32

618 66 13
                                    

Seperti pada umumnya, SMA Semesta pun sama. Selesai pelaksanaan penilaian akhir semester maka organisasi intra sekolah dengan persetujuan sekolah dan alokasi dana yang ada, dan bantuan para majelis permusyawaratan kelas tentunya, akan diadakan suatu acara guna melepaskan seluruh penat yang ada; classmeeting.

Seluruh siswa dan siswi berpartisipasi dengan suka cita. Ada yang bergerombol di sekitar lapangan, ada yang nangkring di atas pembatas balkon sambil makan jajan, dan ada juga yang berdiri di depan kelas and take a picture of their self.

Lapangan basket telah beralih fungsi menjadi arena pertandingan futsal, sedangkan lapangan voli masih tetap pada fungsinya; arena pertandingan bola voli. Setiap kelas mengirimkan perwakilannya untuk bertempur dalam perlombaan melawan antarkelas.

Sebagaimana seorang lelaki sejati-katanya-Aludra maju sebagai kapten tim futsal kelasnya. Pagi ini, pukul sembilan kurang lima belas menit, kelas Aludra yang pertama kali bertanding-pertandingan pertama di hari pertama. Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan foto antar tim sebagai bentuk dokumentasi. Aludra dan teman kelasnya bersemangat untuk optimis melawan kelas dua belas sosial dua.

Sedangkan dari lobi, seorang cewek datang tergopoh-gopoh memasuki dalam sekolah. Dia Adhara, dengan setelan kaos biru dongker berlengan pendek dan rok abu-abunya, sepatu Convers putih kesayangannya, serta tas berwarna toska yang ada di punggungnya. Adhara langsung saja berlari naik ke tangga menuju kelasnya berada. Meletakkan tasnya sembarangan di atas meja temannya, Adhara berlari keluar kelas menemui kedua temannya yang sudah berdiri menyaksikan pertandingan dari balkon depan kelas MIPA 1. Ia terengah-engah dan berusaha menetralkan nafasnya.

"Abis dikejar setan?" Seloroh Gatari yang masih dengan setelan seragam OSIS nya karena tadi pagi diadakan apel terlebih dahulu, dan Adhara datang terlambat, jadi, ya, dia tidak perlu memakai seragam OSIS dan harus membawa kaos ganti-pastinya.

Adhara menekan telunjuknya di pelipis kanan milik Gatari yang sekarang sedang manyun-manyun kesal. "Gue kesiangan," jawab Adhara.

"Baru mulai kok, Dhar. Santai kali."

Aprodhita juga sama; masih dalam balutan setelan seragam OSIS nya.

"Lo pada nggak gerah apa pake OSIS? Betah amat."

"Ntaran, ah. Kelas juga belum ada jadwal lomba."

Adhara mengangguk paham. Ia masih berusaha untuk tenang dan mulai menyaksikan bagaimana Aludra berjuang untuk kelasnya sendiri. Sesekali berteriak meneriakkan namanya, walaupun ia tahu bahwa Aludra tidak mendengarnya-fokus pada permainan yang sedang berlangsung. Suporter masing-masing kelas mengelilingi bangku pemain, diantaranya membawa perlengkapan khas suporter; ada yang membawa ember sampah dan botol bekas dari teh botol, sampai ada yang bawa sarung buat diputar-putar ke atas. Mereka saling bersorak menyanyikan jargon kelasnya masing-masing. Totalitas.

Beralih ke lapangan voli, cowok yang semalam potong rambut karena sering diperingatkan oleh guru STP2K itu sedang mencoba untuk serius mengikuti pertandingan bola voli, walaupun gagal. Dia Orion yang tergelak karena melihat kelakuan temannya yang memiliki rambut agak kribo-Ucen-yang totalitas dalam bermain. Sedang mencoba untuk mengahalau serangan menukik tajam dari lawannya, ia sampai terjatuh terkapar, masih berusaha mengembalikan bola yang terus menerus menghujani tim mereka.

Mendengar keseruan di lapangan voli, Aprodhita tak bisa untuk hanya mengalihkan tatapannya kepada bola yang melambung bergilir, matanya hanya terfokus pada sosok yang sesekali tertawa, begitu menikmati permainannya.

Gatari mendengus. Yang satu sibuk ngebucinin pacarnya, yang satunya lagi sibuk ngebucinin gebetannya, lalu bagaimana dengannya? Ngebucinin diri sendiri adalah pilihan yang tepat. Ia mengeluarkan ponselnya dan mulai membuka aplikasi Instagram. Mencoba untuk mengabadikan dirinya di antara dua remaja cewek yang sedang jatuh cinta.

AstrophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang