Author POV
Syila mengaduk aduk hidangan yang tengah dibuatnya. Sambil sesekali mendesah kesal karena dipandang sangat intens oleh suaminya.
Karena tak tahan lagi syila membalikkan badan sambil berkacak pinggang.
"kalau tak bisa bantu masak, jangan melihatku seperti itu. Atau jangan makan masakanku sekalian!" sungut syila sambil kembali memunggungi kean.
Kean hanya menyeringai tanpa mengalihkan matanya. Tetap menatap intens setiap pergerakan yang diciptakan syila. Bak singa yang mengawasi seekor macan betina.
"masak itu urusan istri. Lagi pula aku tak begitu mahir memasak"
Syila memutar bola matanya. Syila tau kean bisa masak, buktinya sarapan yang kean buat tadi pagi---bunuh syila karena memuji kean, enak.
"duduk. Diam. Tenang. Dan jangan melirikku lagi. Dengan begitu kau sudah sangat membantu" syila mematikan api kompornya.
Aroma masakan tumisan daging kecap menyeruak ke penjuru dapur, membuat perut mereka semakin keroncongan.
Ini makanan kedua yang akan syila makan hari ini. Makanan pertamanya sarapan yang dibuat kean pagi tadi, dan sekarang dia baru makan lagi setelah langit gelap.
Hampir saja syila akan menahan kelaparannya sampai pagi. Tapi perutnya sudah tak bisa diajak kompromi. Apalagi kean tak berhenti mengetuk pintu kamar, mengadukan betapa kelaparannya dia. Urrggh mengesalkan sekali.
Syila meletakkan piring berisi makanan diatas meja makan. Tepat didepan kean yang matanya sudah berbinar binar seperti kucing anggora menggemaskan yang menunggu cemilan.
"kelihatannya enak. kukira wanita dari kalangan atas hanya bisa memerintah setiap ingin makan." ucap kean, entah bermaksud memuji atau menghina.
Syila hanya membalasnya dengan dengusan kesal.
Gerakan menyuap kean tiba tiba terhenti. Matanya kembali menatap syila curiga. "kau tak balas dendam dan meracuniku kan sayang?"
Tidak ada salahnya berjaga jaga. Walaupun dipulau ini mereka hanya berdua, tapi tak ada yang namanya saling mempercayai mengingat sifat kucing dan tikus yang mereka lakoni.
Syila memejamkan matanya sambil menarik nafas dalam, giginya sudah mengetat karena kesal. Kenapa mulut itu tak bisa diam sebentar saja sih!
"kalau begitu, suamiku tersayang. Tak usah makan saja.. Biar aku yang habiskan sendiri!" syila menusukkan pisau pada daging di piringnya dengan mata yang sama tajam.
Errr. Seperti psikopat saja.
"hahahhaa.. Tidak apa apa istriku tersayang. Racunpun akan kumakan jika itu buatan mu" kekeh kean sambil kembali menyendokkan makanannya.
Setelahnya mereka tak berucap apa apa lagi. Hanya terdengar bunyi dentingan sendok yang saling beradu dengan piring.
Syila sangat fokus pada makannya berusaha tak mempedulikan kaki kean yang sering kali menendang kakinya di bawah meja.
Lelaki ini memang benar benar. Syila tak habis fikir pria yang terkenal menyeramkan ini bisa bertingkah sangat kekanakan. Untung saja ibu syila selalu mengajarkan untuk tak bicara jika sedang makan, jika tidak, mungkin syila sudah mengumpat sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Wedding
Romance⏩R O M A N⏪ [Slow Update]✔ Asyila Febrina X Azkean Allandra "kau tak memerlukan seorang yang hangat untuk meluluhkan hatimu yang dingin syila. Terkadang dingin bertemu dingin lebih menantang. Kalian akan cocok" ©® Semua hak cipta murni dari imajinas...