#36 Crazy Wedding || Tears

1.1K 112 49
                                    

Update di hari kelahiran. Selamat membaca 🤗

Mulmed ( Paramour- Sejeong)

Author POV

Syila berjalan cepat, dengan Kean yang mengejar dibelakangnya.

"Syila tunggu dulu. Kita harus bicara." ujar Kean menahan lengannya agar mau berhenti.

Syila menoleh. Menatap lelaki itu dengan mata memerah.
"ada apa? Kau berjanji akan menuruti kehendakku. Keinginanku tetap sama. Aku tetap akan pergi."

Kean nampak frustasi. Belum sepenuhnya pulih dari keterkejutan akan fakta yang baru ia ketahui. Sungguh. Ia tak menduga ini.

Di rumah sakit tadi, ia tak punya kesempatan untuk berbicara dengan Syila. Mengingat semua anggota keluarganya yang terlebih dahulu mendominasi.

Dan sekarang. Setelah mereka kembali ke mansion. Syila malah menghindar.

"bagaimana bisa kau akan pergi begitu saja setelah memberi tau fakta itu? Demi tuhan Syila. Kenapa kau menyembunyikannya? Itu anakku. Darah dagingku.."

Sekarang semua hal jadi terlihat masuk akal. Kehamilan Syila seakan menjelaskan kenapa dia sering mual atau tiba-tiba pingsan belakangan ini.

Kenapa ia bisa begitu bodoh? Seharusnya ia yang lebih dahulu menyadari. Keretakan hubungan yang terjadi diantara mereka membuatnya hanya terfokus dengan kekacauan ini.

Syila membuang pandangan. Enggan menatap ke arah lelaki itu. Ini benar-benar menyiksa. Punggung tangan Syila terangkat, mengusap air mata yang tumpah dengan kasar.

"untuk apa? Menahanmu? Aku tidak ingin kau terikat dengan pernikahan ini cuma karena rasa tanggung jawab. Memangnya aku siapa? Aku hanya orang yang tak sengaja terikat pernikahan denganmu. Bukankah kau punya wanita yang begitu kau cintai itu?."

"Syila.. Lihat aku." pinta Kean memelas.
"kumohon.." lanjutnya.

Entah sejak kapan dan apa yang memulainya. Kesalah pahaman seakan terus saja terjadi di hubungan mereka.

Syila menuruti. Menguatkan diri untuk menatap balik netra Kean.

Bersamaan dengan itu, Kean menangkup wajah Syila dengan kedua tangannya.
"kau istriku.. Dan sekarang kau juga sedang mengandung anak kita. Jangan berbicara seolah olah kau bukan siapa-siapa. Kau berarti untukku, Syila" ungkapnya pelan.

Mata mereka bertatapan. Dengan berbagai fikiran yang sama sama berkecambuk.

Hingga Syila menggeleng lemah, menggigit bibir dalam. Dengan air mata yang terus saja menetes membasahi pipi. Karena sialnya, ia menyadari. Kean masih menjadi pengaruh kuat untuknya.

Dia balik memegangi tangan Kean yang menangkupnya.
"kau bisa mencapai bahagiamu. Aku tidak mempermasalahkan. Dari awal kita memang salah, Kean. Kita sama sama memulai hubungan di saat masih terbelenggu masa lalu. Kau fikir masih ada yang bisa diharapkan dari semua ini?" setelah mengucapkan itu, tangannya turut melepas tangkupan itu perlahan. Mengambil langkah mundur, semakin memberi jarak menjauhkan tubuh keduanya.

"perceraian kita, akan secepatnya aku urus. Dan kau tak perlu mengkhawatirkan anak yang kukandung. Mereka.. Akan aku urus dengan baik. Aku berjanji akan memberikan yang terbaik untuk mereka." lanjutnya dengan suara parau.

Kean tercekat, menggeleng.
"jangan begini. Kumohon.. Tidak akan ada perceraian Syila. Aku tidak ingin berpisah darimu!" dan tanpa diduga. Bersamaan dengan ucapan itu.
Tubuhnya merosot, berlutut tepat dihadapan Syila yang membatu. Dengan air mata yang tumpah.

Syila tertegun. Ini kali pertama ia melihat sisi rapuh dari seorang Kean.

"aku mohon.. Jangan pisahkan aku dari anak-anak kita. Aku mohon padamu.." pintanya begitu frustasi.

Crazy WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang