40

2.2K 102 26
                                    

Maafkan aku yang lebih memilih ego dari pada perasaan.

-Renandra Alexandra-

***

Sorry, Nand. Gue masih kecewa sama lo.

Tanpa Andra sadari, dari tadi Rena mengintip dari celah tirai yang menutup pintu kaca balkonnya.

Ia juga menyaksikan saat kakaknya menyuruh Andra untuk pulang. Dan juga, Zio yang pasrah mengusir Andra.

Setelah Arka keluar kamar Rena, Rena bangkit menuju arah balkon. Sengaja ia pura-pura tertidur dan tidak menghidupkan kembali lampu kamar, agar saudaranya tak curiga.

Di lain sisi, Andra sudah dipaksa kakaknya untuk pulang. Arka tadi memang sempat menghubungi Sean yang untungnya sudah berada dirumah.

Dengan di geret seperti koper, Andra berhasil dibawa keluar dari perkarangan rumah Rena.

Rena yang melihat itu hanya bisa menangis dalam diam. Dia sudah terlanjur kecewa.

***

Rena menuruni tangga dengan wajah tak secerah biasanya, hanya muram dengan mata yang sembab.

Orang tuanya yang melihat itu bingung dengan anak gadisnya satu-satunya itu.

"Mah, Pah, Bang, Yo, Rena berangkat duluan!" Pamit Rena mencium punggung tangan kedua orang tuanya, setelah itu mencium pipi Arka, dan yang terakhir mengacak rambut Zio dengan senyum yang dipaksakan.

"Gak sarapan dulu?" Tanya Rania bingung sekaligus khawatir.

"Gak, Mah. Rena ada tugas yang belum selesai, makanya pengen berangkat pagi abis itu nyontek punya temen" jawab Rena dengan cengiran seceria mungkin.

"Tapi muka kamu pucet, Ren" ucap Dika khawatir, "gak usah berangkat dulu, ya?" Lanjutnya.

"Gak, pah. Rena gak papa, Rena mau berangkat. Ini juga ada remidi, nggak mau susulan entar gak bisa nyontek temen."

"Ck! Nyontek mulu otak lo" cibir Zio. Sedangkan Arka terdiam, menatap sekitar mata Rena yang sembab. Ia tau, itu adalah akibat dirinya yang menangis semalam.

"Udah ah, Rena berangkat dulu. Assalamualaikum semuaaa" teriak Rena saat sampai di ambang pintu.

"Bang, lo kenapa?" Tanya Zio pelansetelah tubuh Rena menghilang.

"Hah? G-gue ga... gapapa" ucap Arka gelagapan.

"Santai aja napa, tegang amat" canda Zio menatap wajah tegang kakaknya.

"Yaudah kalo gitu Zio pamit, assalamualaikum" pamit Zio mencium punggung tangan kedua orang tuanya dan segera meninggalkan rumah.

Di perjalanan, ia memikirkan keanehan dari kedua kakaknya. Mungkin lebih ke Rena dibanding ke Arka.

Mata Rena terlihat bengkak, dan wajahnya sedikit seperti kurang tidur. Dia hanya bisa berdoa supaya kakaknya tidak kenapa-napa.

***

Rena datang terlalu pagi membuatnya ingin kembali kedalam alam mimpi. Berharap semua yang terjadi semalam hanyalah mimpi.

"Ren.. Ren.." panggil Keyla membangunkan Rena dengan cara menggoyangkan tubuh Rena.

Reandra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang