10

3.1K 188 1
                                    

"Gue kezellll" gerutu Aya yang sedang di duduk disebuah kayu yang tumbang.

"Kesel kenapa sih?" tanya Keyla heran kepada gadis disampingnya itu. "Iya, kan kita satu kelompok" sambung Rena. Beberapa hari ini Rena sedikit kalem, gak tau kenapa tiba tiba kayak gitu.

"Gimana gak kesel coba, kalo partner kita itu Andra cs" dengus Aya sebal. "Lo pikir lo doang apa? Gue juga kali. Apa lagi sama si Irfanjing itu" sahut Aura tak kalah sebal.

"Udah takdir kita satu kelompok sama mereka. Terima aja udah" ucap Rena yang terlihat pasrah. Bagaimanapun juga dia tidak ingin satu kelompok dengan Andra.

"Tapi kenapa harus merekaaa" rengek Aya tak terima. "Terima aja udah. Yuk kesana, udah dipanggil noh ama ketua" ajak Keyla kepada teman-temannya.

Mereka pun menghampiri Andra. Sedangkan, teman-teman Andra sudah mendahului yang lain.

*****

Rena dkk yang awalnya kesal, kini sudah bisa berbaur dengan candaan yang dilontarkan teman-teman Andra. Hanya Rena dan Andra yang diam menikmati perjalanan.

Rena lebih memilih untuk melihat lihat sekitar hutan yang sejuk dari pada melontarkan candaan garing. Sedangkan Andra tidak berbaur karena letak ia paling belakang,dibelakang Rena. Tentu alasannya untuk menjaga kelompoknya, sebagai ketua kelompok dia harus tanggung jawab.

Saking asiknya menikmati udara di Hutan, Rena yang tak sadar menyandung batu pun terjatuh.

AWWWW

"Eh, Nay lo gapapa?" tanya Andra terlihat khawatir.

"Gapapa" jawab Rena SJP

"Gimana gapapa coba. Ini berdarah juga"

"Nah itu tau, ngapain nanya, bego" ucap Rena sembari menyentil dahi Andra membuat Andra merintis melihat kekejaman Rena.

"Bisa berdiri nggak?" tanya Andra, membuat Rena mencoba bangkit namun gagal karena kakinya terkilir. "Udah sini gue gendong" ucap Andra sambil jongkok didepan Rena.

Rena hanya menatap Punggung Andra "udah cepetan naik!"dengan ragu Rena naik ke punggung Andra. Entah kenapa itu membuat Rena merasa Dejavu.

Andra yang sadar akan perubahan raut Rena pun paham bahwa Rena merasa kembali pada masa lalunya. "Jangan anggap gue ini bajingan itu" Rena yang mendengar ucapan tegas Andra pun menunduk karena malu bertatap muka dengan Andra.

"gausah malu, Nay. Lo belom ngapa-ngapain sama diapa-apain tu anak. Untung aja gue dateng tepat waktu" Andra mendecak melihat Rena yang masih enggan menampakkan wajahnya. Andra pun berhenti sejenak.

"Nay, dengerin gue. Lo gak perlu ngerasa bersalah karena lo itu gak sal-" ucapa Andra terpotong ketika mendengar isakan tangis Rena.

"Gue salah, Nan"

Shitt, panggilan itu sudah lama tak didengar Andra dari mulut Rena. Mendengar itu membuat jantung Andra berdetak dua kali lebih cepat. Ia pun melanjutkan langkahnya untuk mengontrol detak jantungnya.

"Gue salah, nggak seharusnya gue ikut dia malem malem"

"Gue udah buta karena cinta"

"Gue udah kotor, lo boleh benci gue, Nan"

Andra benci mendengar tangisan Rena,
Andra benci Rena mengatakan hal itu,
Andra benci kepada sosok yang membuat Rena seperti ini.

"Nay, stopp!!!" hening sejenak "lo gak pantes ngomong kayak gitu, nggak usah ngomongin hal yang gak terjadi. Gue mohon" ucap Andra sedikit menenangkan pikiran Rena.

"lo juga gak buta karena cinta. Karena sesungguhnya yang lo tau saat itu cuma 'terus ikuti kata hati' gak selamanya hati bener. Kita juga perlu berpikir pake logika supaya nggak bodoh ngikutin kata hati terus, paham?" Rena yang tak sanggup berkata-kata hanya mengangguk

Tak terasa mereka hampir sampai di perkemahan. Namun, sebelum itu Andra mrndudukan Rena disebuah batu besar.

"So-sorry, Nan. Du-dulu gue sempet benci sama lo. Gue ngelakuin itu cu-cuma takut kalo lo bakal jadiin itu ca-candaan dan mem-memperma-malukan gue" ucap Rena terputus putus karena masih terisak.

"Gapapa, Nay. Gue maklumin dan gue maafin. Lagian gue gak bakal jadiin itu candaan kalo emang itu gak pantes buat dijadiin candaan." ujar Andra lembut dengan senyuman terukir di bibirnya.

"Udah, gak usah nangis lagi. Lo tambah jelek kalo nangis" ucap Andra gemas namun dibalas pukulan pelan oleh Rena.

"Gue punya satu permintaan"

"Apa?"

"Boleh gak, kalo gue manggil lo kayak dulu, Nandra?" tanya Rena dibalas kekehan Andra

"Emang dari tadi lo manggil gue apa sih? Hah?" goda Andra membuat semburat merah muncul di pipi tembam Rena

"Ya pasti boleh, dong. Apa sih yang gak buat sahabat terngeselin gue" dengan gemas Andra mengacak rambut Rena lalu memeluknya

"Thanks, udah mau maafin gue, masih setia sama panggilan lo ke gue, dan Thanks masih nganggep gue sahabat" ucap Rena sambil tersenyum, namun tak lama kemudian ia memejamkan matanya tertidur karena terlalu lelah menangis.

"Ni Anak, masih aja nyusahin" cibir Andra gemaa lalu menggendong Rena untuk dibawa ke tenda agar Rena bisa beristirahat.

Andra sangat menjamin bahwa hari ini adalah hari terbahagianya, yang tidak bisa ia lupakan

*****

Tbc :) 

Vote & coment ya para sider :v

Gak susah kok, tinggal teken bintang di pojok. Simple :)

Thanks buat yang udah suka sama tetep baca cerita gaje gue. Kalo ada yang nggak suka, mendingan gausah baca daripada muntaber :v 

Gadeng canda :vv

Reandra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang