45

2.2K 109 7
                                    

Mumpung baik gue kasih double up sebagai tanda minta maaf juga :))

Sejujurnya aing pengen up kemaren, tepat aing ulang tahun😂

Tapi nyatanya takdir gak mendukung gaes. Hari sabtu pagi, paketan aing tiba-tiba gak bisa jalan padahal masih 4GB. Wkwk udah takdir itu mah😂😂

Maap aku jadinya curhat :v

So, happy reading guys!

***

Kini aku percaya pepatah 'jangan menilai orang dari tampilan.' Karena tampilan bisa menipu mata kita hingga kita buta dengan apa yang terjadi.

-Authorgaje2k18-

***

Tokk! Tokk! Tokk!

Suara ketukan pintu membuat Andra bangun dari tidurnya. Tak lupa dengan tongkat sebagai penyangga.

"Apa sih, pagi--" ucap Andra terhenti ketika sadar siapa yang ada didepannya.

"Zio udh bangun belum?" Tanya Rena mengabaikan ucapan Andra.

"Gak tau, dia masih tidur atau pingsan." Jawab Andra menggeser tubuhnya supaya Rena bisa masuk.

Andra yang merasa tak perlu disana pun pergi ke kamar mandi untuk apalagi kalo bukan mandi.

Andra dkk dan juga Rena dkk sudah sepakat hari ini tak masuk sekolah alias bolos. Dikarenakan kegiatan disekolah membosankan.

"Yo, bangun" ucap Rena menahan air matanya menatap adik kembarnya yang masih terbaring lemah.

"Zio!!" Panggilnya lagi menggoyangkan tubuh Zio.

"Erghh... Ren..." panggil Zio lirih.

"Eh, udah bangun? Lo gapapa kan?" Tanya Rena beruntun.

"Keliatannya gimana? Gue gapapa, cuma...." ucap Zio lirih terhenti.

"Cu...cuma hati gue yang sakit" lanjutnya pelan hampir seperti bisikan.

"Udah gapapa, jangan terlalu dipikirin. Lo tuh masih baru bangun, istirahat lagi aja" ucap Rena yang mengerti betapa sakitnya hati Zio karena mereka memiliki ikatan batin.

Rena memeluk Zio memberikan kekuatan. *power rangers kali😂

"Ren.." panggil Zio pelan.

"Apa?"

"Gue pengen pulang!" Rengek Zio seperti anak kecil.

"Tunggu lo bener-bener pulih. Lo baru bangun. Gue mau ngurusin mereka" ucap Rena diangguki Zio karena tau siapa 'mereka' yang Rena katakan

Ia hanya pasrah melihat Rena seperti itu. Kalo benar-benar marah, Rena sungguh terlihat seperti moster.

Tak lama setelah Rena pergi, pintu terbuka menampilkan sosok gadis yang masih SMP, Reina.

"Bang, nih dimakan dulu" ucap Reina memberikan nampan berisikan makanan.

Zio berusaha merubah posisinya dibantu dengan Reina.

"Kalian dirumah jangan macem-macem, gue pergi bentar." Pamit Andra yang entah kapan sudah disamping Reina.

"Bang, kaki lo kan masih..."

"Udah, gak usah khawatir. Gue dijemput Irfan." Ucap Andra seakan tau apa yang ingin diucapkan Reina.

"Kok perginya gak bareng Rena aja?" Tanya zio bingung. Ia tau tujuan Rena pergi sama seperti tujuan Andra pergi.

Reandra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang