#11 Crazy Wedding | LIKE VANNILA

2.6K 124 1
                                    

Vote duluuu

"kau mau mendengarku? Kau mungkin akan berubah fikiran setelah mendengarnya."

"apa maksudmu?" tanya syila. Syila menoleh ke arah kean disampingnya.

Kean memegang ujung besi balkon dan menenatap langit langit malam. Pantas saja malam ini terasa begitu dingin. Sepertinya akan hujan karena tak ada satupun bintang yang muncul.

"aku tau semua tentangmu, syila. Kau tak bisa berpura pura padaku. Keberadaanku akan menguntungkan untukmu.
Kau juga dapat menguntungkanku. Jadi kenapa kita tidak bersama saja? Kau bebas ingin melakukan apapun selama bersamaku." ucap kean tanpa ragu.

Sejenak syila tak bisa mencerna ucapan kean dengan baik. Apa maksudnya itu? Syila dibuat semakin keheranan.

"Untuk apa aku harus diuntungkan dan menguntungkan mu?" ucap syila ketus.

Kean tersenyum tanpa arti.
"aku memberimu kesepakatan syila. Itu salah satu keuntungan yang kumaksud. Jika kau tak mau terserah. Karena dengan atau tanpa kau inginkan, pernikahan kita tetap akan berlangsung. Aku bersumpah itu akan berlangsung" suara yang keluar dari bibir kean terdengar sangat yakin. Apa lagi disertai tatapan matanya yang mulai kembali menajam.

Uuuhh ingatkan syila untuk tak meremehkan devil ini lagi.

Syila membuang pandangannya.
"Kau ingin bermain denganku?"

Mata kean tak lepas dari memandang syila sedikitpun. Seakan jika dia mengalihkan pandangan syila akan hilang dalam sekejap.

Kean tak berniat menjawab pertanyaan syila itu. Dia hanya ingin syila mencerna ucapannya tadi.

Syila kembali menatap kean.
"aku akan menuruti jika itu hanya permainan untukmu. Tapi jangan berharap lebih, aku tak akan mudah kau dapatkan" ucap syila yakin disertai matanya yang membalas tatapan kean dengan sama dinginnya.

Entah apa yang ada di otaknya ketika memutuskan berkata seperti itu. Yang jelas dia sekarang sudah terlanjur terjebak dalam hal gila. Bukankah bagus jika dia juga melakukan hal gila?

Setelah terdiam beberapa saat kean kembali bersuara.

"baiklah. Mulai sekarang kau milikku." jawabnya serak disertai seringaian dibibirnya.

.
.
.

"kufikir kau terlalu sibuk untuk hadir disini kean" meskipun alvandra mengucapkan kalimat itu dengan nada biasa, tapi semua orang juga tau dia sedang memulai perangnya sekarang mengingat tatapan tajamnya yang sangat kentara.

Gezz. Alvandra hampir saja ingin mematahkan tangan kurang ajar kean yang terlihat santai merangkul pinggang syilanya.

"kau benar. Tunanganku yang minta ditemani kemari." kean mengulas senyum tipis. Bahkan dia belum memulai apa apa alvandra sudah terbakar. Tidak seru sama sekali.

Syila menatap datar melihat reaksi alvandra sekarang.
Apa maumu sebenarnya bodoh?
Jika saja hal itu alvandra lakukan ketika status mereka masih bersama tentu syila akan sangat senang karena alvandra terlihat cemburu. Tapi sekarang dia malah dibuat muak dengan perilaku plin plan alvandra.

Syila segera mengalihkan pandangannya kepada bela sebelum fikirannya menjalar kemana mana. Sebaiknya dia segera menyelesaikan ini dan pulang.

"aku hanya ingin mengucapkan selamat, untuk sahabatku, ahh tapi mungkin sekarang dia sudah lupa kalau dia punya sahabat ?"

Bela yang semula hanya menganggap syila angin lalu sedikit terkejut mendengar ucapan menohok syila.

Syila segera melangkah tanpa menoleh kembali. Hatinya kembali diporak porandakan. Memang sebaiknya dia cepat pulang dari pada semakin muak disini. Kean menyusul langkah syila dengan santai.

Sepeninggal mereka, atmosfir disekitar alvandra dan bela mulai terasa tak enak. Tatapan alvandra masih saja tertuju pada syila walau syila sudah menjauh.

Rasa menyesal sedikit timbul pada diri alvandra karena keputusan ini. Persetan dengan ayahnya. Syila miliknya, seharusnya dia sendiri yang menjaga syila. Tapi semua sudah terlambat. Dia bukan alvandra yang dulu, statusnya sudah berubah sekarang.

Syila berjalan ke arah pintu keluar dan diekori kean dibelakangnya. Angin malam yang dingin menyapu kedua lengan syila yang terbuka. Setelah melewati pintu keluar yang sepi kean menyalip syila hingga langkahnya berhenti tiba tiba sebelum menabrak kean.

Kedua alis kean tertaut mengernyit heran melihat syila yang matanya mulai berkaca kaca.

"are you okay ?" akhirnya sebuah kalimat keluar dari mulut kean setelah bingung harus mengatakan apa.

Syila menghela napas kesal dan mulai mengumpulkan tenaganya. Entah kenapa berada di sekitar kean membuat syila menguras banyak tenaga mengingat betapa mengesalkannya kean.

"i'm okay." ucap syila ketus dan singkat. Siapa yang akan baik baik saja jika sedang berada di posisinya sekarang? Kekasihnya menikah dengan sahabatnya sendiri dan sahabatnya menganggap dirinya musuh sekarang. Apa masih perlu bertanya tentang baik baik saja sekarang!

Dan respon kean selanjutnya membuat emosi syila naik seketika. Kean hanya mengangguk santai dan kembali membuka jalan untuk syila. Seharusnya syila senang karena dia bebas dengan cuma cuma sekarang, tapi anehnya dia malah merasa kesal karena ketidak pekaan kean. Hanya itu reaksinya! Really?

Setidaknya tanyakan sekali lagi dia baik baik saja atau tidak. Dasar lelaki.

Syila mengacak acak rambutnya kesal. Baru saja dia kesal karena kean bertanya keadaanya, tapi disaat kean dengan mudah membiarkannya pergi dia malah tambah kesal karena kean tak menanyakan keadaannya lagi. Benar, sepertinya dia sudah gila sekarang.

Kean memandang heran wanita didepannya ini. Melihat syila yang belum bergerak membuat kean melanjutkan langkahnya kembali memasuki pesta. Dia harus mengurungkan niatnya untuk membawa syila pergi sekarang, syila butuh waktu sendiri(mungkin?). Jawaban ketusnya tadi bagaikan sindiran bagi kean untuk pergi. Tapi belum beberapa langkah kean berjalan syila kembali bersuara.

"sometimes, when i say i'm okay . I want someone to look and hug me !"syila membalikkan badannya mengepalkan tangan kesal disertai dengan air matanya yang mulai berjatuhan ke pipi mulusnya.

Kean terpaku mendengar teriakkan syila. Hingga dia berbalik badan dan bibirnya tertarik membentuk senyuman. Sampai sekarang kean masih heran , bagaimana wanita bisa seajaib ini?

"not just a hug,---princess"
Kean melangkah mendekat dan memegang tengkuk syila hingga bibirnya menyatu dengan bibir ranum syila.

Cup. Mata syila membulat terkejut dengan kecupan singkat kean.

"sweet. Like vanilla." . Suara bassnya kembali menghipnotis tubuh syila seakan tak ada nada merdu lain selain itu. Kecupan yang mungkin tak sampai 3 detik namun mampu membuat syila terpaku tanpa berkedip sedikitpun.

Kean memutar badannya melangkah meninggalkan syila. Kean tak dapat menahan senyum hingga kedua lesung pipinya terlihat jelas.

Tubuh kean sudah menghilang dibalik pintu masuk. Namun syila masih saja membeku disana. Dada syila bergemuruh hingga dia bisa mendengar degupan jantungnya sendiri sekarang. Hatinya terasa meletup merasakan sensasi first kiss nya yang ternyata berhasil direbut oleh bastard seperti kean.

Oh god. Its wrong.

Tbc
Annyeong annyeong..
Setelah sekian lama akhirnya hyun kembali. Ada yang kangen? Wkwk atau bahkan udah lupa ama cerita ini? Pasti banyak :v
Udah part yg ke sekian sekian masih belum satupun readers yg komen di cerita ini. Hyun jadi bingung nih cerita lanjut apa nggak ? :" ayoo komentar dongg.. Biar hyun tau siapa aja readers yg setia disini

3.7.18

Crazy WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang