Alvandra berdiri di ambang pintu tanpa memikirkan denyut di kepalanya yang semakin terasa.
Keputusannya kembali goyah karena syila. Alvandra sendiri terkejut melihat reaksi syila yang menumpahkan emosinya semalam. Sepanjang dia mengenal syila, tak pernah sekali syila menangis di hadapannya. Itu yang pertama kali.
Lamunan alvandra buyar ketika pintu terbuka menampilkan bela yang seperti hendak pergi ke suatu tempat.
"alvandra?" ucapnya terkejut. Alvandra menyunggingkan sedikit senyumnya. Bela gadis baik, rasa bersalah alvandra menjadi semakin dalam karena bela harus masuk dalam masalahnya.
"ayo masuk" ucap bela.
Alvandra mengangguk kecil. Mereka masuk dan duduk di ruang tengah.
"ayah dan ibumu tidak dirumah?" tanya alvandra basa basi.
"Mereka sedang pergi. Apa ada perlu?" jawab bela.
Alvandra menggeleng sambil tersenyum. Bela meneliti wajah alvandra yang terlihat pucat dan bibirnya juga nampak kering.
"kamu sakit al ? " tanyanya penasaran.
Alvandra berdehem.
"tidak. Aku hanya kelelahan. Aku lembur karena operasi mendadak semalam." jawab alvandra berbohong.Bukan bela namanya jika langsung percaya. Entah apa kelebihan istimewa bela, yang pasti dia bisa menebak air muka semua orang. Termasuk alvandra. Tidak mungkin hanya lelah. Alvandra lebih seperti orang yang banyak fikiran sekarang.
"kau boleh beristirahat di kamar tamu. Sepertinya kau butuh tidur. Aku akan membuatkan sup saat bangun nanti." tawarnya.
"aku hanya ingin berkunjung sebentar." balas alvandra.
'jika benar alvandra lelah karena mengoperasi, tidak mungkin dia menyempatkan kemari jika hanya untuk berkunjung sebentar'
"tak apa. Kau lelah, aku tidak tau apa yang kau fikirkan sekarang, tapi istirahatlah." bujuk bela.
Mungkin bela benar. Dia memang butuh istirahat sekarang. Badannya sudah tak kuat lagi. Fisik dan hatinya sama sama digempur perang tak kasat mata.
Alvandra mengangguk. Bela menggiring alvandra ke kamar tamu yang terlihat bersih bercat putih. Pernak pernik disina tak terlalu banyak, karena jarang ada tamu yang menginap.
"istirahatlah. Jika ada perlu panggil saja."
Alvandra hanya mengangguk menanggapinya.
Sebelum benar benar keluar bela kembali bersuara.
"al? Jika ada masalah, aku bersedia mendengar ceritamu. Kita teman baik ketika kecil, walau kita terpisah sangat lama. Tapi sekarang aku tunanganmu, kita akan menikah. Jangan memikul bebanmu sendiri." ucap bela. Bela kemudian menutup pintu perlahan.Alvandra menatap pintu tempat bela menghilang. Kata kata bela mulai melayang di kepalanya. Dengan hati yang seperti kertas kusut alvandra mengusap kepalanya yang semakin terasa berdenyut.
🍁🍁🍁
"syila"gumam alvandra pelan dalam tidurnya.
Satu kata. Hanya satu nama yang terucap sekali dari bibir alvandra. Namun mendengar nama itu mampu membuat bela terdiam.
Bela memegang sup untuk alvandra diambang pintu. Syila? Siapa? asyila sahabatnya?.
Berbagai kemungkinan menari nari dikepala bela. Sebenarnya apa yang sedang dilewati alvandra sekarang?. Sikapnya semakin hari semakin aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Wedding
Romansa⏩R O M A N⏪ [Slow Update]✔ Asyila Febrina X Azkean Allandra "kau tak memerlukan seorang yang hangat untuk meluluhkan hatimu yang dingin syila. Terkadang dingin bertemu dingin lebih menantang. Kalian akan cocok" ©® Semua hak cipta murni dari imajinas...