29

2.4K 135 6
                                    

Bagiku, sahabat terbaik adalah yang selalu ada di sisiku saat suka maupun duka. Seperti kalian :)

***

Rena mengerjapkan mata berkali-kali untuk menyesuaikan cahaya disekitarnya.

'Rumah sakit?'

Batin Rena terus bertanya-tanya mengapa ia bisa ada di rumah sakit.

Dia melihat kearah sofa, betapa terkejutnya ia melihat seseorang yang sedang terlelap disana.

'Pasti dia gk nyaman'

Rena hanya bisa menatap, ia tak bisa berbuat apa-apa. Mulutnya terasa kehabisan suara.

Hingga akhirnya ia merasa haus, dia mencoba mengangkat lengannya -walaupun sulit- menuju nakas untuk mengambil segelas air yang tersedia.

Dengan susah payah ia mengambil, namun saat ia ia sudah menyentuh permukaan gelas, tanpa sengaja gelas utu terjatuh

Prankk

Seorang pria yang sedang terlelap itu terbangun karena terkejut.

"Ada apa, Nay?" Hanya ada satu orang yang memanggil Rena dengan nama itu. Siapa lagi kalo bukan, Andra.

Rena menyuruh Andra untuk berhenti dengan bahasa tubuh, mulut berkata berhenti namun suaranya seperti hilang.

Andra pun berhenti sebelum pecahan kaca terkena di kakinya.
Andra terbiasa tidak menggunakan alas kaki bila dilantai dingin, jadi ia bisa merasa basah ditelapak kakinya

"Astagfirullahal'adzim" pekik Andra tertahan menyadari lantainya banjir :v

"Kok bisa banjir sih? Perasaan gak ada ujan deh" gumam Andra heran bagaikan orang o'on.

Andra mengangkat kepalanya dan melihat wajah Rena yang menatapnya tajam.

Perasaan gue gk salah apa-apa, matanya ngapain pengen keluar? Dalam hati Andra bergidik takut.

"Kenapa sih, tuh mata minta di colok?" Tanya Andra sambil berjalan memakai alas kaki menuju kasur yang ditiduri Rena *gak tau namanya😂 yang tau boleh komen.

Rena pun mendesah berat, dengan berat hati ia menceritakan hal yang terjadi barusan menggunakan bahasa tubuh, mengingat suaranya yang belum pulih.

'Berasa bisu, Ya Allah'

Andra yang memang otaknya agak senglek, hanya mengangguk walaupun setengah paham dengan bahasa isyarat Rena.

"Btw kok lo nggak ngomong sih? Pake bahasa isyarat mulu"

'Gue lagi sakit gini, masih aja bikin gue darah tinggi' Rena memutar bola mata malas.

Rena dengan ogah-ogahan menunjuk lehernya dan mengibaskan tangannya, manandakan ia tak memiliki suara

Andra sedikit paham. Ingat, Sedikit!

"Terus sekarang lo mau apa?" Tanya Andra lembut, selembut sutra *abaikan.

Rena memperagakan orang yang sedang minum dan diangguki Andra.

"Tapi sebelum itu, gue minta OB buat bersihin dulu."

Rena protes dengan menggunakan tatapan memelas. Mau tidak mau, Andra harus mengambilkan Rena minum terlebih dahulu kemudian memanggil petugas kebersihan.

"Oh iya, kata dokter lo gak papa. Cuma mungkin sedikit trauma dan kehabisan suara sementara karena sepanjang malam lo nangis terus. Yang terakhir gue yakin seyakin yakinnya, lo nangis minta gue buat nolong lo" jelas Andra diakhiri ucapan pede.

Reandra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang