#42 Crazy Wedding || Untold (2)

1.1K 72 64
                                    

Masih anget, baru selesai ngetik sekarang.

Kirain bisa up jam sepuluh tadi, tapi tiba-tiba ada urusan keluarga. Jadi up jam segini. Ada yang masih bangun? 🤭

Jam berapa kalian bacanya?

Part ini masih flashback dan masih part penting karena nyeritain awal mula Floudia masuk ke hubungan Kean Syila. Dan kejadian-kejadian yang bikin nyesek dari sudut pandang Kean. Jadi... Jangan di skip ya, meski dendam 😂

Mulmed Taeyeon- set me free

Happy Reading ❤

Kean POV
-Still Flashback-

Kufikir, cukup dengan dia yang memiliki perasaan yang sama denganku. Semua akan baik-baik saja. Awal yang baru kumulai dengannya, akan sempurna.

Tapi pada nyatanya. Tak selamanya kehidupan berjalan lurus sesuai keinginan kita. Kembali pada kodratnya, manusia hanya bisa berharap. Tapi takdir yang bermain.

Kehancuran Syila.

Itu adalah hal terakhir yang ingin kulihat dalam hidupku. Saat cahaya di matanya perlahan meredup. Tidak. Tidak boleh, aku tak akan membiarkan Syila hidup dalam kegelapan sama sepertiku.

"jangan menangis, aku akan mengurus semuanya.. Pasti." hanya itu kata penenang yang bisa kuucapkan sebelum wanita itu kehilangan kesadarannya karena terlalu shok.

Berita tentang jatuhnya pesawat kedua orang tuanya. Begitu memukulnya. Tentu saja, aku bahkan masih tak mempercayai informasi mengejutkan itu.

Aku mengatupkan rahang. Menahan emosi yang menyeruak karena ketidak berdayaanku. Tak ada yang bisa kulakukan, sedangkan Syila terbaring lemah masih belum sadarkan diri. Sesekali merintih pelan saat dalam keadaan tidak sadarpun mimpi buruk masih mengekorinya.

Aku mengusap keningnya lembut, menghilangkan kernyitan samar itu. Seraya berbisik bahwa semua akan baik-baik saja dan mengecup jemarinya satu persatu.

Meski pada nyatanya. Tak akan pernah ada kata baik-baik saja setelah ini.

Dadaku bergemuruh takut. Disaat fikiran-fikiran buruk itu terus berdatangan.
Bagaimana jika setelah ini Syila tak akan bisa tersenyum lagi?. Atau yang paling kutakutkan-- Bagaimana jika Syila tak kunjung membuka matanya?.

Kehancuran Syila, juga hancur untukku. Membayangkan tak akan pernah lagi melihat netra coklat keemasan itu tersenyum.

"siapkan semuanya. Aku akan pergi ke lokasi pesawat itu ditemukan.. Dan--mulai jalankan rencana untuk membawa Floudia." aku menutup telfon sepihak setelah mengatakan itu. Kembali menatap Syila lekat.

Aku akan mengurus semuanya, sayang. Seperti kataku. Jangan menangis. Cahayaku tidak boleh berada dalam kegelapan.

Saat itu aku tau.

Meski berarti aku harus mengotori tanganku sendiri, menjadi pendosa tidak akan menjadi masalah jika itu menyangkut hal tentang Syila. Dari dulu aku memang sudah terbiasa berada dalam kegelapan. Terkutuk? Persetan dengan itu semua.
.
.
.
"Nona Floudia sepertinya sudah lama mempunyai tekanan psikis sampai beberapa kali memakai obat penenang. Obat itu membuatnya ketergantungan dan sudah membahayakan dirinya. Untuk saat ini, sebaiknya jangan tinggalkan pasien sendiri, akan lebih baik jika ada orang terdekat pasien yang dapat memberi dukungan mental agar bisa melewati masa-masa ini."

"Nyonya Syila akhir-akhir ini terlihat semakin membaik, tak lagi mengurung diri di kamar dan sudah mulai makan kembali dengan teratur."

"Tuan, sepertinya kita masih harus menunggu keadaan mental Nona Floudia pulih dan sepenuhnya siap untuk bersaksi. Kesaksiannya tak akan di terima jika psikisnya masih belum stabil, apalagi masih ada jejak pemakaian obat-obatan itu."

Crazy WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang