Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wanita yang semula memegangi tangan kean langsung berdiri dan menunduk hormat.
"selamat siang Mrs. Allandra" sapanya.
Uhh. Sekarang syila mulai muak menerima perlakuan seperti ini.
"kalian sedang apa?" tanya syila tanpa memedulikan sapaan wanita itu. Jika sebelumnya syila akan enteng enteng saja tersenyum tapi sekarang bibirnya sudah tak bisa diperintahkan senyum setengah sentipun.
Tak salahkan? Siapa juga yang akan berbaik sangka jika melihat mereka berpegangan tangan berdua di ruangan tertutup begini.
Mata syila tak bisa dikendalikan melibat wanita itu dari ujung kepala sampai ujung kaki tanpa ada celah yang terlewat sedikitpun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Syila mendengus. Apa apaan itu? Syila saja hanya mengenakkan baju biasa sekarang. Itu bukanlah baju yang pantas dikenakkan didepan suami orang!
"aku bertanya, kalian sedang apa?"
Wanita itu menoleh ke arah kean sebentar. "Saya hanya menolong mengobati luka bapak kean" jawabnya.
Huh?
Tanpa diduga bibir syila malah tersenyum. Ya, senyum yang bahkan tak sampai pada matanya. "bapak kean ini terluka,ya?" ujarnya.
Kean yang semula tak acuh berdiri menghampiri syila. "Kenapa lama sekali? mana demian?" tanya kean sambil menoleh ke belakang, mencari tanda tanda kehadiran penjahat kelamin itu.
"kau terluka ya pak kean?" ulang syila dengan nada----entahlah.
Kean tersenyum sekilas "sedikit."
Hell. Rasanya ingin sekali dia melempar bekal yang susah susah dibuatnya pada wajah tak berdosa suaminya. Senyummu itu menyebalkan kean! Apalagi ada dimple manis yang menghiasinya!.
Kean kemudian meminta sekretarisnya itu keluar. Setelah hanya berdua disana, mereka duduk bersebelahan di sofa panjang.
