"Hai... Zio!"
"Oliv? Lo gapapa?" Tanya Zio khawatir menghampiri Oliv.
"Gue? Gue gapapa" jawab Oliv santai sambik tersenyum jahat.
"Kok tadi lo nangis?" Tanya Zio yang masih belum menyadari Oliv
"Zio... Zio... jadi cowok kok bego banget" celetuk Kanya membuat Zio menoleh kearahnya.
Kanya berjalan menghampiri Oliv dan Zio, ia pun segera merangkul Oliv.
"Ma...maksudnya apa?" Zio masih belum paham situasinya.
***
"Mana adik sialan lo?!" Gertak Rena penuh penekanan menatap seorang pemuda dihadapannya.
"Kanya? Gue gak tau" jawabnya cepat.
"Jawab gk?!" Bentak Rena membuat nyali Daren menciut.
Walaupun sejujurnya bentakan Rena tak ada apa-apa baginya, namun kata-kata Rena yang diucapkan beberapa hari lalu membuatnya berfikir dua kali untuk membalas emosi Rena.
"Gue bener-bener gak tau Ren" jawab Daren.
Daren menjawab dengan jujur. Ia benar-benar tak tau dimana wujud kedua adiknya. Ya, Oliv sejujurnya bukan lah adik tirinya, namun memang adik kandungnya.
Karena Oliv sangat dekat dengan tantenya, membuat Oliv ingin tinggal bersama adik dari ibunya itu yang tinggal tepat di depan rumah Zio yang lama.
Entah apa yang membuat Oliv dendam dengan Zio. Yang pasti, Zio tak menyadarinya.
"Jawab yang bener?!" Gertaknya sekali lagi sambil mencengkram kerah baju milik Daren.
"Gue bener-bener gak tau" jawab Daren lirih. Rena menatap matanya mencoba mencari kebohongan, namun hasilnya nihil. Membuatnya melonggarkan cengkramannya.
"Gue minta maaf, atas nama kedua adik gue" ucap Daren penuh penyesalan. Rena mendengar kalimat tersebut sedikit bingung.
"Yang di ceritakan Oliv dikarang Kanya semua" lanjutnya menyadari kebingungan Rena.
Ia pun menjelaskan semua. Rencana yang sudah direncanakan kedua adiknya itu.
"Gue bener-bener minta maaf. Gue sayang sama mereka berdua. Gue udah nyegah mereka, tapi sikap mereka sama kayak bokap gue yang mirip psycho,bahkan yang bikin nyokap gue meninggal bokap gue sendiri." Ucap Daren tanpa sadar mengeluarkan air matanya.
"Gue berusaha buat jagain adik-adik gue supaya gak kayak bokap. Tapi sayang, mereka memang udah mirip sama bokap." Lanjutnya dengan air mata yang masig membasahi pipinya.
Jujur, Rena ragu untuk percaya. Namun, tatapan sendu milik Daren sangat terlihat.
"Dan masalah gue waktu nyakitin lo saat itu, itu karena gue sayang adik gue. Walaupun sejujurnya gue gak tega. Tapi demi adik gue, gue rela. Bahkan kalo lo marah, nampar, atau mukul lampiasin aja ke gue. Jangan ke adik gue! Gue gk sanggup" Daren masih melanjutkan kata-katanya.
"As... asal.. kan.. lo gak benci gue" tambahnya dengan lirihan yang hampir sepertu bisikan. Untung saja, telinga Rena peka membuat hatinya rubuh seketika.
![](https://img.wattpad.com/cover/138669052-288-k626073.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reandra [END]
Teen FictionBerawal dari persahabatan yang memiliki masalah yg belum terselesaikan membuat mereka berpisah, dan sampai saatnya mereka bersatu kembali dengan perasaan yang dinamakan Cinta. Banyak kesalahpahaman yang menghampiri hubungan keduanya, apakah mereka b...