya.

"Terus gimana Zenith? Dia tahu lo putusin dia karena itu?"

Lea menggelengkan kepalanya, "Gue ngga kasih tahu dia Van. Nanti masalah tambah rumit"

Vania mendecak, "Rumit gimana sih?"

"Alasan Evan begini kenapa? Karena gue kan. Dia mau gue jadi miliknya. Jika gue kasih tahu Zenith alasan gue putusin dia, dia akan memulai perkelahian dengan Evan. Dan bukan itu aja, akan banyak yang akan menjadi korban dari kegilaan Evan"

"Evan terlalu nekat buat dapatin lo" balas Vania lalu menyeruput jusnya

"Gue ngga tahu kenapa dia bisa terobsesi ke gue"

"Sabar Le. Semua ini akan tuntas kok. Lo tunggu waktu aja" sahut Vania

"Mudahan Van. Gue ngga kuat ada di dekat Evan. Apalagi menatap wajah Zenith pun gue ngga mampu"



















WILL BE CONTINUE

Our ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang