47 - END

4.1K 114 6
                                    

Kamu tahu hal terindah dihidupku setelah terlahir didunia?

Gak kan? Kalo gitu biar aku jawab.

Hal terindah dihidupku adalah aku lahir dari rahim ibuku dan bertemu dengan mu.

Takdir mempertemukan kita, sehingga kita dapat bersama-sama. Meskipun banyak hal kita terlewati.

Hubungan kita selama ini pun lebih banyak bertengkar daripada bermesraan. Karena selain itu juga, bermesraan adalah hal dilarang agama.

Oke, yg tadi mohon di abaikan.

Aku sungguh bahagia memilikimu, meskipun belum seutuhnya. Tapi, aku yakin beberapa tahun lagi aku akan memilikimu seutuhnya. Sebagai rumah tempat aku pulang dan memiliki tujuan yang sama. Menciptakan masa depan yang indah.

Tertanda,
Cogan kembaran Park Jihoon yang imut nan mengggemaskan

Renandra Aditya

"Hahahaha..." Rena terbahak-bahak usai membaca tulisan Andra.

Rena dan Andra sepakat untuk bertukar semacam surat. Entah faedahnya apa.

"Kenapa sih, Nay? Ada yang lucu?" Heran Andra.

"Nand, sejak kapan kamu bisa nulis puisi kayak gini?" Tanya Rena diselingi tawaan yang sedikit reda.

"Gak tau. Aku waktu nulis tiba-tiba kepikiran aja gitu. Emang kenapa? Jelek ya?"

"Bagus kok. Awalnya bagus banget. Tapi waktu bagian tertanda nya kenapa pake embel-embel kembaran sih? Ganggu suasana deh." Ucap Rena

"Hehe maafin. Biar aku mirip sama bias kamu" Kata Andra

"Tetep ggak mirip. Muka masih kayak toples rengginang gini." Desis Rena.

"Ih kamu mah jahat. Orang ganteng gini disamain sama toples rengginang." Kesal andra mencebikkan bibirnya.

"Iya-iya, kamu itu udh ganteng dari lahir. Aku iyain aja, deh biar kamu nya seneng." Jawab Rena meraup wajah Andra.

"Ih kamu mah, gak ikhlas banget. Btw, aku baca punyamu ya." Ucap Andra dengan gerakan tangan akan membuka kertas yg terdapat sederet kalimat tulisan Rena.

"Ih jangan, aku malu tau." Rena merajuk sembari mencoba mengambil kertas yang ada di tangan Andra.

"Gak boleh gitu, dong. Gak adil" sewot Andra. "Jangan sok sokan malu-malu kambing deh" lanjutnya.

Rena mencebikkan bibir sebal. "Bibir nya kayak gitu pengen di cium ya?" Goda Andra.

Rena memukul punggung Andra. "Sejak kapan kamu mesum gini? Huh?!"

"Cowok kalo gk gitu berarti gak normal." Jawab Andra santai.

"Tapi gak gitu juga dong" kesal Rena. "Iya-iya maaf. Ini aku baca tulisanmu dulu ya." Ijin Andra.

"Tpi jangan dibaca keras keras. Aku hapal tabiat manusia kayak kamu." Ucap Rena seolah mengerti apa yg akan terjadi.

"Iya iya" dengus Andra karena rencananya menggoda Rena dengan membacakan keras keras gagal terlaksana.

Kamu seperti mentari yang bersinar di pagi hari. Kamu selalu menyinari kehidupanku.

Kamu bagaikan malaikat, yang selalu ada disisiku. Disaat aku egois, kamu selalu mengalah. Disaat aku marah, kamu pasrah dan siap untuk menjadi pelampiasanku. Disaat aku sedih, kamu selalu menghibur.

Reandra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang