15

2.7K 140 1
                                    

"Eh guys! Gue ke toilet bentar ya" pamit Rena yang diangguki teman-temannya, kini mereka sudah sampai di mall tempat mereka nonton. Sambil menunggu filmnya diputar, mereka mengisi perut mereka di mekdi.

"Mau ditemenin nggak?" Jahil Andra

"Nanti pulang lo tinggal nama doang" ancam Rena sambil melenggang pergi menuju toilet, andra yang dibalas seperti itu hanya tersenyum. Dia sangat suka melihat sahabtnya itu marah-marah.

Rena berjalan keluar dari toilet, namun dia berpapasan dengan seorang gadis membuat mereka jatuh didepan toilet wanita.

"Eh sorry, gue nggak sengaja" 

"Eh iya, kak. Nggak papa, tadi aku juga nggak liat-liat kok" gadis itu tau bahwa Rena lebih tua darinya karena badge kelas yang tertempel pada lengan seragamnya.

"Yaudah gue duluan ya" pamit Rena

"Iya, kak"

"Bila, kamu mau kema--Rena?!" Dengan buru-buru Rena mencoba menghindari cowok yang barusan memanggil gadis yang ia tabrak. Sedangkan gadis itu langsung masuk karena sudah tidak tahan buang air kecil :v

"Rena tunggu!" Cowok itu masih mengejar Rena. Namun, namanya juga laki-laki langkahnya lebih besar dari perempuan membuat Rena berhasil di hadang pria tersebut.

"Minggir nggak lo!" Perintah Rena sambil menekankan semua kata pada kalimatnya.

"Ren, plis maafin aku. Aku khilaf waktu itu" 

"Khilaf lo bilang? Gue udah percaya sama lo, dulu. Tapi, semenjak lo ngajak gue ke tempat menjijikkan itu gue nggak pernah percaya lagi sama" 

"Rena, kamu kok gitu ngomongnya. Kita masih pacarankan?" 

"Pacaran? Mimpi lo ketinggian sampai-sampai lo gak tau bahwa mimpi lo udah lo jatuhin gitu aja. Dan semenjak hari itu gue udah putus sama lo. Ngerti?" Ucap Rena sambil menekankan kata terakhir dan setelah itu pergi dari hadapan pria tersebut. 

Tapi pria tersebut tetep kekeuh untuk mengejar Rena, Namun berkat kemampuan berlari Rena, Rena berhasil menghindar dari pria tersebut. Menuju teman-temannya.

"Ren! Lo kenapa?" Tanya sahabt Rena melihat kedatangan Rena dengan mata sembab. Dengan buru-buru dia membereskan perlengkapannya.

"Ren, lo mau kemana?" 

"Nand, anter gue pulang. Sekarang!" Ucap Rena terburu-buru.

"Aduh, Nay. Gue lagi makan enak-enak malah lo suruh pulang. Emang ada apansih?" Tanya Andra santai.

"Nand, pliss" tatapan sendu Rena, membuat Andra cepat-cepat meraih tas dan jaketnya.

"Yaudah, ayok! Eh itu ntar tiket gue sama Naya lo kasi ke orang yang mau nonton atau lo jual. Terserah!" Rena dan Andra berjalan keluar mall, namun sebuah pemandangan membuat Andra menggeram kesal. Kini ia tau siapa yang membuat Rena seperti ini.

***

Kini mereka berdua berada di taman, karena Rena tidak ingin orang tuanya melihat dia dengan keadaan seperti ini, selain itu ia pun ingin merileks kan pikirannya.

"Udah, kalo lo mau nangis nangis aja. Noh Bahu gue lagi nganggur" ucap Andra sedikit bercanda agar Rena bisa sedikit tersenyum. Namun respon Rena tidak seperti dugaannya. Ia menduga bahwa Rena akan marah marah, tapi ternyata Rena malah langsung memeluknya.

Andra kaget, sedih dan senang. Dia kaget karena Respon Rena yang tidak teduga, dia sedih kqrena harus melihat sahabatnya ini menangis karena lelaki brengsek tak tau diri, dan dia senang karena jarang seorang Rena memeluk Andra seperti ini.

"Udah, tu anak nggak usah lo pikirin." Ucap Andra sambil mengelus rambut Rena agar berharap Rena cepat tenang.

Rena menangis bukan karena ia masih cinta alias belum move on dari lelaki itu, Rena menangis bukan karena melihat lelaki itu bersama wanita lain, dia menangis karena kecewa dan takut jika hal yang dulu terjadi lagi. Ia tidak ingin itu terjadi.

"Lo masih suka sama tuh anak?" 

Dijawab gelengan keras oleh Rena

"Terus ngapain lo nangis?"

Rena hanya diam, namun masih terisak. Jika ia mencoba menjawab pertanyaan itu, itu sama saja membuat dia semakin cengeng. Bahkan dia akan menangis lebih kencang. Andra paham itu.

"Uluh uluh, sahabatnya Nandra jadi jelek kan" canda Andra sambil mengusap air mata Rena setelah Rena melepaskan pelukkannya.

"Lo lebih jelek kali" 

"Udah deh, lo tuh baru aja selesei nangis. Ntar lo gue ledek lagi, eh nangis deh" 

"Lo yang mulai duluan"

"Udah-udah berhubung lo udah nggak nangis lagi, gue mau nraktir lo eskrim. Mau nggak?" Rena mengangguk dengan semangat. Saat-saat seperti ini, Rena dan Andra semakin terlihat seperti sepasang kekasih, bukan sepasang sahabat.

Andra tau sifat Rena sebenarnya itu manja, dia hanya manja kepada orang yang memang benar-benar dekat dengannya seperti keluarganya. Namun terkadang Rena juga manja kepada keluarga Andra terutama Sean, karena mereka sangat menganggap Rena keluarganya dan berharap menjadi keluarganya. Amin :))

Maklum dari orok aja udah deket banget :v

"Lo mau rasa apa?" Tanya Andra ketika sudah sampai dikedai eskrim

"Kayak biasa, lo inget kan?" 

"Inget dong" itulah sifat Andra yang sangat disukai Rena, dia tidak mudah melupakan kesukaan semua orang terdekatnya.

Kemudian Andra datang dengan membawakan dua mangkuk cup eskrim. Yang satu rasa coklat yang satu rasa vanilla dengan toping wafer diatasnya, kesukaan Rena. Mereka makan dengan santai, dipenuhi tawa, ledekkan, dan gurauan yang pastinya gurauan garing itu dari Andra.

"Woii! Kalian, pacaran aja!"

***

Haii, mumpung lagi banyak ide jadi up deh. Thanks ya yang udah baca cerita gue dari awal sampe sini.

Semangat juga bagi kalian yang UAS ataupun UKK. Fighting! 💪

Vomment jangan lupa gengs!

Reandra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang