6

2.2K 208 16
                                    

Hari ini, semua ofisial akun quotes tentang broken home Adhara ikuti semua. Dari mulai aplikasi sosial media Instagram, Line, sampai Twitter hampir semuanya tak terlewatkan.

Hari ini, dia mengalami patah hati terhebat dalam hidupnya. Menangis di dalam kamar adalah suatu pelampiasan yang baik. Tak buang uang dan hanya sedikit energi yang dibutuhkan.

Patah hati terbesar yang pernah Adhara alami adalah cinta pertamanya. Ayah, adalah sosok yang selalu Adhara jadikan panutan. Bukan hanya dirinya, tapi semua dalam keluarga kecilnya.

Isakan itu terdengar menyakitkan, lirih namun sarat akan kesedihan. Terseguk-seguk sampai dia lupa kalau sedari tadi hidungnya tertutupi bantal yang sudah mulai basah oleh air mata. Membuat nafasnya sedikit susah.

"Sesek napas gue lama-lama kalau begini," racaunya lalu menyingkirkan bantal itu.

Merubah posisinya dari meringkuk menjadi terlentang dengan tangan yang tak terlepas dari ponsel canggih itu. Setelah menyekrol akun-akun semacamnya, yang berhasil membuat suasana hatinya makin kacau, Adhara beralih membuka ruang obrolannya dengan Orion.

______________________________________________
10:28 PM

Bangor(ion)

Adhara :
Bang
Pulang

Bangori(ion) :
Kenapa tik?

Adhara :
Pulang sekarang

(read)

______________________________________________

Adhara sendiri di rumah besar itu. Rumah yang tampak senyap dan sepi. Penghuninya entah pada kemana, seolah tak menganggap rumah adalah tempat untuk kembali. Seolah rumah adalah tempat yang harus di hindari.

"Ayah..," racaunya sambil terisak. Ia menggenggam ponselnya, kembali meringkuk, menutupi hampir seluruh tubuhnya dengan selimut yang seolah tengah memeluknya.

Semuanya terputar di ingatannya dengan urut dan rinci. Kejadian demi kejadian yang mampu membawanya ke dalam kesedihan yang terdalam.

Dia, seorang gadis tanggung yang bernasib tidak beruntung. Terkadang ia merasa iri dengan mereka yang meskipun kekurangan tapi masih bisa merasakan kehangatan keluarga. Lihat dirinya? Berkecukupan, bahkan berkelebihan. Namun sayang, dia kehilangan bagaimana rasanya kehilangan peran keluarga di dalam kehidupan.

Dia, seorang gadis tanggung yang sedang terlarut dalam kesedihan. Mencoba untuk menerima semua pemberian dari Tuhan. Namun, tak bisa menampik jika ia terus merutuki nasibnya yang tak sesuai harapan.

Saking terlarutnya dalam kesedihan, ia tak sadar jika pintu kamarnya sudah terbuka. Terdengar bunyi decitan pintu yang kembali di tutup oleh seorang yang lima belas menit lalu ia mintai untuk pulang.

"Ra?"

Kamar itu gelap. Sekalipun cahaya bulan menyinari bumi, tidak bisa membantu kamar itu untuk menunjukkan isinya.

"Adhara?"

Tidak ada sahutan. Hanya terdengar suara isak tangis yang menyedihkan.

Orion berjalan mendekati adik perempuannya itu. Adik yang harus ia lindungi tersebut kini meringkuk seperti bayi di atas ranjang besarnya. Seolah tubuh itu sangat ringkih jika hanya disentuh makan akan terpecah.

AstrophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang