#2 Crazy Wedding | DADDY'S PRINCESS

4.3K 180 0
                                    

Boleh klik bintang di pojok kiri ?
Happy reading ❤

"kamu cantik." itu bukan tertuju untukku.

Bela tersenyum. Bisa kulihat tatapannya untuk alvandra.

Pipi bela terlihat sedikit bersemu dan dia segera meraih sikuku untuk dipegangnya.

Otakku yang masih kacau membuatku tanpa sadar menepis pegangannya hingga bela menatapku heran.

Tanganku beralih untuk meraih ekor gaun putih ini yang menjulur menyapu lantai.
"gaunnya harus dipegang" beruntung otakku segera berjalan sebelum bela menganggapku aneh.

Kami kembali ke kamar pass untuk membuka gaun ini lagi. Aku benci sesuatu yang rumit.
Dan sekarang gaun ini salah satunya.

"setelah ini kita makan dulu ya?, alvandra juga." bela memulai percakapan.
"Kamu cuma bilang ingin ditemani mencari gaun, bukan berkencan bela" aku sibuk membuka satu persatu tali di gaun ini.

Bela memegang tanganku dan otomatis kegitanku dengan gaunnya berhenti.
"ayolah. Hadiah untukmu karena menemaniku syila" bela merengek.

"aku harus menemani kalian apa lagi? Malam pertama?." aku melepaskan tangannya dan kembali mengurus gaunnya.

Bela tertawa mendengar ucapan ketusku.

Apa itu lucu? Kurasa aku tak bercanda mengatakannya.

---o0o---

Caffe

Aku sedari tadi hanya diam. Memang harus bagaimana jika tidak diam. Aku terjebak dalam situasi yang tak aku senangi. Jika bisa memilih, sangat lebih baik pulang dan berkutat dengan novel tanpa keluar kamar sedikitpun dari pada ada di situasi macam ini.

Pelayan mengantarkan pesanan kami. Bela dan alvandra mengucapkan terimakasih tapi aku tetap memilih diam.

Aku hanya bisa mengetuk ngetukkan kakiku sambil terus menatap ke seluruh penjuru caffe. Entah menatap apa,
Yang penting tidak bertatapan mata dengan alvandra yang beberapa kali kulihat melirik ke arahku.

"kalian dulu satu kampus ?" ucapan bela mau tidak mau membuatku mengalihkan pandangan lagi ke arahnya.

Aku hanya mengangguk tanpa berniat membuka mulut berbicara.

"kalian tidak akrab ya? Syila memang begitu. Aku tak pernah melihatnya berbicara banyak kecuali dengan keluarganya dan aku. Sepertinya pita suaranya selalu diet" bela bercerita kepada alvandra sambil menatapku geli.

Oh god. Tidak akrab katanya ?

"kami akrab." ujarku. Sedetik kemudian aku merutuki kata yang spontan keluar.

Hell. Untuk apa aku berkata begitu?aku menghindari bertatap mata dengan siapapun dan mencari cara agar tak terlihat canggung. Aah makanan.

"ayo makan." suara ku dingin mencoba bersikap biasa.

Bela memicing seperti biasa. Untunglah dia tak bertanya lebih jauh. Karena kalo sampai begitu, aku sudah bersiap berlari pergi dari neraka ini.

Makan siang kami dipenuhi dengan canda. Mungkin bukan kami, rasanya cuma mereka, alvandra dan bela yang menikmati candaannya. Sedangkan aku lebih banyak diam dan mengangguk menggeleng ketika ditanya. Persis seperti robot hidup.

Crazy WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang