Crazy Wedding

#43 Crazy Wedding || Untold (3)

Maaf updatenya kelamaan. 😭😂 seperti yang kukatakan. Kean POV adalah part tersulit yang ku bikin. Benar-benar harus mutar otak dan menguras emosi. Dan Untold (3) ini akan menjadi yang terakhir dari Kean POV. (akhirnya....) :")

And i wanna say thankyou for this sweety BellaFerrel, yang selalu komen panjang buat ngasih semangat 😭❤🌻

Dan untuk kalian semua yang setia nunggu. Meski nggak bisa disebutin satu-satu, tapi aku selalu ingat username kalian. Makasiiii banyak 😭❤❤

Jangan lupa klik bintangnya jika suka, nggak sampai satu detik kok 😘

Happy Reading ❤

Still Flashback

Kean POV

Kesempatan kedua.

Apa yang kalian fikirkan jika mendengar itu?. Sebagian mungkin merasa bahwa itu adalah kesempatan untuk bisa memperbaiki semua kesalahan yang sudah terjadi karena ulah kita sendiri.

Tapi sebagian lainnya, hanya akan menganggap itu hal bodoh, memberi kesempatan kedua sama saja dengan memberi peluang lain untuk kembali tersakiti.

Hanya ada dua ujung yang mungkin ditemui. Kebahagiaan--atau lebih hancur dari sebelumnya.

Dan sekarang. Aku tidak peduli bagaimana ini akan berujung. Karena dengan fakta Syila masih berada di sisiku dan tidak berniat pergi kemanapun, itu sudah lebih dari cukup.

Dia berhak membenciku. Tak masalah-- selama ia tak meninggalkanku. Dititik ini aku semakin sadar, bahwa aku menginginkannya begitu besar. Tidak. Bahkan mungkin jauh lebih besar dari yang ku kira.

Tanpa kusadari, Syila sudah menjadi bagian terpenting dalam hidupku. Entah sejak kapan tepatnya, kehadirannya begitu mempengaruhiku. Membawa hingga ke titik terdalam.

Mataku berpendar, menyusuri tubuh mungilnya yang memunggungiku. Masih belum menyadari kehadiranku disini, menatap malam yang semakin pekat.

Aku membenci gelap. Mungkin karena memori menyedihkan yang selalu berputar tiap kali berada di dalamnya. Kegelapan hanya akan mengingatkanku pada masa kelam itu.

Tapi kali ini aku menyukainya. Semilir dingin maupun keheningan yang terasa malam ini, aku merasa sangat menikmati semua itu.

Mungkin karena kehadiran Syila, dia yang selalu mengagumi gelap malam dan larut di dalamnya.

Mengajarkanku bagaimana mencari kekuatan di dalam kesendirian, ketenangan di dalam keheningan---dan kesempurnaan di dalam sebuah kecatatan.

Dia merubahku. Mengajarkan cara memandangi semesta dan memaknainya.

Hanya dengan menatapnya. Duniaku seakan terhenti, menjadikan Syila satu-satunya titik pusat fokusku sekarang.

Dia ini Syila. Perempuan yang jalan fikirannya tak akan pernah bisa diterka dan dibaca. Istri-- sekaligus calon ibu dari anak-anakku yang tengah ia kandung.

Senyum bahagia tak bisa kucegah. Langsung terukir tiap kali mengingat bahwa ada kehidupan lain yang tengah dititipkan kedalam pernikahan ini.

Di tengah segala kekacauan. Mereka seakan sengaja hadir untuk mempersatukan. Mengikat kembali kedua orang tuanya.

Aku mengambil langkah maju. Segera menyampirkan selimut kecil yang kubawa pada bahunya. Merasakan tubuhnya yang sedikit tersentak saat menyadari keberadaanku, sebelum kami berdua kembali terdiam.